IHSG Diprediksi Tetap Bertahan di Kisaran 5.000 di Akhir Tahun

Analis menilai, pelaku pasar akan kembali mempertimbangkan fundamental perusahaan dan ekonomi Indonesia setelah pemilihan presiden.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Jul 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2014, 15:00 WIB
Ilustrasi IHSG
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang perkasa pasca pemilihan umum presiden (Pilpres) pada Rabu (9/7/2014) didorong reaksi pasar berlebihan terhadap hasil perhitungan cepat Pilpres.

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Budi Fresindy menuturkan, pelaku pasar saham sebelum Pilpres telah mengantisipasi kemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Dengan hasil perhitungan cepat yang sesuai harapan pelaku pasar maka IHSG dapat menyentuh level 5.100.

"Kemudian ada hasil sesuai ekspetasi kembali hijau," kata Budi dalam diskusi IHSG Pasca Quick Count 2014, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Budi menilai, setelah euforia politik ini, laju  IHSG akan kembali lagi pada fundamentalnya. IHSG akan berpotensi menguat terbatas setelah pemilihan Presiden.

Budi menambahkan, IHSG diperkirakan akan mencapai 5.100 pada akhir 2014. Hal itu karena pertumbuhan IHSG akan terpengaruh pertumbuhan ekonomi. Dengan syarat pembukuan pendapatan korporasi tidak terpengaruh pada pelemahan rupiah.

"IHSG 5.100 sampai akhir tahun dengan prediksi korporasi tidak terpangaruh dolar Amerika Serikat, karena utang perusahaan, bahan mentah (menggunakan dolar)," kata Budi.

Sementara itu, Kepala Riset PT Samuel Sekuritas, Joseph Pangaribuan memperkirakan, IHSG akan mencapai 5.500 pada akhri 2014. Hal itu dengan price earning ratio (PER) 17 kali.

Pada sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG naik 102,49 poin atau 2,04 persen ke level 5.127,21. IHSG naik ditopang dari 163 saham yang menguat. Sementara itu, 131 saham melemah dan 69 saham diam di tempat.

Transaksi harian perdagangan saham cukup aktif hari ini. Baru sesi pertama saja, total frekuensi perdagangan saham mencapai 228.947 kali. Total volume perdagangan saham mencapai 5,33 miliar saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 9,4 triliun. Investor asing bahkan melakukan aksi beli mencapai Rp 3 triliun. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya