Kerjakan Proyek Kemenhub, Adhi Karya Raih Kontrak Rp 345 Miliar

PT Adhi Karya Tbk akan mengerjakan proyek pembangunan gedung dengan waktu selama 886 hari kalender.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jul 2015, 13:15 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 13:15 WIB
Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT [Adhi Karya](2280094/ "") Tbk (ADHI) mendapatkan proyek baru pembangunan fasilitas perkeretapian untuk Manggarai hingga Jatinegara yaitu pekerjaan bangunan gedung.

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang Permata menyampaikan hal itu dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/7/2015).

Proyek ini dimiliki oleh Kementerian Perhubungan, Dirjen Perkeretaapian yang dikerjakan perusahaan joint venture PT Adhi Karya Tbk dan Giwin. Masing-masing kepemilikan di kontrak tersebut 70 persen dan 30 persen. Nilai kontrak pembangunan proyek itu sekitar Rp 493,69 miliar. Komposisi kontrak itu PT Adhi Karya Tbk mendapatkan Rp 345,58 miliar dan Giwin mendapatkan Rp 148,10 miliar. Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan yaitu konstruksi bangunan gedung.

"Pelaksanaan pengerjaan proyek itu sekitar 886 hari kalender," ujar Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang Permata.

Kontrak baru PT Adhi Karya Tbk mencapai Rp 6,1 triliun hingga akhir Juni 2015. Realisasi kontrak baru itu diraih mayoritas berasal dari lini bisnis konstruksi sebesar 86 persen, sedangkan sisanya sebesar 14 persen merupakan proyek-proyek dari lini bisnis lainnya.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru itu dari swasta atau lainnya sebanyak 49 persen, BUMN tercatat 15 persen, dan APBN/APBD sebesar 36 persen. Sedangkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari gedung sebanyak 58 persen, jalan dan jembatan 29 persen, dan dermaga serta infrastruktur lainnya sebesar 13 persen.

Target perolehan kontrak baru PT Adhi Karya Tbk sebesar Rp 18,7 triliun pada 2015. Kontrak baru itu antara lain dari bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih Rp 16,1 triliun, lini bisnis EPC sebesar Rp 460,1 miliar, lini bisnis properti realti sebesar Rp 1,7 triliun, dan lini bisnis precast Rp 389,4 miliar.

Sedangkan dari jenis pekerjaan, proyek gedung diperkirakan sebanyak 39 persen, jalan dan jembatan sebesar 34 persen, dan sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya