Rupiah Tertekan, IHSG Fluktuaktif Sambut Akhir Pekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 6,3 poin ke level 4.250,73 pada prapembukaan perdagangan saham Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Sep 2015, 09:14 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 09:14 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengikuti bursa saham Asia menjelang akhir pekan ini. Hal itu didukung pidato pemimpin bank sentral Amerika Serikat (AS) Janet Yellen yang menyatakan tetap menaikkan suku bunga pada 2015.

Pada prapembukaan perdagangan saham, Jumat (25/9/2015), IHSG naik tipis 6,3 poin ke level 4.250,73. Indeks saham LQ45 menguat 0,23 persen ke level 709,47. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau, kecuali indeks saham DBX turun 0,03 persen dan indeks saham Pefindo melemah 0,24 persen.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 3,41 poin (0,08 persen) ke level 4.247,84. Indeks saham LQ45 mendaki 0,11 persen ke level 708,64. IHSG pun melemah tipis 1,99 poin ke level 4.242. Sebanyak 43 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau.

Akan tetapi, 54 saham melemah sehingga pergerakan IHSG hanya naik terbatas. Sementara itu, 45 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.437 kali dengan volume perdagangan saham 146,84 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 241,70 miliar. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun makin tertekan.

Berdasarkan data RTI, rupiah berada di kisaran Rp 14.703 per dolar AS pukul 09.00 WIB. IHSG sempat menguat ke level tertinggi di kisaran 4.251,22 dan terendah 4.240,09. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 1,38 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Sementara sektor saham perkebunan naik 0,49 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,34 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan turun 1,16 persen, disusul sektor saham konstruksi melemah 0,57 persen. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 10 miliar, sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 11 miliar.

Saham-saham yang menghijau dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham INCO naik 5,35 persen ke level Rp 1.970 per saham, saham ERAA menguat 3,74 persen ke level Rp 555 per saham, dan saham TLKM mendaki 2,45 persen ke level Rp 2.720 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham TAXI turun 8,67 persen ke level Rp 411 per saham, saham INDF melemah 2,42 persen ke level Rp 5.050 per saham, saham BBRI tergelincir 2,56 persen ke level Rp 8.575 per saham, dan saham BMRI melemah 2,8 persen ke level Rp 7.825 per saham.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto memperkirakan IHSG bergerak variasi yang masih dibayangi dengan meningkatnya kekhawatiran pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati level 14.700. "IHSG akan bergerak dengan support 4.220 dan resistance 4.290 dengan masih rawan koreksi lanjutan," ujar David.

Bursa saham Asia cenderung variasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,31 persen ke level 21.162, indeks saham Jepang Nikkei melemah ke level 17.570. (Ahm/Ndw/Sar)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya