Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona positif pada hari terakhir perdagangan di pekan ini. Investor asing membukukan aksi beli yang cukup besar.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (27/5/2016), IHSG menguat 30,16 poin atau 0,63 persen ke level 4.814,73. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,66 persen ke level 826,29. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat pada perdagangan hari ini.
Ada 182 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sebanyak 113 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 91 saham lainnya diam di tempat.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.814,73 dan terendah 4.778,54. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 183.776 kali dengan volume perdagangan 3,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4 triliun.
Berdasarkan dataRTI, investor asing melakukan aksi beli Rp 1,4 triliun dan aksi jual Rp 1,1 triliun. Pemodal lokal melakukan aksi beli Rp 2 triliun dan aksi jual Rp 2,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.579.
Baca Juga
Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks, hanya ada satu sektor yang berada di zona merah yaitu sektor pertambangan yang melemah 0,28 persen. Sektor yang mengalami penguatan tertinggi adalah sektor aneka industri dengan penguatan 2,02 persen dan disusul sektor industri dasar yang naik 1,51 persen.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham AKKU naik 17,02 persen ke level Rp 220 per saham, saham TIRT menguat 16,67 persen ke level Rp 140 per saham, dan saham LCGP menguat 14,36 persen ke level Rp 446 per saham.
Saham-saham tertekan antara lain saham MFMI susut 10 persen ke level Rp 270 per saham, saham BMSR melemah 9,88 persen ke level Rp 155 per saham, dan saham LPPS susut 8,62 persen ke level Rp 106 per saham.
Head of Research Division Universal Broker, Satrio Utomo menjelaskan, menjelang Ramadan perdagangan di lantai Bursa Efek Indonesia terlihat mulai sepi.
"Meskipun demikian, IHSG cenderung bergerak naik, seiring dengan kondisi dari bursa regional yang juga mulai kondusif, dan pemodal asing yang melakukan aksi beli," jelasnya.
Salah satu pendorong penguatan IHSG adalah harga minyak yang naik sehingga menjadi sentimen utama pergerakan bursa global dan berdampak ke IHSG.