Transaksi Saham Rp 9,4 Triliun, IHSG Tergelincir 20 Poin

Ada sebanyak 202 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah di kisaran 5.361,08.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Feb 2017, 16:14 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2017, 16:14 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Tekanan IHSG terjadi lantaran harga komoditas melemah.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (8/2/2017), IHSG merosot 20,38 poin atau 0,38 persen ke level 5.361,08. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,31 persen ke level 893. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona merah.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.382,07 dan terendah 5.349,46. Ada sebanyak 202 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 119 saham menguat dan 106 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 468.639 kali dengan volume perdagangan 35,2 miliar saham. Nilai transaksi saham Rp 9,2 triliun. Transaksi saham cukup besar ini didorong saham-saham grup Bakrie.

Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham industri dasar naik 0,65 persen dan sektor saham konstruksi 0,12 persen. Sektor saham perdagangan dan aneka industri melemah 0,80 persen, serta sektor saham keuangan turun 0,58 persen.

Saham-saham grup Bakrie pun sebagian besar menguat. Saham ELTY naik 34,38 persen, saham UNSP melonjak 11,59 persen ke level Rp 77 per saham dan saham DEWA menanjak 6,82 persen ke level Rp 94 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham BUMI turun 7,33 persen ke level Rp 430 per saham, saham JGLE merosot 15 persen ke level Rp 272 per saham, dan saham LAPD turun 13,79 persen ke level Rp 50 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,66 persen ke level 23.485, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,49 persen ke level 2.065, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,51 persen ke level 19.007, indeks saham Shanghai mendaki 0,44 persen ke level 3.166,98.

Selain itu, indeks saham Singapura tergelincir 0,24 persen ke level 3.064 dan indeks saham Taiwan turun 0,12 persen ke level 9.543.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, pergerakan harga komoditas menekan IHSG. Pada perdagangan kemarin, harga minyak jenis Amerika Serikat (AS) turun 1,58 persen menjadi US$ 52,17 per barel. Sedangkan harga minyak Brent merosot 1,2 persen.

Sentimen internal pun belum mampu mengangkat laju IHSG. William menuturkan, sentimen internal masih cukup positif dilihat dari cadangan devisa per Januari 2017 naik tipis menjadi US$ 116,9 miliar. Selain itu, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen pada 2016.

"Dalam jangka panjang IHSG naik cukup panjang tetapi jangka pendek memang sedikit tertekan. Tekanannya wajar," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Usai PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melakukan rights issue atau penawaran saham terbatas, saham-saham grup Bakrie tercatat di pasar modal kembali bergeliat.

Bahkan pada perdagangan saham Rabu pekan ini, sejumlah saham grup Bakrie mencatatkan top gainer atau keuntungan besar. Berdasarkan data RTI, saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) naik 34,38 persen menjadi Rp 86 per saham, saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) mendaki 11,59 persen ke level Rp 77 per saham, saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mendaki 6,82 persen ke level Rp 94 per saham, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menanjak 4,17 persen ke level Rp 75 per saham.

Hal ini berbeda dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Saham BUMI turun 7,33 persen ke level Rp 430 per saham. William menuturkan, saham grup Bakrie bergeliat tersebut juga mendorong transaksi harian saham mencapai Rp 9 triliun.

"Restrukturisasi utang Bumi jadi sentimen. Namun kita lihat pengelolaan dana (hasil rights issue) apakah baik," ujar William.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya