BEI Tambah 23 Saham untuk Transaksi Marjin

BEI juga mengeluarkan empat saham dari daftar efek marjin dan tiga saham dari daftar efek short sell.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jun 2017, 16:01 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 16:01 WIB
IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar efek untuk dipakai transaksi marjin dan short sell pada Juni 2017.

Mengutip laman BEI, Jumat (2/6/2017), BEI menempatkan 23 saham baru yang masuk ke dalam daftar efek yang dapat ditransaksikan dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek bagi nasabah oleh perusahaan efek (secara marjin).

Selain itu, ada 21 saham baru yang masuk ke dalam daftar efek dengan pembiayaan penyelesaian transaksi efek bagi nasabah oleh perusahaan yang mengakibatkan posisi short sell. Lalu ada empat saham yang keluar dari daftar efek marjin dan tiga saham yang keluar dari daftar efek short sell.

Saham-saham baru yang masuk daftar transaksi marjin antara lain saham PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT Bank Permata Tbk (BNLI),PT Bank Victoria International Tbk (BNLI),PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE), PT Gading Development Tbk (GAMA),dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL).

Selain itu, saham PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), PT Intraco Penta Tbk (INTA), PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS), PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), PT Paninvest Tbk (PNIN).

Kemudian ada PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM),PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA).

Sedangkan saham-saham yang keluar dari daftar efek marjin antara lain saham PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR), PT Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI), dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA).

Sedangkan saham yang keluar dari daftar efek shortsell yaitu DGIK, MASA, PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU).

Bagi anggota bursa efek yang memiliki nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) Rp 250 miliar maka ada sekitar 196 efek yang dapat dipakai untuk transaksi marjin. Untuk anggota bursa efek yang memiliki nilai MKBD kurang dari Rp 250 miliar dapat melakukan transaksi marjin dengan 45 efek.

Investor Harus Perhatikan Risiko

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, ada tambahan saham baru masuk daftar marjin dapat meningkatkan volume dan transaksi harian di pasar saham Indonesia. Ada pun rata-rata nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,79 triliun sepanjang 2017. Sedangkan volume perdagangan saham tercatat 14,51 miliar saham. Kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 6.250 triliun.

"Transaksi saham akan meningkat. Apalagi saham-saham second liner atau lapis kedua (masuk daftar marjin) ada market maker, dan investor ritel juga akan tertarik," ujar Aditya saat dihubungi Liputan6.com.

Aditya menuturkan, ada tambahan daftar efek untuk marjin tersebut memberikan peluang bagi investor menambah saham dengan pakai marjin. Jadi investor bisa mendapatkan keuntungan. Akan tetapi, Aditya mengingatkan agar investor lebih berhati-hati. Ini agar portofolio saham investor tidak tergerus karena marjin.

"Investor harus hati-hati mencari keuntungan tetapi juga lihat risikonya," tutur dia.

Sejumlah strategi untuk meminimalkan risiko saat masuk ke saham yang dipakai secara marjin, menurut Aditya antara lain dengan diversifikasi portofolio saham. Caranya dengan memiliki saham masuk daftar marjin dan saham-saham unggulan.

"Contoh punya saham Bank Mandiri, BNI, BCA, BRI dan mix kan dengan saham-saham bank BUKU (bank umum kelompok usaha) II dan BUKU III yang masuk daftar marjin," kata dia.

Selain itu, Aditya menuturkan, tentukan waktu kapan untuk membeli dan keluar dari saham yang sudah dimiliki tersebut. "Kadang investor suka bernafsu padahal valuasi saham sudah mahal. Jadi kalau seperti ini lihat timing. Kapan entry buy dan keluar. Jangan hanya lihat keuntungan saja," jelas Aditya.

Oleh karena itu, Aditya mengingatkan investor juga dapat punya target keuntungan dari saham yang dimiliki.

Seperti diketahui transaksi marjin adalah fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sekuritas bagi nasabah-nya yang mungkin membeli saham beberapa kali lipat dari jumlah yang seharusnya didapat dengan dana tersedia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya