Intip Gerak Saham Emiten Kena Gangguan Satelit Telkom I

Sejumlah layanan bank terganggu akibat anomali yang terjadi pada Satelit Telkom I.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Agu 2017, 10:38 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 10:38 WIB
Satelit Telkom
Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Corry Anestia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah layanan bank terganggu akibat anomali yang terjadi pada Satelit Telkom I. Ribuan ATM tak bisa beroperasi secara normal karena gangguan satelit ini.

Telkom pun telah melakukan recovery layanan transponder dengan mengalihkan sejumlah pelanggan ke transponder satelit Telkom 3S dan satelit lainnya. Akibat gangguan Satelit Telkom I tersebut, ada gangguan di sejumlah ATM bank, antara lain BCA, Bank Mandiri, dan BRI. Lalu, bagaimana pergerakan saham emiten yang terkena imbas gangguan Satelit Telkom I tersebut?

Berdasarkan data RTI, Senin (28/8/2017) pukul 10.19 WIB, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TKLM) cenderung melemah tipis, bahkan sempat stagnan. Saham TLKM turun 30 poin ke level Rp 4.740 pada pembukaan perdagangan saham. Kemudian melemah 0,21 persen atau 10 poin ke level Rp 4.760.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.801 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 113,2 miliar. Saham TLKM sempat berada di level tertinggi 4.770 dan terendah 4.740.

Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun tipis 0,13 persen atau 25 poin ke level 19.075. Saham BBCA sempat turun tajam dari posisi 19.100 ke level 18.900 pada pembukaan perdagangan saham. Di awal pekan ini, saham BBCA sempat berada di level tertinggi 19.100 dan terendah 18.900. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.059 kali dengan nilai transaksi Rp 19 miliar.

Sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 0,57 persen atau 75 poin ke level 13.250. Saham BMRI dibuka naik 75 poin ke level 13.250 dari posisi 13.175. Saham PT Bank Mandiri Tbk sempat berada di level tertinggi 13.275 dan terendah 13.250. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 262 kali dengan nilai transaksi Rp 6,7 miliar.

Lalu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,49 persen atau 75 poin ke level 15.225. Saham BBRI dibuka stagnan di kisaran 15.300. Pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sempat berada di level tertinggi 15.300 dan terendah 15.200. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 657 kali dengan nilai transaksi Rp 19,2 miliar.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

OJK: Gangguan ATM Kebanyakan di Daerah Pinggiran

Akibat gangguan Satelit Telkom I tersebut, ada gangguan di sejumlah ATM bank, antara lain BCA, Bank Mandiri, dan BRI.

Sebanyak 5.000 ATM BCA mengalami gangguan karena terdampak Satelit Telkom 1. Direktur Utama PT Bank BCA, Jahja Setiaatmaja, mengatakan akibat dari peristiwa ini, sekitar 30 persen dari total ATM Bank BCA mengalami gangguan. Selain itu, sebanyak 100 kantor kas pun terdampak karena hal ini. "Ada 5.000 ATM yang offline atau 30 persen dari total ATM dan 100 kantor kas," tutur Jahja.

Selain BCA, sejumlah bank lain juga mengalami gangguan karena anomali yang terjadi pada satelit Telkom ini. Termasuk bank-bank BUMN.

BRI mencatat dari 24 ribu ATM milik BRI, hanya sekitar 300 ATM yang terkena dampak ini. Selain itu, ada 130 kantor unit yang juga terkena pengaruhnya.

Hal ini disebabkan, satelit Telkom I digunakan BRI untuk operasional ATM di daerah remote, terpencil atau terluar, bukan di kota-kota besar.

Selain itu, BRI juga mempercepat migrasi dari ATM yang masih menggunakan satelit Telkom ke BRISat. Jadi, mayoritas ATM BRI sekarang menggunakan satelit milik sendiri.

Sama halnya dengan BRI, Bank Mandiri juga mengklaim gangguan yang terjadi pada satelit Telkom tak begitu memberikan dampak negatif pada layanan ke nasabah.

Dari sekitar 17 ribu ATM, sekitar 2.000 ATM Mandiri masih menggunakan satelit Telkom I. "Jadi sekitar 13 persen-14 persen dari total ATM, jadi mudah-mudahan tidak terlalu mengganggu," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan layanan nasabah tidak terganggu, meskipun ada beberapa jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) di beberapa bank terdampak, khususnya ATM yang memakai VSAT yang terhubung dengan satelit tersebut.

ATM yang terganggu ini umumnya berada di daerah pinggiran atau remote area. Sementara sebagian besar ATM dan jaringan kantor bank yang umumnya sudah terhubung dengan fiber optic dipastikan tidak terkendala untuk beroperasinya ATM dan layanan kantor cabang melayani masyarakat.

OJK dan Bank Indonesia (BI) sedang berkoordinasi dengan pihak Telkom untuk langkah mitigasi agar seluruh layanan perbankan segera dapat beroperasi normal sepenuhnya.

OJK telah meminta bank melakukan mitigasi dan komunikasi publik memanfaatkan sarana komunikasi bank yang dapat dihubungi oleh nasabahnya. "Masyarakat diminta untuk melakukan konfirmasi kepada call-center bank jika menemui kesulitan dan tidak mudah percaya dengan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Plt. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo, dikutip dari keterangan resmi OJK, Senin (28/8/2017).

BI juga terus memantau perkembangan pemulihan gangguan pada ATM ‎miliki sejumlah bank. Gangguan tersebut akibat bermasalahnya Satelit Telkom 1 sejak beberapa hari terakhir.

BI mengungkapkan,‎ sehubungan dengan adanya permasalahan layanan pada beberapa ATM bank yang terjadi sejak Jumat, 25 Agustus 2017 sore akibat gangguan (anomali) pada satelit Telkom 1, bank bersama Telkom sedang melakukan upaya pemulihan dengan mengalihkan koneksi dari satelit yang terganggu ke satelit Telkom 3S ataupun satelit lainnya.

"Bank Indonesia sebagai otoritas Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah siap mendukung perbankan dalam melayani transfer dana masyarakat dengan memastikan bahwa sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) berjalan dengan normal," ujar Direktur Eksekutif BI Agusman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya