Rupiah Betah di Posisi 14.000 per Dolar AS, IHSG Tergerus 110,38 Poin

Sektor saham infrastruktur menjadi salah satu sektor saham alami penurunan terbesar yang tekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mei 2018, 16:19 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2018, 16:19 WIB
20161125- Sesi Siang IHSG Naik 5 Persen-JAkarta-Angga Yuniar
Volume perdagangan hingga sesi siang ini tercatat sebanyak 3,795 miliar saham senilai Rp 1,982 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 111 saham melemah dan 89 saham stagnan, Jakarta, Jumat (25/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Nilai tukar rupiah menembus posisi 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (8/5/2018), IHSG melemah 110,38 poin atau 1,88 persen ke posisi 5.774,71. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,18 persen ke posisi 920,53. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 304 saham melemah, sehingga menekan IHSG. Sehingga 94 saham diam di tempat dan 83 saham menguat. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di posisi tertinggi 5.866,07 dan terendah 5.752,80.

Transaksi saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 368.096 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7 triliun. Investor asing jual saham Rp 206,28 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat menguat ke posisi Rp 14.043.

Sebanyak 10 sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur melemah 3,77 persen dan mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar tergelincir 2,64 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 2,54 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan di tengah IHSG merosot, antara lain saham BTPS naik 49,74 persen ke posisi Rp 1.460 per saham, saham DFAM melonjak 24,53 persen ke posisi Rp 660 per saham, dan saham AISA menanjak 17,77 persen ke posisi Rp 570 per saham.

Sementara itu, saham POLY merosot 11,23 persen ke posisi Rp 166 per saham, saham BKSL tergelincir 9,76 persen ke posisi Rp 148 per saham, dan saham MNCN susut 8,65 persen ke posisi Rp 1.320 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,36 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,18 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,79 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,29 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,82 persen. Sementara itu, indeks saham Thailand turun 115 persen.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan, menuturkan tekanan IHSG didorong rupiah tembus 14.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah di posisi 14.000 per dolar AS, menurut Alfred, berpeluang bertahan lama. Alfred mengatakan, pelemahan rupiah berimbas terhadap kebutuhan impor. Namun, belum banyak berpengaruh terhadap kinerja keuangan emiten.

"Pelemahan rupiah lebih ke psikologis. Jadi, ada tekanan kuat terhadap ekonomi. Psikologis hal yang mengkhawatirkan. Meski stres level 20 ribu masih oke, tapi sisi psikologis cukup lama selama dua tahun tidak tembus 14 ribu. Namun, pelemahan rupiah masih di bawah 10 persen," ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, pelemahan rupiah didorong faktor eksternal dan internal. Dari internal, data ekonomi Indonesia yang catatkan pertumbuhan 5,06 persen pada kuartal I 2018 belum sesuai harapan pasar. Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat juga akan bersiap menaikkan suku bunga pada Juni 2018.

 

Sesi I, IHSG Koreksi 2,12 Persen

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tembus 14.000 menjadi sentimen negatif untuk IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa, 8 Mei 2018, IHSG merosot 124,75 poin atau 2,12 persen ke posisi 5.760,34. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,86 persen ke posisi 914,09. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 270 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 70 saham menguat dan 98 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.866,07 dan terendah 5.752,07. Total frekuensi perdagangan saham 212.122 kali dengan volume perdagangan saham 6,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 222,95 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.875.

Sepuluh sektor saham melemah. Sektor saham infrastruktur melemah 4,19 persen, dan catatkan penurunan saham terbesar. Disusul sektor saham barang konumsi susut 3,14 persen dan sektor saham manufaktur melemah 2,58 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BTPS naik 49,74 persen ke posisi Rp 1.460 per saham, saham INDR menguat 24,91 persen ke posisi Rp 3.660 per saham, dan saham DFAM melonjak 20,75 persen ke posisi Rp 640 per saham.

Sementara itu, saham POLY merosot 9,09 persen ke posisi Rp 170 per saham, saham HMSP turun 6,2 persen ke posisi Rp 3.330 per saham,dan saham TLKM tergelincir 6,05 persen ke posisi Rp 3.570 per saham.

Sebagian bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,12 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,71 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,12 persen, indeks saham Shanghai mendaki 1,01 persen, indeks saham Singapura menguat 0,41 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,67 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya