Rupiah Masih Ambruk Hari Ini, Sampai Kapan?

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede merevisi proyeksi nilai tukar rupiah untuk tahun 2024 menjadi Rp15.900-Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.600-16 ribu per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Des 2024, 11:31 WIB
Diterbitkan 20 Des 2024, 11:30 WIB
Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Pada Jumat (20/12/2024), nilai tukar rupiah ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi 16.314 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.313 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Pelemahan rupiah ini terjadi dalam beberapa hari terakhir hingga menembus level psikologis 16.000 per dolar AS. 

Pada Jumat (20/12/2024), nilai tukar rupiah ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi 16.314 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.313 per dolar AS.

Dengan melihat kondisi ini, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan BI-Rate pada tahun depan dengan laju lebih lambat untuk menstabilkan kurs rupiah dalam menghadapi volatilitas pasar yang meningkat di bawah pemerintahan Amerika Serikat saat ini.

"Di tengah strategi penurunan suku bunga The Fed (Federal Reserve) secara bertahap, kami memperkirakan Bank Indonesia akan mengadopsi pendekatan pelonggaran moneter yang terukur sepanjang tahun 2025," ucapnya dikutip dari Antara.

Ia memperkirakan BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) yang membuat BI-Rate berada di level 5,75 persen pada akhir 2025.

"Sehubungan dengan proyeksi suku bunga kebijakan yang diperbarui, kami telah menyesuaikan perkiraan imbal hasil SBN (surat berharga negara) tenor 10 tahun, menaikkan estimasi dari sekitar 6,66 persen pada tahun 2024 dan 6,45 persen pada tahun 2025 menjadi kisaran 6,95-7,15 persen untuk tahun 2024 dan 6,75-7,05 persen untuk tahun 2025," ungkap dia.

 

Keputusan The Fed

Keputusan The Fed

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga 25 bps baru-baru ini. Selain itu, Kepala The Fed Jerome Powell memberikan pernyataan sangat hawkish terhadap prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun 75-100 bps dari yang diharapkan pada kuartal sebelumnya.

Kemungkinan jeda dalam pemangkasan suku bunga untuk Januari 2025 juga naik menjadi 88 persen.

The Fed memberikan pernyataan tersebut didasari atas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dari 2 persen menjadi 2,5 persen. Untuk tahun 2025, menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2 persen, dan dengan tetap mempertahankan proyeksi 2 persen untuk tahun 2026.

Selain itu, inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen. Kemudian, proyeksi pengangguran diturunkan menjadi 4,2 persen dari 4,4 persen untuk tahun 2024 dan 4,3 persen dari 4,4 persen untuk tahun 2025, sementara proyeksi tahun 2026 tetap stabil di 4,3 persen.

Prediksi Rupiah

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Dewan Gubernur BI dalam konferensi pers RDG Oktober 2024, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/11 /2024). (Tira/Liputan6.com)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Dewan Gubernur BI dalam konferensi pers RDG Oktober 2024, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/11 /2024). (Tira/Liputan6.com)

Di ranah domestik, Bank Indonesia (BI) baru saja memutuskan pada Rabu (18/12/2024) untuk mempertahankan suku bunga acuan 6,00 persen dengan alasan bahwa ketidakpastian semakin meningkat di pasar keuangan global. Hal itu bersumber dari rencana Donald Trump selaku Presiden terpilih AS untuk menerapkan kebijakan tarif bea masuk lebih luas dan lebih besar dari yang diantisipasi sebelumnya.

Namun, BI disebut masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan ke depannya jika ketidakpastian mulai mereda.

"Ketidakpastian yang muncul di tahun 2025, ditambah dengan pendekatan kebijakan moneter The Fed yang berhati-hati, diperkirakan akan mengurangi daya tarik aset portofolio Indonesia, sehingga membatasi arus masuk modal baik dari investasi langsung maupun portofolio.

Permintaan yang lebih lemah di sektor keuangan, dikombinasikan dengan kemungkinan melebarnya defisit neraca transaksi berjalan di tengah risiko perlambatan global, diantisipasi akan memberikan tekanan tambahan pada rupiah," tambah Josua.

Karena itu, pihaknya merevisi proyeksi nilai tukar rupiah untuk tahun 2024 menjadi Rp15.900-Rp16.200 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.600-16 ribu per dolar AS.

Untuk tahun 2025, menjadi Rp15.600-16 ribu per dolar AS dari sebelumnya Rp15.400-15.800 per dolar AS.

Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya