Sinyal The Fed Bikin Wall Street Anjlok

Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada Juni ini menjadi di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jun 2018, 05:32 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2018, 05:32 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu setelah sebelumnya mengalami sesi perdagangan yang berombak. Pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini usai Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan kenaikan suku bunga yang sedikit lebih cepat di tahun ini.

Semula, the Fed memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini. Namun usai rapat pada Juni ini, kemungkinan besar bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali di tahun ini atau akan menaikkan suku bunga dua kali lagi di 2018.

Mengutip Reuters, Kamis (14/6/2018), Dow Jones Industrial Average turun 119,53 poin atau 0,47 persen menjadi 25.201,2. Untuk S&P 500 kehilangan 11,22 poin atau 0,40 persen menjadi 2.775,63. Sedangkan Nasdaq Composite turun 8,10 poin atau 0,11 persen, menjadi 7.695,70.

Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada Juni ini menjadi di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Selain itu, the Fed juga memberikan janji akan memberikan rangsangan ekonomi secara jangka panjang dalam beberapa bulan ke depan.

Wall Street langsung bergejolak usai pernyataan tersebut. Namun akhirnya bursa saham AS harus ditutup di zona merah.

"Ada indikasi kenaikan suku bunga empat kali di 2018. Padahal konsesi dari analis dan ekonomi sebanyak tiga kali. Itu cukup mengejutkan," jelas analis Northern Trust Wealth Management, Chicago, Katie Nixon.

"Sepertinya the Fed cukup percaya diri dengan pencapaian angka inflasi bahkan mungkin melanggar sedikit dari target mereka," tambah dia.

 

The Fed Kembali Dongrak Suku Bunga

Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

The Federal Reserve (the Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga pada Rabu. Kenaikan suku bunga ini sudah diperkirakan oleh analis dan ekonom.

Dengan adanya kenaikan suku bunga ini menandakan tonggak pergeseran kebijakan Bank Sentral AS dari yang awalnya pelonggaran kebijakan moneter untuk memerangi krisis keuangan dan resesi pada 2007-2009 menjadi pengetatan kebijakan moneter.

Dalam kenaikan suku bunga pada Juni ini, the Fed mematok di kisaran 1,75 persen hingga 2 persen. Bank Sentral AS mengesampingkan janji sebelumnya bahwa mereka akan terus menahan suku bunga di kisaran rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Perekonomian sudah berjalan dengan baik," jelas Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam konferensi pers usai Rapat Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee).

"Seluruh indikasi ekonomi menunjukkan perbaikan. data tenaga kerja, inflasi dan lainnya sesuai dengan perkiraan," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya