Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjual sejumlah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada semester II 2018.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Jumat (23/11/2018), direksi BCA yang baru-baru ini melepas saham yaitu Direktur BCA Lianawaty Suwono. Lianawaty menjual 30 ribu lembar saham BCA dengan harga penjualan Rp 24.800 per saham.
Nilai penjualan saham Rp 744 juta. Penjualan saham BCA dilakukan pada 16 November 2018. Sesudah penjualan saham BCA, kepemilikan saham BCA yang dimiliki Lianawaty sebesar 126.279 lembar.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya pada awal November 2018, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja juga melepas 100 ribu lembar saham dengan harga penjualan Rp 24.300 per saham.
Jadi total dana yang diraup dari hasil penjualan saham pada 6 November 2018 sebesar Rp 2,43 miliar. Sesudah penjualan saham BCA, kepemilikan saham Jahja Setiaatmadja menjadi 8.208.602 lembar saham.
Pada 7 September 2018, Jahja Setiaatmadja juga melepas 100 ribu lembar saham BCA dengan harga penjualan per saham Rp 24.804,05 per saham. Hasil penjualan saham BCA sekitar Rp 2,48 miliar.
Sebelumnya Direktur Independen BCA Erwan Yuris Ang juga melepas saham BCA pada 13 Agustus 2018. Ia sebanyak empat kali melepas saham BCA di kisaran harga Rp 23.100-Rp23.325 per saham.
Total jumlah saham yang dilepas sekitar 400.000 saham.Jumlah saham yang dimiliki setelah penjualan saham Rp 1.191.967 lembar saham.Total dana yang diraup sekitar Rp 9,3 miliar.
Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Central Asia Tbk sepanjang tahun berjalan menguat 14,61 persen ke posisi Rp 25.100 per saham pada perdagangan Kamis 22 November 2018. Pada tahun berjalan 2018, saham BBCA sempat berada di level tertinggi 25.475 dan terendah 20.600 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.259.577 kali dengan nilai transaksi Rp 98,7 triliun.
Penyaluran Kredit BCA pada Kuartal III 2018
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyalurkan kredit sebesar Rp 516 triliun sepanjang kuartal III-2018. Angka ini tumbuh 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 439 triliun.
"BCA membukukan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," kata Wakil Presiden Direktur BCA, Eugene Keith Galbaraith di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.
Galbaraith menuturkan, portofolio kredit BCA mencapai RP 516 triliun tersebut ditopang kredit usaha yang lebih tinggi. Di mana kredit korporasi meningkat 23,3 persen menjadi Rp 199,2 triliun. Ini terutama berasal dari sektor jasa keuangan, telekomunikasi, serta minyak nabati dan hewani.
Sementara itu, kredit komersial dan UKM tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 176,4 triliun dan kredit konsumer meningkat 9,0 persen menjadi Rp 139,9 triliun. Sedangkan pada portofolio kredit konsumer, kredit kepemilikan rumah naik 9,4 persen menjadi Rp 863 triliun dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,7 persen menjadi Rp 41,5 triliun.
"Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 10,9 persen menjadi Rp 12,1 triliun," jelas dia.
Galbaraith mengatakan, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit yang sehat dengan rasio kredit bermasalah (NPL) pada level 1,4 persen, pada akhir September 2018. Angka ini berada dalam tingkat toleransi yang masih dapat diterima.
Selain itu, rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan los coverage) tercatat sebesar 187,0 persen.
"BCA mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang kokoh dengan rasio kredit terhadal pendanaan (LFR) sebesar 80,9 persen dan rasio kecukuoan modal sebesar 23,2 persen," ungkap dia.
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement