Liputan6.com, Jakarta - Bank Central Asia (BCA) atau BBCA membagikan dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2024. Pembagian dividen ini terdiri dari dua tahap yakni dividen interim dan dividen final.
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada Rabu, 12 Maret 2025 memutuskan membagikan dividen BBCA Rp 37 triliun untuk tahun buku 2024.
Nilai dividen itu setara 67,4 persen dividen payout ratio dibandingkan tahun buku 2023 sebesar 68,4 persen. Jumlah itu mengindikasikan dividen final sebesar Rp 250 per saham dan dividend yield 2,8 persen, berdasarkan harga penutupan saham BBCA pada Selasa, 11 Maret 2025 di posisi Rp 8.925 per saham.
Advertisement
"Pemegang saham Bank Central Asia pada Rabu, 12 Maret 2025, menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun. Setara 67,4 persen dividend payout ratio (vs. 2023: 68,4 persen)," mengutip hasil RUPST BCA, Kamis (13/3/2025).
Sebelumnya, BCA telah membagikan dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham pada Desember 2024. Total dividen interim itu sebesar Rp 6,16 triliun.
Adapun yang menjadi pertimbangan untuk pembagian dividen interim 2024 yakni data keuangan per 30 September 2024 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 41,07 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 232,30 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp 255,96 triliun.
Kredit Tumbuh 13,8 Persen, BCA Kantongi Laba Rp 54,8 T pada 2024
BCA dan entitas anak menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan positif. Laba bersih BCA dan entitas anak pada periode tersebut naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Bersamaan dengan itu, total kredit 13,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 922 triliun. Pertumbuhan kredit BCA diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023.
“BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif. Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global," ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Penyaluran pembiayaan per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7 persen yoy mencapai Rp 426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor. Kredit komersial naik 8,9 persen yoy mencapai Rp 137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp 123,8 triliun.
Total portofolio kredit konsumer naik 12,4 persen yoy menyentuh Rp 223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8 persen yoy mencapai Rp 65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp 135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lain (mayoritas kartu kredit) tumbuh 12,8 persen yoy menjadi Rp 22,9 triliun.
Advertisement
Kinerja Pendapatan dan DPK
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp 82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 9,7 persen yoy. Sementara itu, biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp 2 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024. Laba bersih BCA dan entitas anak naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 4,4 persen mencapai Rp 924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen yoy mencapai 36 miliar.
Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24 persen yoy. Jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah terwujud seiring inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.
