Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan pendapatan usaha pada 2018 dapat meningkat 10 persen dari periode sebelumnya pada 2017 sebesar Rp 45,1 triliun.
Keyakinan itu didapati lantaran tiga tahun terakhir Perseroan telah mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan hingga mencapai 100,31 persen.
"Kita targetkan di 2018 kemarin adalah tumbuh 10 persen. Ini kenapa belum saya sebutkan angka karena kita dalam proses audit jadi masih akan naik jadi kita tidak sebutkan di sini," kata Direktur Keuangan PT Waskita Karya, Haris Gunawan, saat paparan kinerja di 2018, di Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Haris mengatakan, selain pendapatan usaha pihaknya juga menargetkan laba bersih Perseroan sepanjang 2018 dapat tumbuh mencapai delapan persen. Tercatat hingga kuartal III-2018, Waskita Karya telah mengantongi laba bersih Rp 4,49 triliun.
"Sedangkan laba bersih Waskita Karya (diharapkan) ikut melonjak sebesar delapan persen. Per Desember 2017 laba kita tahun lalu 4,2 triliun jadi per September 2018 laba kita sudah capai 4,49 triliun," kata dia.
Sementara, pada 2019, pihaknya menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 54 triliun. Dari target kinerja tersebut, perusahaan membidik laba bersih sebesar Rp 4 triliun.
Di samping itu, PT Waskita Karya Tbk juga menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 56 triliun sehingga total kontrak yang akan dikelola diharapkan menjadi Rp 120 triliun pada 2019.
"Kemudian proyeksi kita di 2019 kita akan punya kontrak baru 56,6 triliun mudah-mudahan ini mempunyai potensi kita capai di tahun 2019," pungkasnya.
Waskita Karya Dapat Fasilitas Pinjaman
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui anak perusahaan dan cucu usahanya mendapatkan fasilitas pinjaman menjelang akhir 2018. Pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan operasional dan modal kerja.
Salah satunya PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTPPT) yang merupakan anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) dengan kepemilikan saham sebesar 55 persen. WTR merupakan anak usaha perseroan dengan kepemilikan saham sebesar 79,88 persen.
PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways mendapatkan fasilitas kredit senilai Rp 7,4 triliun. Fasilitas pinjaman itu berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk sebagai join mandated lead arranger and bookrunner dan agen fasilitas.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai kreditur. Selanjutnya PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia, PT Bank Panin Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, dan PT Bank DKI sebagai kreditur.
Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya Tbk, Shastia Hadiarti menuturkan, fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan jalan Tol Cibitung-Cilincing.
Cucu usaha PT Waskita Karya Tbk lainnya yaitu PT Waskita Bumi Wira (WBW) mendapatkan pinjaman hingga Rp 5,36 triliun.
Pinjaman itu berasal dari kreditur sindikasi antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia, PT Bank Jatim.
Selain itu, PT Bank Bali, PT Bank Riau, PT Bank Riau Kepri, PT Bank Pembangunan Daerah NTT, PT Bank Maluku, PT Bank Pembangunan Daerah Papua.
Kemudian PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan,PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat, PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu, PT Bank CIMB Niaga Syariah dan PT Bank Jatim Syariah. PT Waskita Bumi Wira dimiliki WTR dengan kepemilikan saham sebesar 99,82 persen.
"Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar," ujar Shastia, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 26 Desember 2018.
Penandatanganan fasilitas pinjaman untuk dua cucu usaha tersebut dilakukan pada 21 Desember 2018. Selanjutnya pada 26 Desember 2018, PT Waskita Karya Tbk mendapatkan fasilitas supply chain financing hingga Rp 2 triliun. Fasilitas tersebut berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
"Fasilitas ini akan digunakan untuk modal kerja," tambah Shastia.
PT Waskita Toll Road juga meningkatkan modal disetor dan ditempatkan di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM). Waskita Toll Road memiliki 99,64 persen saham di KKDM yang merupakan pemegang konsesi jalan tol ruas Bekasi-Cawang-Kampung Melau. Tambahan modal tersebut sekitar Rp 350,25 miliar.
Dengan peningkatan modal itu, struktur kepemilikan saham pada KKDM antara lain WTR memiliki saham sebanyak 99,70 persen dan PT Jasa Marga Tbk memiliki saham sebanyak 0,30 persen.
"Tujuan peningkatan modal disetor dan ditempatkan ini untuk memenuhi kebutuhan operasional KKDM," ujar Shastia.
WTR juga meningkatkan modal disetor dan ditempatkan secara tunai di PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTPPT) sebesar Rp 119,96 miliar. Dengan peningkatan modal tersebut, struktur kepemilikan saham CTPPT antara lain Waskita Toll Road memiliki saham sebanyak 55 persen dan PT Akses Pelabuhan Indonesia memiliki saham sebanyak 45 persen.
Waskita Toll Road juga memberikan pinjaman tunai kepada PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) sebesar Rp 415,83 miliar. PT Cimanggis Cibitung Tollways merupakan perusahaan terafiliasi WTR lantaran kepemilikan saham sebesar 90 persen. Pinjaman ini diberikan kepada CCT untuk memenuhi kebutuhan dana operasionalnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement