Naik 4,8%, Mitratel Cetak Laba Bersih Rp 2,11 Triliun

Mitratel berhasil membukukan pendapatan Rp9,31 triliun pada tahun 2024, tumbuh 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).

oleh Septian Deny Diperbarui 27 Mar 2025, 15:29 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2025, 15:29 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) untuk melanjutkan ekspansi bisnis ekosistem menara secara organik dan inorganik, monetisasi aset menara dan pengelolaan biaya secara lebih efisien, membuahkan hasil positif. Hal ini tercermin pada pencapaian kinerja perseroan sepanjang tahun 2024 yang dipublikasikan hari ini, Kamis (27/3).

Mitratel berhasil membukukan pendapatan Rp9,31 triliun pada tahun 2024, tumbuh 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Bisnis penyewaan menara atau tower leasing masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan dengan nilai Rp7,63 triliun, atau tumbuh 6,9%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic juga terus bertumbuh dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp486 miliar atau meningkat 64,3% dari tahun sebelumnya.

Kenaikan di sisi pendapatan berhasil diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien. Mitratel berhasil menjaga efektivitas operasional dengan mencatatkan beban operasional Rp1,6 triliun, turun 5,2% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp1,7 triliun.

Alhasil, perseroan mampu menghasilkan EBITDA senilai Rp7,69 triliun, naik 10,2%. Margin EBITDA pun semakin baik dari 80,4% pada 2023 menjadi 82,7% pada 2024. Sementara itu, laba bersih tumbuh 4,8% dari Rp2,01 triliun menjadi Rp2,11 triliun.

Kinerja keuangan Mitratel yang solid dapat tercapai berkat kinerja operasional yang sangat baik. Pada tahun 2024, Mitratel berhasil menambah 1.390 menara sehingga saat ini memiliki 39.404 menara, atau meningkat 3,7% dari akhir tahun sebelumnya. Dengan kepemilikan sebanyak itu, perseroan terus memantapkan posisinya sebagai Perusahaan Infrastruktur Telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dari sisi jumlah kepemilikan menara.

Di tengah tren konsolidasi, Mitratel terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 19.395 pada tahun 2023 menjadi 20.464 tenant pada tahun 2024, atau meningkat 5,5%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 4,3% dari 57.409 menjadi 59.868 tenant.

Peningkatan ini berdampak pada tenancy ratio yang berada di level 1,52x. Kontribusi bisnis di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 5%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 3%.

 

 

Promosi 1

Ekspansi Fiber Optic

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Mitratel juga terus mengembangkan portofolio di ekosistem menara, yaitu fiber optik untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan transport berlatensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G. Hal ini tercermin dari pencapaian Mitratel dalam menambah panjang fiber optic sepanjang 18.518 KM selama tahun 2024, baik secara organik maupun inorganik.

Dengan tambahan ini, total panjang fiber optic billable Mitratel sudah mencapai 51.039 KM pada akhir tahun 2024 atau meningkat 56,9% dari tahun lalu.

Sebelumnya pada 2 Desember 2024, Mitratel mengakuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), anak usaha PT PP Infrastruktur dari grup PT PP Tbk (PTPP). Akuisisi ini berpotensi meningkatkan pangsa pasar dan pendapatan perseroan mengingat UMT memiliki aset fiber optik sepanjang 8.101 KM dengan billable length 12.524 KM.

 

Ekspansi Mitratel

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy) menjelaskan pencapaian tahun 2024 tidak lepas dari ekspansi Mitratel dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaan operator seluler yang tengah menggelar ekspansi keluar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas koneksi internet di rural area.

“Di saat yang sama, kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam operasional bisnis. Strategi ini bukan hanya membuat bisnis model kami semakin efisien, namun juga meningkatkan experience pelanggan karena kami mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka. Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset dan pengelolaan biaya membuat EBITDA Margin kami semakin baik,” kata Teddy.

Teddy menjelaskan, Mitratel akan terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis operator seluler dalam melakukan efisiensi sekaligus membantu mereka ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi.

“Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Jaringan infrastruktur yang kami miliki akan memudahkan para operator seluler untuk memperdalam penetrasi pasar dan mengembangkan bisnis, terutama di area rural,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya