Sepi Sentimen Domestik, IHSG Terpangkas 22,23 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu beranjak dari zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2019, 16:20 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 16:20 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu beranjak dari zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Ini lantaran sepi sentimen dari domestik dan kekhawatiran terhadap kondisi global.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, (29/1/2019), IHSG melemah 22,23 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.36,48. Indeks saham LQ45 susut 0,36 persen ke posisi 1.015,51. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

241 saham melemah sehingga menekan IHSG. 159 saham menguat dan 134 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,24 dan terendah 6.428,47.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 433.600 kali dengan volume perdagangan 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 38,88 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.093.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,63 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,18 persen.

Sementara itu, sektor saham perdagangan susut 1,25 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi melemah 0,98 persen dan sektor saham industri dasar tergelincir 0,74 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BMSR naik 27,66 persen ke posisi Rp 180 per saham, saham NAGA mendaki 25 persen ke posisi 330 per saham, dan saham JECC melonjak 19,63 persen ke posisi 6.400 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham OCAP melemah 24,40 persen ke posisi 189 per saham, saham CANI tergelincir 19,82 persen ke posisi 178 per saham, dan saham CEKA terpangkas 15,64 persen ke posisi 1.025 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,16 persen, indeks saham Thailand susut 0,35 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,11 persen, indeks saham Singapura turun 0,37 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,82 persen.

Sedangkan indeksz saham Korea Selatan Kospi naik 0,28 persen dan indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,08 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen hari yang pengaruhi pelemahan IHSG antara lain minimnya sentimen positif dari domestik.

"Selain itu, kekhawatiran para pelaku pasar global terkait dengan melambatnya kinerja pertumbuhan ekonomi global terutama AS dan Tiongkok," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa pekan ini.

 

IHSG Turun Terbatas di Awal Sesi

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal ini mengikuti wall street yang merosot.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa 29 Januari 2019, IHSG melemah tipis 4,2 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.454. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG merosot 10,65 poin atau 0,1 persen ke posisi 6.448. Namun, laju IHSG berusaha untuk keluar dari zona merah.

Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Indeks saham LQ45 naik 0,11 persen ke posisi 1.020,27.

Sebanyak 122 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 97 saham melemah dan 109 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.464,57 dan terendah 6.444,72.

Total frekuensi perdagangan saham 40.347 kali dengan volume perdagangan 787,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 835,4 miliar. Investor asing lepas Rp 38,88 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.093.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham industri melemah 0,60 persen, dan memimpin pelemahan indeks saham. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 0,17 persen dan sektor saham tambang melemah 0,04 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur naik 0,44 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 0,33 persen dan sektor saham keuangan bertambah 0,21 persen.

Saham-saham yang jadi top gainers antara lain saham INPP naik 24,15 persen ke posisi Rp 1.285 per saham, saham NATO menguat 17,92 persen ke posisi Rp 620 per saham, dan saham ALMI menanjak 14,85 persen ke posisi Rp 580 per saham.

Sedangkan saham RELI turun 20 persen ke posisi Rp 224 per saham, saham KICI merosot 7,63 persen ke posisi Rp 242 per saham, dan saham LRNA terpangkas 6,25 persen ke posisi Rp 105 per saham.

Bursa saham Asia pun sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,71 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,50 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,04 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai turun 1,17 persen, indeks saham Singapura susut 0,64 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,93 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya