Armada Berjaya Trans Incar Pertumbuhan Laba hingga 300 Persen

PT Armada Berjaya Trans Tbk prediksi ada kenaikan laba sebesar 200-300 persen pada 2019 dari tahun sebelumnya.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Feb 2019, 13:29 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2019, 13:29 WIB
Suku Bunga
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Armada Berjaya Trans Tbk  prediksi ada kenaikan laba sebesar 200-300 persen pada 2019 dari tahun sebelumnya.

Direktur Utama PT Armada Berjaya Trans, Darmawan Suryadi mengatakan, pada kuartal III 2018 perusahaan meraup laba sebesar Rp 1,2 miliar. Diprediksi mencapai Rp 2 milliar, sementara untuk pendapatannya sekitar Rp 30 milliar pada 2018.

"Tahun lalu laba bersih sekitar Rp 1,2 miliar dalam 9 bulan. Prediksi akan mencapai hampir Rp 2 miliar secara keseluruhan. Tahun ini diprediksi laba naik, 200-300 persen," ungkapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (21/2/2019).

Untuk target dana setelah IPO, perusahaan memperoleh Rp 43 miliar. Dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk menambah armada (truk dan karoseri) dari yang sebelumnya 70 unit menjadi 131 unit. 

"Untuk kebutuhan investasi armada ya sekitar 99 persennya, ya. Dananya berasal dari hasil IPO saja, tidak dari pihak eksternal," ujarnya.

PT Armada Berjaya Trans Tbk memiliki konsumen yang beragam, mulai dari industri kertas hingga makanan seperti Mayora.

Awalnya, perusahaan juga sempat menjalankan bisnis di bidang pengangkutan mesin semen, tapi  karena peluangnya kecil, akhirnya perusahaan beralih ke bidang logistik yang fokus usahanya berada di Jawa Barat.

 

Catatkan Saham Perdana di BEI

(Foto: Liputan6.com/Maulandy R)
Pencatatan saham PT Armada Berjaya Trans Tbk (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Sebelumnya, PT Armada Berjaya Trans Tbk, perusahaan bergerak di usaha angkutan motor untuk barang umum mencatatkan saham perdana pada Kamis 21 Februari 2019. Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan kode JAYA.

Mengutip data KSEI, emiten ke-6 yang catatkan saham pada 2019 ini melepas 150 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 ke publik dalam rangka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah tersebut sebanyak 40 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Harga perdana saham Rp 288. Jadi total dana yang diraup dari hasil IPO sebesar Rp 43,20 miliar.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 75 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah tersebut sebanyak-banyaknya 33,33 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.

Setiap pemegang dua saham baru, perseroan berhak memperoleh satu waran dengan setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 680. Waran ini diberikan sebagai pemanis dalam IPO untuk menarik investor.

Distribusi saham dan waran secara elektronik dilakukan pada 20 Februari 2019. Awal perdagangan waran seri I pada 21 Februari 2019, akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 16 Februari 2019 dan di pasar tunai pada 18 Februari 2019. Periode pelaksanaan waran seri I pada 21 Agustus 2019-21 Februari 2021. Berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 19 Februari 2021.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembelian 61 unit truk berdasarkan perhitungan harga beli saat ini, sekitar 11,12 persen untuk pembuatan karoseri unit truk, dan 0,24 persen untuk modal kerja.

Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya