Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan, profesi akuntan di Indonesia ikut mempengaruhi industri pasar modal. Profesi ini berperan menjaga kepercayaan investor pada bursa saham.
"Akuntan adalah salah satu yang krusial dalam menjaga integritas pasar modal. Sehingga kebenaran dan akurasi bergantung pada integritas dan kapabilitas dari akuntan," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Seperti diketahui, BEI telah mencetak rekor baru dengan 57 pencatatan saham baru di pasar modal pada 2018. Prestasi itu merupakan yang tertinggi dicapai BEI sejak privatisasi pada tahun 1992.
Advertisement
"Oleh karena itu, momentum ini harus dijaga dengan cara menjaga kepercayaan investor terhadap pasar modal. Adapun hal ini tidak lepas dari peran serta akuntan yang terus bertumbuh," ujar dia.
Ia menjelaskan, BEI mendukung penuh peran dan keberadaan profesi akuntan bagi pengembangan pasar modal di Indonesia.
"BEI sangat mendukung bidang akuntan agar tetap mengikuti perkembangan di bidang akuntan, agar tetap relevan mengikuti perkembangan terkini," tandasnya.
OJK: 100 Emiten Baru Berpotensi Terlahir Pada 2019
Tahun politik 2019 rupanya tak menyurutkan jumlah perusahaan yang membuka diri kepada publik di pasar modal. Begitu perkiraan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang memprediksi banyak emiten baru bermunculan pada tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan, tahun politik ini berpotensi melahirkan hingga 100 emiten baru dengan emisi antara sekitar Rp 200-250 triliun.
"Untuk pasar modal, kami perkirakan akan ada 75 sampai 100 emiten baru di 2019," jelas dia dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2019 di Grand Ballroom Ritz-Charlton Hotel, Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Baca Juga
Keberadaan emiten baru itu dikatakannya mampu mendongkrak jumlah emisi di pasar modal hingga pada kisaran Rp 200 triliun hingga Rp 250 triliun.
Sebagai catatan, Wimboh turut membandingkan capaian pasar modal pada 2018 yang disebutkannya lebih besar dari tahun sebelumnya, yakni 62 emiten berbanding 46 emiten. Jumlah tersebut terpantau lebih tinggi dibanding laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana tercatat ada 57 emiten baru pada tahun lalu.
"Di pasar modal, jumlah emiten baru sepanjang 2018 tercatat 62 emiten, lebih tinggi dibandingkan 2017 sebanyak 46 emiten, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp 166 triliun," jelasnya.
"Adapun total dana kelolaan investasi mencapai Rp 746 triliun, meningkat 8,3 persen dibandingkan akhir tahun 2017," dia menambahkan.
Berdasarkan perhitungan Wimboh tersebut, total perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 11 Januari 2019 ini menjadi sekitar 627 emiten.
"Tahun lalu, minat perusahaan menghimpun dana melalui pasar modal terus meningkat. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan tahun 2017. Jadi memang banyak emiten baru," ungkap dia.
Advertisement