IHSG Anjlok, Saham Unilever Melonjak, Ada Apa?

Di tengah pelemahan IHSG, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat pada sesi pertama perdagangan Selasa, 19 Januari 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jan 2021, 13:59 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 10:40 WIB
IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan saham sesi pertama Selasa (19/1/2021). Di tengah IHSG tertekan, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mampu bergerak di zona hijau.

Pada pukul 10.21 WIB, IHSG melemah 0,82 persen ke posisi 6.340. Indeks saham LQ45 susut 0,71 persen ke posisi 991,26. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 354 saham melemah sehingga menekan IHSG. 106 saham menguat dan 143 saham diam di tempat. Total volume perdagangan 13,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 146,60 miliar.

Di tengah pelemahan IHSG, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat. Saham UNVR naik 3,67 persen ke posisi Rp 7.775 per saham. Saham UNVR sempat berada di level tertinggi 8.000 dan terendah 7.625 per saham.

Pada pembukaan, saham UNVR bahkan naik 300 poin ke posisi 7.800 dari penutupan perdagangan kemarin 7.500. Total frekuensi perdagangan saham 30.003 kali dengan nilai transaksi Rp 516,5 miliar.

Saham UNVR menguat ini di tengah kabar pemerintah akan menggandeng pihak swasta untuk kerja sama distribusi rantai dingin vaksin COVID-19. Salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Perseroan dinilai memilih keahliaan rantai pasok yang sesuai dengan kebutuhan.

Seperti diketahui Unilever memiliki salah satu lini bisnis es krim sehingga berpengalaman dalam hal jaringan penyimpanan mesin pendingin hingga ke daerah.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tanggapan Unilever

Ilustrasi Unilever Indonesia (unilever.co.id)
Ilustrasi Unilever Indonesia (unilever.co.id)

Ira Noviarti, Presiden Direktur Unilever Indonesia, menyampaikan perusahaan sudah bertemu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait rencana distribusi vaksin dan pengalaman serta ekspertis yang dimiliki Unilever.

“Betul kami sudah bertemu dengan Bapak Menkes dan menyampaikan bahwa kami siap mendukung upaya-upaya untuk mengatasi pandemi, dalam hal ini khususnya terkait pelaksanaan program vaksinasi ke depannya. Saat ini detil mengenai kolaborasi tengah didiskusikan," ujar Ira Noviarti, dalam jawaban tertulis, Senin, 18 Januari 2021.

Ira juga menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk selalu mendukung dan bekolaborasi dengan pemerintah menghadapi berbagai tantangan, termasuk upaya penanganan Covid-19 yang hingga hari ini masih menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia.

“Seperti yang telah kami jalankan sejak awal pandemi dan sejak awal kami beroperasi, kami siap memberikan dukungan demi kebaikan bersama. Semoga komitmen kami ini menjadi pendorong berbagai pihak agar turut memberikan dukungan sehingga Indonesia semakin kuat dan segera bangkit," tegas Ira.

Sejak awal pandemi Unilever Indonesia mendukung upaya penanganan Covid-19 dalam berbagai bentuk termasuk penyediaan puluhan ribu test kit, alat dan produk sanitasi untuk masyarakat, serta APD dan paket makanan untuk nakes.

 

Penjelasan Menkes

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri acara Mata Najwa dalam sesi 'Beres-beres Kursi Menkes' pada 6 Januari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah menggandeng pihak swasta untuk kerja sama distribusi rantai dingin vaksin Covid-19 demi mengatasi kendala distribusi dan kapasitas penyimpanan vaksin yang terjadi di daerah.

Menurut Budi, ada sejumlah perusahaan besar memiliki kemampuan jalur distribusi dingin dalam program vaksinasi Covid-19, dan Unilever dipandang sudah memiliki pengalaman panjang dalam rantai distribusi dingin.

Budi mengatakan kendala distribusi jalur dingin ini diketahui saat penyaluran 1,2 juta dosis vaksin Sinovac ke daerah-daerah. Dia menyebut sempat ada kendala di delapan provinsi lantaran kapasitas penyimpanan dinginnya tidak memadai untuk program vaksinasi Covid-19.

Menurut Budi, semua Dinas Kesehatan sebenarnya memiliki penyimpanan dingin. Namun tempat penyimpanan itu juga terisi dengan barang lain, seperti vaksin-vaksin selain vaksin Covid-19 dan reagen.

Solusi lainnya, kata Budi, ialah dengan menerapkan strategi reverse logistic. Ia mengaku telah berdiskusi dengan sejumlah ahli supply chain terkait hal ini. Strategi ini dilakukan dengan cara menyimpan vaksin di 70-80 titik, bukan langsung disalurkan ke sekitar 20 ribu Puskesmas yang ada di Tanah Air.

Untuk diketahui vaksin Covid-19 buatan Sinovac harus disimpan di tempat bersuhu 2-8 derajat Celcius. Menkes menyampaikan lebih mudah bagi pemerintah untuk mengontrol 70-80 titik penyimpanan ketimbang menyiapkan sistem suhu dingin di 20 ribu Puskesmas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya