Begini Tantangan Sektor Otomotif pada 2021

Sektor otomotif diprediksi membaik pada 2021, tetapi ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Apa sajakah itu?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 19 Jan 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 08:00 WIB
Pemerintah Berencana Memacu Aturan Ekspor Industri Otomotif
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Meski penjualan mobil pada 2020 menurun, sektor otomotif diprediksi membaik pada 2021. Hal ini tak terlepas dari upaya pemerintah meningkatkan daya beli masyarakat dengan sejumlah kebijakan pendukung.

Walau demikian, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi terkait sektor otomotif, salah satunya pajak mobil sedan.

"Saat ini daya beli masyarakat masih lesu. Tingkat inflasi juga masih di bawah target pemerintah, targetnya kan 2 persen tahun ini. Industri manufaktur sudah mulai ya. Pajak sedan kalau bisa menurun," kata Nafan Aji analis Binaartha Sekuritas kepada Liputan6.com, seperti ditulis, Selasa (19/1/2021).

Selain itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menegaskan, angka kasus positif virus COVID-19 yang meningkat menjadi salah satu tantangan saat ini.

"Sekarang orang mulai takut sama pandemi, ekonomi sekarang bisa melambat karena memang covidnya naik, jadi ada pembatasan ekonomi. Jadi sedikit terkoreksi untuk saham otomotif," ujarnya.

Namun, Hans menegaskan industri otomotif akan meningkat jika dibandingkan tahun lalu. "Tahun ini masyarakat cenderung ekspansi bisnisnya lagi. Saat melakukan itu, industri otomotif enderung positif. Prosesnya berlangsung agak lambat," tuturnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Prospek Sektor Otomotif

Pemerintah Berencana Memacu Aturan Ekspor Industri Otomotif
Pekerja mengecek mobil baru siap ekspor di IPC Car Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Pandemi COVID-19 yang terjadi tahun lalu membuat sektor otomotif mengalami dampak negatif, salah satunya terlihat dari penurunan penjualan sepanjang 2020. Meski demikian, analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji yakin tahun ini sektor otomotif akan membaik dibandingkan tahun lalu.

"Sebenarnya sektor otomotif trennya itu masih positif, tahun ini diperkirakan juga akan lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Nafan kepada Liputan6.com, Senin, 18 Januari 2021.

Beragam sentimen positif diakui Nafan masih bisa meningkatkan sektor otomotif salam satu tahun ke depan, salah satunya pembangunan infrastruktur seperti jalan tol.

"Kalau dari pertumbuhan kredit, kita menunggu  kebijakan BI menjaga tingkat suku bunga yang rendah, lalu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan stimulus serta pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur secara terintergrasi dan juga merata," ujarnya.

Senada dengan Nafan, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga meyakini adanya pertumbuhan di sektor otomotif sepanjang 2021.

"Mungkin bisa naik karena ekonomi mulai jalan meskipun COVID-19 masih naik. Orang juga mulai ekspansi bisnis, jadi mungkin bisa ada kenaikan dibandingkan tahun lalu, tapi belum bisa pulih benar-benar," tuturnya.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (pabrik ke dealer) hanya mencapai 532.027 unit.

Angka tersebut mengalami penurunan tajam dibanding 2019 yang berhasil mencatatkan  penjualan wholesales sebanyak 1.030.126 unit. Pada saat itu rata-rata penjualan mobil mencapai 80.000-90.000 unit per bulan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya