Liputan6.com, Jakarta - Saham Nike turun pada perdagangan saham Jumat, 19 Maret 2021 setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang beragam. Selain itu, Nike mengkonfirmasi kalau telah merumahkan karyawan.
Saham Nike turun hampir 4 persen pada tengah hari. Saham Nike telah naik lebih dari 95 persen selama setahun terakhir dan memiliki kapitalisasi pasar USD 217 miliar. Demikian dilansir dari CNBC, Sabtu (20/3/2021).
Nike tidak mengungkapkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam laporan pendapatan dan investor. PHK pertama kali dilaporkan oleh the Oregonian yang mencakup perusahaan sepatu berbasis di Portland.
Advertisement
Baca Juga
Nike mengatakan PHK karyawan dimulai musim panas lalu. Per Mei 2020, Nike mempekerjakan sekitar 75.400 pekerja di seluruh dunia, berdasarkan pengumuman ke the Securities and Exchange Commision.
Dalam keterangan, Nike menyatakan fokus pada pengalihan sumber daya dan menciptakan kapasitas untuk kembali investasi di area pertumbuhan yang berpotensi tinggi.
“Kami sedang membangun perusahaan lebih gesit dan cepat mengubah Nike untuk menentukan pasar masa depan,” dikutip dari pernyataan Nike.
Pada Kamis, Nike mengatakan pendapatan turun 10 persen secara year on year di Amerika Utara pada kuartal III karena pelabuhan yang macet tunda pengiriman. Hal itu menyebabkan barang dagangan datang terlambat berminggu-minggu ke toko Nike dan mitra grosirnya.
"Kabar baiknya di sini adalah masalah rantai pasokan akan mereda dalam beberapa kuartal mendatang, sementara Eropa akan terbuka kembali pada waktunya karena program vaksin yang berlanjut,” dikutip dari catatan analis Jefferies Randal Konik.
Konik memberikan rekomendasikan rekomendasi hold dengan target harga USD 140.
Nike menunjukkan titik cerah seperti pertumbuhan bisnis langsung ke konsumen, momentum di China dan penjualan online yang kuat.
Perseroan menyatakan penjualan online di Amerika Utara mencapai USD 1 miliar karena konsumen membeli sepatu kets dan pakaian olahraga baru selama berada di rumah. Penjualan melonjak 51 persen di China. Nike mengharapkan kebangkitan penjualan yang sama di negara lain ketika pulih dari pandemi COVID-19.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Nike
Nike Inc catat kenaikan laba pada kuartal III tetapi pendapatannya jauh dari perkiraan analis. Hal ini karena bergulat dengan masalah rantai pasokan di Amerika Utara dan penurunan penjualan di toko yang ditutup karena pandemi COVID-19.
Produsen pakaian olahraga terbesar di dunia itu mengatakan pendapatan naik menjadi USD 10,36 miliar dari USD 10,1 miliar. Sedangkan rata-rata analis memperkirakan USD 11,02 miliar. Hal itu berdasarkan data IBES dari Refinitiv.
Meski demikian, laba bersih Nike naik menjadi USD 1,45 miliar atau 90 sen per saham pada kuartal III yang berakhir 28 Februari dari posisi USD 847 juta atau 53 sen per saham pada setahun sebelumnya. Analis mengharapkan laba bersih per saham 76 sen.
Sejumlah sentimen pengaruhi kinerja Nike seperti pandemi COVID-19. Hal ini seiring lalu lintas kargo container AS melambat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena pandemi COVID-19 membuat pembatasan keamanan dan pekerja pelabuhan bertugas membendung penyebaran COVID-19. Di sisi lain, pelabuhan juga menghadapi lonjakan kargo karena permintaan pandemi COVID-19 untuk produk curah.
Pendapatan turun didorong ada kemacetan pelabuhan AS dan kekurangan peti kemas sehingga menahan inventaris selama lebih dari tiga minggu. Hal tersebut menunda pengiriman ke pengecer.
Di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, 45 persen toko milik Nike tutup selama dua bulan terakhir pada kuartal ini. Saat ini, 65 persen toko di Eropa, Timur Tengah dan Afrika sudah buka dan beroperasi dengan jam kerja yang dikurangi.
Adapun saingannya Adidas mengatakan telah kembali membuka 95 persen tokonya setelah lockdown.
Advertisement