IHSG Koreksi Selama 3 Hari, Begini Strategi Investasi Reksa Dana

Dengan koreksi IHSG mencapai 1,5 persen mendorong pertumbuhan kinerja IHSG naik 2,96 persen secara year to date (Ytd) hingga penutupan perdagangan saham 24 Maret 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Mar 2021, 19:13 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 19:13 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Rabu, 24 Maret 2021. Hal tersebut dipicu dari perkembangan bursa saham regional.

IHSG melemah 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Indeks saham LQ45 melemah 1,55 persen ke posisi 925,96. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 390 saham melemah sehingga menekan IHSG. 110 saham menguat dan 125 saham diam di tempat.

Sebelumnya, pada 22 Maret 2021, IHSG melemah 0,87 persen ke posisi 6.301,13 dan pada 23 Maret 2021 ke posisi 6.252,71. Dengan koreksi IHSG mencapai 1,5 persen mendorong pertumbuhan kinerja IHSG naik 2,96 persen secara year to date (Ytd) hingga penutupan perdagangan saham 24 Maret 2021.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, penurunan ini mengikuti perkembangan regional. Angka kematian akibat COVID-19 diketahui kembali meningkat.

“Jika beberapa waktu lalu lebih disebabkan gejolak Yield Surat Utang AS, kalau sekarang lebih karena kenaikan kasus covid yang menyebabkan lockdown kembali di beberapa negara,” kata Rudiyanto kepada Liputan6.com, Rabu (24/3/2021).

Sehubungan dengan hal ini, Rudiyanto mengatakan reksa dana yang berbasis saham akan turun mengikuti IHSG. Momentum penurunan IHSG ini juga dapat dimanfaatkan untuk membeli produk investasi di harga yang murah.

“Strateginya, lakukan diversifikasi, manfaatkan penurunan sebagai kesempatan untuk membeli di harga yang murah,” kata Rudiyanto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kata WHO

Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Pakar World Health Organization (WHO) mengungkapkan, angka kematian global akibat covid-19 meningkat lagi, setelah penurunan sekitar enam pekan.

Kepala Teknis covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa jumlah kasus meninggal yang dilaporkan selaras dengan pertumbuhan kasus terkonfirmasi yang juga meningkat dalam lima pekan berturut-turut.

Di Eropa, angka kasus meningkat 12 persen. Peningkatan ini disebabkan oleh penyebaran varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris, dan telah menyebar di banyak tempat, termasuk Eropa Timur.

Kemudian di Asia Tenggara mencatat kenaikan kasus terkonfirmasi hingga 49 persen dari pekan ke pekan. Sementara wilayah Pasifik Barat melaporkan kenaikan 29 persen yang sebagian besar dipicu dari Filipina.

Selain itu, di wilayah Mediterania Timur memperlihatkan peningkatan kasus infeksi virus corona hingga 8 persen. Sementara jumlah kasus terkonfirmasi di Amerika dan Afrika menurun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya