Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan saham Rabu (24/3/2021), laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan. Sejumlah sentimen negatif menekan IHSG, salah satunya kecemasan pasar saham Asia terhadap obligasi Amerika Serikat.
"Kami melihat indeks pasar saham Asia saat ini memiliki suatu kecemasan terhadap obligasi di Amerika Serikat sehingga ini menyebabkan satu potensi capital inflow sehingga saham big cap juga terkoreksi," kata Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Ardiastama kepada Liputan6.com.
Potensi penurunan IHSG juga disebutkan Okie bisa terjadi pada Kamis, 25 Maret 2021 karena koreksi yang terjadi masih akan berlangsung dalam waktu dekat.
Advertisement
Baca Juga
"Kami melihat koreksi ini masih akan terjadi dalam waktu dekat. Masih bisa terkoreksi ke 6.060 sampai 6.176," ujarnya.
Saat disinggung sampai kapan koreksi IHSG kemungkinan terjadi, Okie menyebut, hal ini bisa saja terjadi dalam jangka waktu pendek.
"Kalau kita lihat ini dalam jangka waktu pendek, karena kenaikan IHSG kemarin trendnya tidak terlalu kuat dan signifikan," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Koreksi IHSG Terjadi Selama 3 Hari Berturut-turut
Sebelumnya, pelemahan IHSG terjadi selama tiga hari berturut-turut sejak 22 Maret 2021. Sebelumnya, pada 22 Maret 2021, IHSG melemah 0,87 persen ke posisi 6.301,13 dan pada 23 Maret 2021 ke posisi 6.252,71.
Pada penutupan perdagangan saham, 24 Maret 2021, IHSG turun 1,54 persen ke posisi 6.156,14. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.239,54 dan terendah 6.143,38.
Sebanyak 390 saham melemah sehingga menekan IHSG. 110 saham menguat dan 126 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1,13 juta saham dengan volume perdagangan saham 17,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,1 triliun.
Investor asing beli saham Rp 54,92 miliar di pasar reguler. Secara sektoral, 10 sektor saham tertekan yang dipimpin sektor tambang. Sektor tambang turun 3,17 persen. Diikuti sektor pertanian susut 2,36 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 1,92 persen.Â
Dengan koreksi IHSG mencapai 1,5 persen mendorong pertumbuhan kinerja IHSG naik 2,96 persen secara year to date (Ytd).
Â
Advertisement