Alasan Matahari Putra Prima Gelar Rights Issue

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menyatakan struktur modal yang lebih kuat dibutuhkan oleh perseroan dalam rangka semakin mengembangkan bisnis ritel baik offline dan online.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Apr 2021, 10:39 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 10:39 WIB
Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk memperkuat modal perseroan.

Hal itu menjawab permintaan penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait perubahan pemegang saham PT Matahari Putra Prima Tbk.

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menyatakan struktur modal yang lebih kuat dibutuhkan oleh perseroan dalam rangka semakin mengembangkan bisnis ritel baik offline dan online secara strategis ke depan. Perseroan berencana memakai dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur permodalan.

"Perseroan melihat ada potensi pertumbuhan di ritel modern ke depannya seiring dengan membaiknya daya beli konsumen nasional pada saat perekonomian Indonesia mulai bergerak maju menuju era new normal,"dikutip dari keterbukaan informasi BEI, yang diteken Sekretaris Perusahaan PT Matahari Putra Prima Tbk, Danny Kojongian, ditulis Selasa (27/4/2021).

Perseroan menyatakan sedang dalam tahap persiapan untuk pelaksanaan rights issue. Rencana rights issue itu juga akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Saat pelaksanaan aksi korporasi ini, pemegang saham pengendali perseroan yaitu PT Multipolar Tbk berpartisipasi dalam rencana rights issue. Perseroan menyatakan tidak melihat ada kemungkinan perubahan pengendalian setelah pelaksanaan rights issue.

Saat ini, PT Matahari Putra Prima Tbk masih dalam tahap merumuskan rencana pelaksanaan rights issue tersebut. Perseroan akan menyampaikan informasi ini sesegera rencana pelaksanaan rights issue tersebut difinalisasi dan sesuai dengan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Fokus Matahari Putra Prima

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Matahari Putra Prima Tbk juga akan tetap fokus mengoperasikan bisnis ritel modernnya melalui format gerai Hypermart, HyFresh, Primo, Foodmart, Boston Health and Beauty, FMX, dan SmartClub di Indonesia.

Pada 2021, setelah masa pandemic COVID-19 berakhir, perseroan akan meneruskan rencana pembukaan gerai-gerai baru dan perbaikan atau renovasi gerai yang telah beroperasi. Rencana tersebut sebelumnya ditangguhkan pada 2020 karena kondisi pasar dan ekonomi yang sulit di tengah merebaknya pandemi COVID019.

Perseroan juga akan terus mengembangkan dan memperkuat layanan ritel online dengan menyempurnakan pada sistem online yang dimiliki secara organic (Hypermart Online e-commerce dan chat, shop via whatsapp).

"Perseroan juga akan semakin mengembangkan kerja sama dengan para operator marketplace di Indonesia. Kolaborasi kerja sama saat ini dengan Grabmart, Shopee, Tokopedia dan Blibli.com,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya