Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau di tengah pengumuman produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2021. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia -0,74 persen pada kuartal I 2021.
Mengutip data RTI, Selasa (5/5/2021), pukul 11.16 WIB, IHSG naik 0,30 persen ke posisi 5.981. Indeks saham LQ45 naik 0,13 persen ke posisi 890,11. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau. Pada sesi pertama, IHSG berada di kisaran 5.971-5.992.
Sebanyak 253 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 211 melemah dan 165 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 572.607 kali dengan volume perdagangan saham 10,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 71,36 miliar di pasar regular.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham industri dasar naik 0,79 persen, dan pimpin penguatan sektor saham. Diikuti sektor saham aneka industri menanjak 0,77 persen dan sektor saham pertanian naik 0,61 persen.
Sementara itu, sektor saham keuangan melemah 0,99 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham perdagangan susut 0,63 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,41 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertumbuhan Ekonomi RI -0,74 Persen pada Kuartal I 2021
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 -0,74 persen. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Suhariyanto dalam laporan pertumbuhan ekonomi hari ini.
"Ekonomi kita mengalami kontraksi 0,74 persen di triwulan I 2021," kata, Rabu (5/5/2021).
ebelumnya, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal I-2021 masih terkontraksi di angka -0,6 persen.
“Kami memprediksi pertumbuhan PDB di Triwulan-I 2021 mencapai -0,6 persen dengan kisaran -0,8 persen sampai dengan -0,4 persen. Dengan estimasi pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 2021 berkisar antara 4,4 persen hingga 4,8 persen,” kata Teuku Riefky dalam Pengantar Laporan Seri Analisis Makroekonomi: Indonesia Economic Outlook Triwulan II-2021, yang diterima Liputan.com, Rabu, 5 Mei 2021.
Laporan pertumbuhan ekonomi ini disampaikan dalam rangka menyongsong rilis PDB Indonesia kuartal I-2021 oleh BPS yang dijadwalkan pada siang ini pukul 11.00 WIB. Dalam laporan ini Teuku Riefky membagi proses pemulihan ekonomi Indonesia menjadi tiga tahap.
Tahap pertama adalah fase kontraksi dalam di perekonomian Indonesia yang terjadi selama semester 1 2020. Menurutnya, fase ini berfokus pada tingkat kedalaman kontraksi ekonomi.
“Membekunya aktivitas ekonomi menyebabkan penurunan tajam pada PDB, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Indonesia mengalami fase ini pada semester pertama 2020, di mana implementasi PSBB melumpuhkan aktivitas ekonomi dan bisnis, utamanya aktivitas yang melibatkan interaksi tatap muka,” jelasnya.
Advertisement