Bambang Brodjonegoro Jadi Komisaris Independen Astra International, Berapa Honorarium yang Bakal Diterima?

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Astra International Tbk mengangkat Bambang Brodjonegoro menjadi komisaris independen.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 17 Jun 2021, 14:58 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2021, 14:57 WIB
Bambang Brodjonegoro
Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bambang Brodjonegoro resmi diangkat sebagai Komisaris Independen PT Astra International Tbk (ASII) terhitung Dalam keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Bambang akan menjabat hingga 2024 mendatang.

"Mengangkat Bapak Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sebagai Komisaris Independen Perseroan, terhitung sejak ditutupnya Rapat ini untuk masa jabatan sebagaimana yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perseroan," tulis siaran resmi PT Astra International Tbk .

Terkait honorarium, Bambang Brodjonegoro dan dewan komisaris lainnya mendapatkan total honorarium maksimal sebesar Rp1,8 miliar gross per bulan. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 1 Mei 2021 hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022.

"Dan memberikan wewenang kepada Presiden Komisaris untuk menetapkan pembagian jumlah honorarium tersebut di antara para anggota Dewan Komisaris Perseroan, dengan memperhatikan pendapat dari Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan," tulis informasi yang sama.

Berikut susunan anggota Dewan Komisaris Astra International:

Presiden Komisaris   : Prijono Sugiarto

Komisaris Independen : Sri Indrastuti Hadiputranto

Komisaris Independen : Rahmat Waluyanto

Komisaris Independen : Apinont Suchewaboripont

Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro

Komisaris            : Anthony John Liddell Nightingale

Komisaris            : Benjamin William Keswick

Komisaris            : John Raymond Witt

Komisaris            : Stephen Patrick Gore

Komisaris            : Benjamin Birks

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kinerja Kuartal I 2021

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pendapatan dan laba turun pada kuartal I 2021. Hal itu seiring pandemi COVID-19 yang terjadi.

PT Astra International Tbk catat pendapatan Rp 51,70 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi pendapatan itu turun empat persen dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 54 triliun. Pendapatan turun itu mendorong laba bersih susut selama kuartal I 2021.

Laba perseroan merosot 22 persen dari Rp 4,8 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 3,72 triliun pada kuartal I 2021. Laba bersih per saham turun 22 persen dari Rp 119 pada kuartal I 2020 menjadi Rp 92 pada kuartal I 2021.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 3.971. Angka itu meningkat tiga persen dibandingkan posisi pada 31 Desember 2020. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 15,9 triliun pada 31 Maret 2021 dibandingkan Rp 7,3 triliun pada akhir 2020.

Arus kas yang lebih tinggi pada kuartal I 2021 disebabkan kinerja bisnis yang membaik, belanja modal dan modal kerja lebih rendah. Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup meningkat dari Rp 39,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 40,3 triliun pada 31 Maret 2021.

Dari sektor usaha perseroan, sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta properti catat pertumbuhan. Sektor alat berat catat pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar tiga persen dari Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2021.

Sektor properti tumbuh 23 persen dari Rp 40 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 49 miliar pada kuartal I 2021.

Sementara itu, sektor agribisnis dan teknologi informasi mencatat penurunan terbesar selama kuartal I 2021.  Kontribusi laba dari sektor agribisnis turun 56 persen dari Rp 296 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 129 miliar pada kuartal I 2021. Kontribusi laba dari sektor teknologi informasi turun dari Rp 2 miliar menjadi Rp 1 miliar pada kuartal I 2021.

Di sisi lain, kontribusi laba dari sektor otomotif turun 26 persen dari Rp 1,93 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,43 triliun pada kuartal I 2021. Laba dari jasa keuangan susut 30 persen dari Rp 1,41 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 985 miliar pada kuartal I 2021.

Kontribusi laba dari sektor infrastruktur dan logistik susut 42 persen dari Rp 73 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 42 miliar pada kuartal I 2021.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan dan laba bersih grup Astra pada kuartal I 2021 lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu mengingat tahun lalu pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara subtansial pada Maret 2020.

"Walaupun kinerja usaha grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-10 yang masih berlanjut,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 21 April 2021, saham ASII turun 1,42 persen ke posisi Rp 5.225 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.221 kali dengan nilai transaksi Rp 252 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya