BNBR Kembangkan Proyek Energi Terbarukan, Intip Strateginya

Pengembangan energi terbarukan itu dilakukan PT Bakrie Power yang dikerjakan Helio Synar Energi.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jun 2021, 12:36 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2021, 12:36 WIB
Pemerintah siapkan Target Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Pekerja melakukan pengecekan panel surya di atas gedung di kawasan Jakarta, Senin (31/8/2020). Pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi agar target 23 persen bauran energi di Indonesia bisa tercapai pada 2045. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) mulai fokus mengembangkan sektor suistanable energy atau energi berkelanjutan, salah satunya mengembangkan energi terbarukan (EBT).

Pengembangan energi terbarukan itu dilakukan PT Bakrie Power yang dikerjakan Helio Synar Energi. Untuk mengembangkan proyek energi terbarukan tersebut, Helio Synar Energi siapkan belanja modal sekitar Rp 75 miliar pada 2021.

"Capex tahun ini rencana Rp 75 miliar sebagian dialokasikan untuk proyek Selayar, yang saat ini sedang berjalan, sisanya aktivitas lain terkait dengan kerja sama supply chain renewable energy,” ujar dia.

Ia menambahkan,pihaknya sedang lakukan feasibility energi di Indonesia Timur. Perseroan sedang mencari lokasi ideal untuk kembangkan energi terbarukan terutama PLTS dan hybrid.

Ronald menuturkan, pihaknya ingin menjadi pemimpin untuk transisi mengembangkan energi hijau. Pihaknya menyediakan solusi berbasis energi surya dengan menyediakan teknologi energi bersih untuk mendukung energi terbarukan.

"Kami tak hanya kembangkan proyek-proyek, tetapi kembangkan teknologi, kami ingin create value, ujar dia.

Perseroan akan mengoptimalkan energi surya untuk mengembangkan utilitas suplai PLN dan bisnis swasta. Selain itu, pihaknya juga telah teken investasi di kontrak pembangunan listrik renewable dan perusahaan lain yang terlibat manufaktur komponen PLTS.

"Kami juga membantu negara melayani masyarakat yang under serve tinggal di daerah sudah merasakan listrik tapi belum sesempurna kita,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pengembangan Sektor Energi

Peluang Investasi EBT di Indonesia Semakin Terbuka Lebar
Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Adapun melalui anak usaha PT Bakrie Power, BNBR belum lama ini menyepakati kerja sama dengan PT PLN (Persero) dalam proyek pengadaan dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid di Desa Parak, Bontomanai, Selayar, Sulawesi Selatan.

Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan bersama-sama dengan mitra kerja PT Dipa Jaya Sejahtera dan PT Syntek Otomasi Indonesia.

Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Tbk, Anindya Bakrie menyampaikan PT Bakrie Power memang menjadi unit usaha yang selama ini berfokus pada pengembangan sektor energi di Indonesia.

"Saat ini dan di masa depan, sumber energi yang ramah lingkungan semakin menjadi prioritas. Pemerintah pusat pun telah menargetkan bauran energi nasional sebesar 23 persen dari sumber EBT pada tahun 2025. Kami di Bakrie Group menyadari pentingnya membantu pemerintah untuk dapat mengakselerasi pencapaian target bauran energi ini,” papar Anin.

PLTS Hybrid di Selayar ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 1,3 Mega Watt peak, dan diproyeksikan akan mulai beroperasi secara resmi pada Desember 2021.

Pembangkit listrik ramah lingkungan ini akan menjadi sumber listrik tambahan bagi PLTD dengan total kapasitas terpasang 13 MW di pulau Selayar yang saat ini telah beroperasi, untuk dimanfaatkan oleh 27.892 pelanggan PLN di Kabupaten Selayar. PLN mengalokasikan dana investasi sebesar Rp.39 miliar untuk proyek ini.

"Proyek-proyek di bawah PT Bakrie Power ini dikerjakan oleh PT Helio Synar Energi. Selain Selayar, dua jenis proyek EBT berikutnya yang akan kami fokuskan di antaranya adalah de-dieselisasi (de-dieselization) dan PLTS Atap (C&I Rooftop PV). De-dieselisasi market size-nya cukup besar, yakni sebesar US$ 2 miliar dan PLTS Atap sebesar US$ 650 juta,” tutur Anindya.

Ia menambakan, nilai investasi awal yang disiapkan dalam sektor EBT ini belum terlalu besar, tetapi mengutamakan penguasaan teknologi yang tepat dan menjadi pelopor dalam pengembangan pembangkit energi terbarukan jenis hybrid ini di Indonesia.

Direktur Utama PT Bakrie Power, Dody Taufiq Wijaya menyatakan, PLTS Hybrid Selayar merupakan proyek penting yang menandai dimulainya era konversi pembangkit diesel ke pembangkit renewable yang lebih bersih.

"Di seluruh Indonesia ini masih ada ratusan pembangkit listrik bertenaga diesel yang kini dioperasikan PLN. Ini menjadi potensi amat besar untuk dapatdikonversi menjadi pembangkit EBT, seperti yang kami lakukan di PLTS Hybrid Selayar ini,” ujar Dody.

Di sisi lain, hadirnya PLTS Hybrid turut meningkatkan keandalan pasokan listrik dan perbaikan tegangan pelayanan pada masyarakat yang berada di sekitar lokasi tersebut.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya