Liputan6.com, Jakarta - PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan bergerak di sektor eneri dan kimia melalui LPG dan pabrik amoniak akan membagikan dividen Rp 10 per saham. Nilai pembagian dividen itu sebesar Rp 172,26 miliar, dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Perseroan menyatakan keputusan pembagian dividen tersebut didukung oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas ESSA sebesar USD 63 juta atau sekitar Rp 1,05 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.811).
Baca Juga
“Pembagian dividen ini menegaskan kembali komitmen kami untuk terus memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” ujar Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (17/4/2025).
Advertisement
Ia mengatakan, kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan Perseroan untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada Pemegang Saham dalam bentuk dividen yang lebih besar untuk 2024.
“Sembari terus menjaga operasi yang stabil dan efisien, kami juga memulai rencana pertumbuhan sejalan dengan upaya ESSA untuk menjadi pelaku utama dalam transisi menuju keberlanjutan,” kata Laroya.
Perseroan berupaya besar dalam mentransformasi pabrik amoniak kami menjadi pabrik rendah karbon, dengan target penyerapan karbon sekitar 1 juta ton CO2 per tahun yang akan dimulai pada kuartal IV 2028.
“Selain itu, kami baru saja mengumumkan proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbaru kami melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM),” ujar dia.
Adapun ESM akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga ±200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada kuartal I 2028.
Pada penutupan Rabu, 16 April 2025, harga saham ESSA turun 3,94 persen ke posisi Rp 610 per saham. Saham ESSA dibuka stagnan di posisi Rp 635 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.751 kali dengan volume perdagangan 73.232 saham. Nilai transaksi Rp 4,6 miliar.
Kinerja 2024
Sebelumnya, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan tercatat yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak mencatat pendapatan sebesar USD 301 juta atau Rp 4,9 triliun, atau turun 13% YoY.
ESSA Industries dikutip dari keterangan resminya Sabtu (22/2/2025), penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga amoniak sebesar 15%, dengan harga rata-rata sebesar USD 350 per MT.
Meskipun pendapatan menurun, EBITDA pada 2024 tercatat meningkat sebesar 4% menjadi USD 129 juta karena biaya operasional yang lebih rendah.
ESSA Industries Indonesia juga memastikan untuk terus mempertahankan standar tertinggi dalam aspek keselamatan dan keandalan operasional.
Disebutnya, pabrik Amoniak telah mencatatkan 8,4 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury (LTI), sementara Pabrik LPG mencapai 6,1 juta jam kerja kumulatif tanpa LTI (lebih dari lima setengah tahun operasi berkelanjutan tanpa trip), yang merupakan sebuah pencapaian penting.
Setelah menyelesaikan maintenance selama hampir dua minggu pada kuartal kedua 2024, Pabrik Amoniak kini beroperasi dengan tingkat keandalan dan efisiensi yang optimal.
ESSA mencatat, harga amoniak sebagian besar tercatat tetap stabil sepanjang Tahun 2024, dengan peningkatan bertahap dalam dua kuartal terakhir.
"Ke depan, harga amoniak diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran yang sama seperti pada Tahun 2024. Sementara itu, harga LPG juga diprediksi tetap stabil sepanjang Tahun 2024, didukung oleh perpanjangan kebijakan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+," kata ESSA dalam keterangan resmi.
Advertisement
Prioritaskan Pertumbuhan
SSA menyampaikan, pihaknya terus berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan beradaptasi dengan tren industri yang terus berkembang.
"Kami senantiasa memprioritaskan pertumbuhan untuk memaksimalkan nilai bagi seluruh Pemegang Saham dengan memanfaatkan peluang yang selaras dengan kekuatan utama kami," tuturnya.
Melalui anak perusahaannya, PT ESSA SAF Makmur (ESM), ESSA akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga ±200.000 MT per tahun, dimana operasional secara komersial ditargetkan mulai pada kuartal pertama 2028.
