IHSG Berpeluang ke 6.800 pada Akhir 2021 Usai Sentuh Rekor Tertinggi

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG sedang berada pada fase menguat dalam jangka menengah secara teknikal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Nov 2021, 10:57 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 22:23 WIB
FOTO: Jelang Tutup, Nilai Perdagangan Saham Lebih dari Rp 7,7 Triliun
Pialang memantau jalannya perdagangan saham di galeri Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (8/7/2020). Sembilan sektor tercatat berkinerja baik dipimpin sektor finance yang melonjak 3,76 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali sentuh posisi tertinggi pada penutupan perdagangan Kamis, 11 November 2021. IHSG diprediksi lanjutkan penguatan dan sentuh rekor baru pada akhir 2021.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,12 persen ke posisi 6.691,34 pada Kamis, 11 November 2021. Indeks LQ45 melemah 0,07 persen ke posisi 957,73. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Sebanyak 248 saham menguat sehingga angkat IHSG. 271 saham melemah dan 154 saham diam di tempat.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG sedang berada pada fase menguat dalam jangka menengah secara teknikal. Penguatan IHSG sentuh level tertinggi ini, menurut dia, iklim investasi masih cukup baik.

Namun, dilihat dari sentimen menurut Herditya tidak terlalu banyak. Hal ini mengingat indeks acuan di Amerika Serikat cenderung koreksi dan bursa saham Asia yang bergerak menguat. Pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Jepang Nikkei naik 0,59 persen, indeks Shanghai menguat 1,15 persen dan indeks Hang Seng menanhak 1,01 persen.

Herditya prediksi, IHSG berpeluang menguat hingga akhir 2021. Hal ini didukung sentimen window dressing pada Desember. 

"Kami perkirakan pergerakan IHSG ada peluang menguat selama tidak terkoreksi ke bawah 6.550 dan 6.480,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pekan ini.

Hingga akhir 2021, Herditya prediksi IHSG berpeluang ke posisi 6.800. Adapun sektor saham yang jadi penggerak antara lain perbankan dan konsumer. Selain window dressing, sentimen pengaruhi IHSG yaitu kasus COVID-19 juga dicermati pelaku pasar.

“Untuk sentimen IHSG pada akhir tahun selain window dressing ya kasus COVID-19,” tutur dia.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, kenaikan IHSG kali ini lebih dipengaruhi kejenuhan aksi jual sepekan lalu.

"Menurut saya sudah jenuh jual dari koreksi sepekan yang lalu. Jadi sekarang kita melihat IHSG menguji level all time high dan potensi window dressing di akhir tahun,” ujarnya kepada Liputan6.com.

 

 

p>* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi 2022

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

William menuturkan, pasar saham akan lebih baik pada 2022 seiring penyesuaian kinerja emiten.

"Untuk 2022, perkiraannya market akan lebih baik dari tahun ini yang cenderung sideways karena penyesuaian kinerja emiten dengan pergerakan harga sahamnya,” kata William.

Adapun sejumlah sektor saham yang bisa dicermati pada 2022, antara lain consumer goods, crude palm oil (CPO), dan metal mining.

William menambahkan, saham yang bisa dilirik ada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI),PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya