Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Kekhawatiran Omicron

Bursa saham Asia Pasifik menanjak pada perdagangan Kamis, 23 Desember 2021 ikuti wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Des 2021, 08:38 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 08:38 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis pagi (23/12/2021) seiring kekhawatiran terhadap varian COVID-19, omicron mereda. Selain itu, penguatan bursa saham Asia juga mengikuti wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS).

Di Jepang, indeks Nikkei menguat 0,52 persen pada awal sesi perdagangan, indeks Topix bertambah 0,54 persen, dan indeks Korea Selatan Kospi menanjak 0,54 persen. Indeks Australia bertambah 0,34 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,23 persen.

Investor akan mengawasi bursa saham China setelah kota Xi’an meminta 13 juta penduduknya untuk tinggal di rumah karena kasus COVID-19 yang meningkat, berdasarkan laporan Reuters. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 261,19 poin ke posisi 35.753,89. Indeks S7P 500 bertambah 1,02 persen menjadi 4.696,56. Indeks Nasdaq menguat 1,18 persen menjadi 15.521,89.

Kenaikan indeks acuan di wall street setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada Rabu, 22 Desember 2021 memberikan otorisasi untuk pil pengobatan COVID-19 Pfizer, obat antivirus oral pertama selama pandemi COVID-19.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,07, melemah dari posisi sebelumnya 96,3. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,11 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penutupan Wall Street pada 22 Desember 2021

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS)  atau wall street melanjutkan reli untuk hari kedua pada Rabu, 22 Desember 2021. Wall street menguat setelah turun dalam tiga hari berturut-turut didorong kekhawatiran tentang varian omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 261,19 poin atau 0,7 persen menjadi 35.753,89. Kenaikan indeks Dow Jones di wall street tersebut membawa reli dalam dua hari sebanyak lebih dari 800 poin. Indeks S&P 500 menguat 1 persen menjadi 4.696,56. Indeks Nasdaq bertambah 1,2 persen menjadi 15.521,89.

Saham Caterpillar naik 1,9 persen setelah Bernstein dongkrak rekomendasi saham. Perseroan mengatakan akan mendapatkan manfaat dari kenaikan pertumbuhan global.

Saham Tesla melonjak 7,4 persen. Saham Tesla menguat, setelah Elon Musk dalam podcast menyebutkan telah mencapai tujuan untuk menjual 10 persen sahamnya karena alasan pajak.

The Food and Drug Administration memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk pil COVID-19 dari Pfizer. Ini obat antivirus pertama melawan virus untuk penggunaan di rumah. Saham Pfizer naik sekitar 1 persen.

"Untuk pertama kalinya sejak Thanksgiving, pasar tampaknya akan menjadi tenang karena aktivitas perdagangan mereda menjelang liburan Natal,” ujar Direktur Pelaksana Goldman Sachs, Chris Hussey dilansir dari CNBC, Kamis pekan ini.

Ia mengatakan, tiga hambatan dari meningkatnya kasus COVID-19, bank sentral AS atau the Federal Reserve yang lebih hawkish, dan stimulus fiskal yang sulit dipahami diserap dalam harga aset berisiko.

Investor Optimistis

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Berdasarkan Bespoke Investment Group, Desember menjadi bulan paling tenang untuk pasar, sejauh ini menjadi bulan paling bergejolak pada 2021. Perusahaan melihat rata-rata perubahan harian absolut rata-rata indeks S&P 500 sejak 1953.

Indeks volatilitas Cboe yang mengukur kekhawatiran pasar di wall street melonjak di atas 35 pada awal bulan ini. Indeks tersebut telah diperdagangkan di sekitar ambang batas 20.

Selain itu, investor telah bergulat dengan ketakutan varian Omicron COVID-19 yang menyebar cepat, melonjaknya inflasi dan hadapi akhir dari pelonggaran kebijakan moneter.

Rata-rata tiga indeks acuan utama melonjak pada perdagangan Selasa, 21 Desember 2021 setelah berhari-hari turun karena ketakutan omicron.

Indeks Dow Jones naik 1,6 persen. Indeks S&P 500 menguat 1,8 persen dan indeks Nasdaq bertambah 2,4 persen.

Indeks S&P 500 menghentikan penurunan beruntun dalam tiga hari yang membuat indeks acuan melemah lebih dari tiga persen, penurunan terburuk sejak September. Indeks Nasdaq merosot hampir empat persen dalam tiga hari hingga Senin.

"Aliran berita negatif dalam waktu dekat karena gelombang omicron menyebabkan dislokasi pendapatan ekonomi dan perusahaan, tetapi investor semakin bullish melihat ke luar beberapa minggu ke depan,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya