Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) resmi menaikkan suku bunga pertama dalam lebih dari tiga tahun terakhir pada Kamis, 17 Maret 2022.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis mengatakan, kenaikan suku bunga the Fed tersebut menguntungkan bagi emiten dari sektor perbankan.
"Emiten yang diuntungkan pasti akan dari sektor perbankan dengan asumsi akan diikuti dengan kenaikan suku bunga BI yang biasanya akan diikuti dengan lending facility rate dan deposit facility rate maka kinerja perbankan akan ada potensi pertumbuhan kinerja,” kata Abdul saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Sementara itu, Pengamat pasar modal Wahyu Laksono menuturkan, dampak jangka pendek belum terlalu signifikan. Dia juga sebut Indonesia sejauh ini masih lebih baik dalam IHSG dan rupiah.
"Namun, jika outlook masih bullish, maka potensi bullish emiten terkait masih terbuka,” ujar dia.
Baca Juga
Di tengah sentimen kenaikan suku bunga the Fed, Abdul memilih saham sektor perbankan untuk dicermati pelaku pasar.
"Karena kenaikan suku bunga ini juga akan diikuti dengan kenaikan suku bunga BI. Di mana dengan kenaikan suku bunga dengan asumsi penyaluran kredit yang mulai pulih maka akan ada potensi memperbaiki kinerja sektor perbankan,” ucapnya.
Selain itu, ia melihat investor asing mencatatkan aksi beli bersih di sektor saham perbankan. Hal ini seiring harapan pemulihan ekonomi Indonesia.
"Karena dengan pemulihan perekonomian Indonesia pergerakan IHSG masih terus menguat. Asing terus mencatatkan net buy di mana secara ytd asing mencatat net buy sebesar Rp 24,73 triliun. Di sisi lain USD/IDR juga masih tercatat stabil,” imbuhnya.
Sedangkan dari sentimen Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan, Abdul menilai sesuai dengan konsensus analis. BI mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional jadi tidak ada dampak begitu signifikan.
“Penurunan IHSG kemarin merupakan aksi taking profit dari investor karena IHSG juga sudah mengalami kenaikan cukup signifikan,” pungkasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 8.731 Triliun pada 14-18 Maret 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama pekan ketiga Maret 2022 tepatnya 14-18 Maret 2022. IHSG naik 0,47 persen menjadi 6.954,96 dari pekan lalu di posisi 6.922,60.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 19 Maret 2022, pnguatan IHSG ini juga diikuti kapitalisasi pasar bursa pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa menguat 0,54 persen menjadi Rp 8.731,25 triliun pada 14-18 Maret 2022. Kapitalisasi pasar tersebut bertambah Rp 32 triliun dari pekan sebelumnya Rp 8.684,68 triliun.
Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa turun 8,89 persen menjadi 21,95 miliar saham dari 24,09 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Rata-rata frekuensi harian bursa susut 18,43 persen menjadi 1.332.906 transaksi dari 1.634.152 transaksi pada penutupan pekan lalu. Demikian juga, rata-rata nilai transaksi harian bursa juga merosot 24,06 persen menjadi Rp 16,50 triliun dari pekan sebelumnya Rp 21,73 triliun.
Investor asing membukukan nilai bersih Rp 78,01 miliar pada Jumat, 18 Maret 2022. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 24,67 triliun.
Advertisement