Mengenal Mayora, Produsen Permen Kopi Legendaris Kopiko

Saham Mayora mencatat kenaikan signifikan seiring beredar foto pertemuan Menko Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) dan pendiri Tesla, Elon Musk.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Apr 2022, 13:47 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2022, 13:47 WIB
Presiden Jokowi Lepas Kontainer Ekspor Mayora ke-250 Ribu
Petugas mengatur kontainer Ekspor Mayora ke-250.000 ke Filipina di pabrik Mayora di Cikupa Tangerang, Senin (18/2). Mayora Indah yang berdiri sejak 1977 bergerak di bidang consumer goods yang merambah pasar global. (Liputan6.com/HO/Bal)

Liputan6.com, Jakarta - Produk permen legendaris, Kopiko, kembali menjadi perbincangan. Tak tanggung-tanggung, kehebohan Kopiko kali ini melibatkan bos Tesla, Elon Musk. Kopiko merupakan salah satu produk PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Maka tak ayal saham MYOR langsung ‘to the moon’ seiring kejadian itu. Saham Mayora mencatat kenaikan signifikan seiring beredar foto pertemuan Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman (Menko Marinves), Luhut Binsar Panjaitan (Menko Luhut) dan pendiri Tesla, Elon Musk, di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Saham MYOR ditutup menguat 7,36 persen ke posisi Rp 1.750 per saham pada perdagangan Selasa, 27 April 2022. Saham MYOR dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 1.650 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 1.755 dan terendah Rp 1.630 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.645 kali dengan volume perdagangan 262.624 saham. Nilai transaksi Rp 44,9 miliar.

Melansir laman resmi perseroan, Rabu (27/4/2022), Mayora Indah didirikan pada 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana (initial public offering/IPO) dan menjadi perusahaan publik pada 1990 dengan target market konsumen Asean. Saat ini kapitalisasi pasar PT Mayora Indah Tbk mencapai Rp 39,46 triliun.

Perseroan lantas melebarkan pangsa pasarnya ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di dunia.

Kegiatan usaha Perseroan di antaranya adalah dalam bidang industri. Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.

Produk-produk hasil inovasi Mayora Indah tersebut di antaranya:

• Permen Kopiko, pelopor permen kopi

• Astor, pelopor wafer stick

• beng beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat

• Choki-choki, pelopor coklat pasta

• Energen, pelopor minuman cereal

• Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

• Kopiko Brown Coffee, pelopor racikan kopi dengan gula aren

• Torabika Creamy Latte, pelopor kopi Latte dengan sajian gula terpisah

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Produk Mayora

Presiden Jokowi Lepas Kontainer Ekspor Mayora ke-250 Ribu
PT Mayora Indah Tbk

Saat ini, perseroan dan entitas anak memproduksi dan secara umum mengklasifikasikan produk yang dihasilkannya ke dalam dua kategori. Yaitu makanan olahan dan minuman olahan, yang meliputi enam divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi.

Antara lain, pertama, divisi biskuit dengan merek dagang: Roma Marie Susu, Roma Marie Susu Gold, Roma kelapa, Roma Kelapa Cream, Roma Sandwich, Roma Malkist, Roma Malkist Abon, Roma Malkist Coklat, Roma Malkist Krim Keju Manis, Roma Malkist Krim Tiramisu, Roma Malkist Zuperrr Keju, Roma Cream Creakers, Royal Choice, Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, dll.

Divisi kembang gula, dengan merek Dagang: Kopiko, Kopiko Cappuccino, KIS, KIS Chewy, Tamarin, dll. Lalu divisi wafer dengan merek dagang: Beng Beng, Beng Beng Maxx, Beng Beng Share It, Beng Beng Kalpa, Astor, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju, Roma Choco Blast dll.

Keempat, divisi cokelat dengan merek dagang Choki-choki dan Drink Beng Beng. Divisi kopi dengan merek Dagang: Torabika Duo, Torabika Duo Susu Full Cream, Torabika 3 in 1, Torabika Moka, Torabika Cappuccino, Torabika Jahe Susu, Torabika Creamy Latte, Torabika Double Up, Kopiko Brown Coffee, Toracafe Volcano Chocomelt, Toracafe Caramelove, dll.

Terakhir, divisi makanan kesehatan dengan merek dagang: Energen Cereal, Energen Oatmilk, dan Prima Cereal.

 

 

 

Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi laporan keuangan

Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan entitas anak mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2021. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih Rp 27,9 triliun, naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 24,48 triliun.

Merujuk laporan keuangan Mayora Indah yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis, 31 Maret 2022, pendapatan itu berasal dari makanan olahan dalam kemasan sebesar Rp 15,93 triliun. Sisanya Rp 13,06 triliun merupakan pendapatan yang berasal dari minuman olahan dalam kemasan. Dengan eliminasi sebesar Rp 1,09 triliun.

Sejalan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan ikut terkerek menjadi Rp 20,98 triliun dari Rp 17,17 triliun pada 2020. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 6,92 triliun, turun 5,15 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 7,3 triliun.

Pada periode tersebut, beban lain-lain tercatat sebesar Rp 1,55 triliun, turun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 2,68 triliun. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan Rp 1,21 triliun. Turun 42,3 persen dari Rp 2,1 triliun di 2020.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,19 triliun, turun 42,42 persen dibanding posisi 2020 sebesar Rp 2,06 triliun. Laba per saham menjadi Rp 53 dari sebelumnya Rp 92.

Aset

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi aset

Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2021 tercatat sebesar Rp 19,92 triliun, naik tipis dari posisi akhir 2020 sebesar Rp 19,78 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 12,97 triliun dan aset tidak lancar Rp 6,95 triliun.

Liabilitas perseroan tercatat naik tipis menjadi Rp 8,56 triliun di 2021 dari sebelumnya Rp 8,51 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 5,57 triliun dan sisanya Rp 2,99 triliun merupakan liabilitas jangka panjang.

Sementara ekuitas perseroan hingga akhir 2021 tercatat sebesar Rp 11,36 triliun, juga naik tipis dibanding posisi akhir 2020 sebesar Rp 11,27 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya