Indospring Bakal Sebar Dividen Rp 75 per Saham, Catat Jadwalnya

PT Indospring Tbk (INDS) membagikan dividen setara Rp 75 per saham untuk tahun buku 2021.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Jul 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indospring Tbk (INDS), emiten bergerak di industri spare parts kendaraan bermotor akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 49,21 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (3/7/2022), PT Indospring Tbk membagikan dividen setara Rp 75 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 29 Juni 2022.

Perseroan membagikan dividen mempertimbangkan laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 158,60 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 745,82 miliar dan total ekuitas Rp 2,66 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2021 antara lain:

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 7 Juli 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 8 Juli 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 11 Juli 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 12 Juli 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 11 Juli 2022

-Tanggal pembayaran dividen pada 29 Juli 2022

Pada penutupan perdagangan Jumat, 1 Juli 2022, saham INDS melemah 2,76 persen ke posisi Rp 2.110 per saham. Saham INDS melemah 40 poin ke posisi Rp 2.130 per saham.

Saham INDS berada di level tertinggi Rp 2.130 dan terendah Rp 2.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 25 kali dengan volume perdagangan 109 saham. Nilai transaksi Rp 23 juta.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja IHSG Semester I 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada pekan ini. Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup turun 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.

Sepanjang paruh pertama 2022 IHSG telah naik 5 persen dari posisi awal tahunnya yaitu di 6.581. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 5,02 persen sepanjang semester I 20222 ke posisi 6.911 pada Kamis, 30 Juni 2022. Di sisi lain, indeks LQ45 melonjak 6,5 persen secara year to date (ytd) ke posisi 991,94 pada Kamis, 30 Juni 2022.

Adapun IHSG menciptakan kinerja yang cukup baik kendati terdapat berbagai sentimen global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, kenaikan harga komoditas, hingga inflasi.

“Di tengah pasar modal global yang bergejolak, kenaikan ini bisa dikatakan cukup baik. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan Nikkei yang terkoreksi 8,3 persen pada periode yang sama,” ujar Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (1/7/2022).

Maxi mencermati, IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian global saat ini. Bahkan saat bursa Amerika Serikat, wall street juga terkoreksi, bursa dalam negeri relatif masih stabil. Menurut dia, kondusivitas pasar dalam negeri salah satunya pengendalian inflasi oleh otoritas terkait sepanjang paruh pertama 2022.

"Bursa AS gonjang ganjing luar biasa. Dua pekan lalu, IHSG naik. IHSG cukup tahan dari gejolak perekonomian,” kata dia.

Dibayangi Harga Komoditas dan Suku Bunga The Fed

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai pergerakan IHSG pada semester I 2022 dipengaruhi oleh  pergerakan harga komoditas dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve.

“Semester I dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan suku bunga the fed,” ujar Agus Pramono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2022.

Dia menuturkan, terdapat sentimen yang mempengaruhi penguatan IHSG selama semester I 2022 pada sektor energi dan transportasi. 

“Kalau energi di semester I ya karena coal harganya naik. Transportasi saya melihat penyelesaian hutang GIAA akan membawa sentimen yang positif walau untuk saham transportasi lain didorong naiknya penggunaan ecommerce,” kata Agus.

Sentimen yang Pengaruhi IHSG pada Semester II 2022

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk semester II 2022,  Maxi mengatakan, pergerakan IHSG akan lebih disokong perbaikan kinerja oleh emiten. Seiring dengan tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.

"Kita dari BNI sekuritas target IHSG sekitar 7.300—7.600, kita optimis," kata Maxi.

Salah satu sektor yang menarik untuk dicermati saat ini adalah pertambangan. Hal itu seiring tren kenaikan harga komoditas khususnya batu bara. Lainnya, yakni sektor konsumer yang dinilai ikut terkerek seiring pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk sektor yang perlu diwaspadai yakni komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini lantaran harga CPO yang relatif turun karena persediaan  yang melimpah.

"Yang diwaspadai mungkin CPO, karena harga sedang turun. Itu karena ada kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga CPO,” ujar dia.

Sementara itu, Agus memprediksi IHSG berada di rentang 7.200 - 7.500. Pada semester II 2022 perlu mewaspadai suku bunga the Fed serta pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Kalau semester II, yang perlu diwaspadai adalah suku bunga the Fed, dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat,” ujar Agus.

Untuk potensi penggalangan dana di pasar modal pada semester II 2022 masih akan sama.

“Untuk penggalangan dana saya rasa akan sama ya, Blibli akan IPO, juga ada beberapa kalau tidak salah,” ujar Agus. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya