Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) menyadari kebutuhan batu bara yang besar sebagai salah satu sumber listrik. Untuk itu, perseroan merancang pelabuhan terminal khusus batu bara yang terintegrasi dengan kereta api.
Direktur Utama RMK Energy Tony Saputra mengatakan, fasilitas tersebut memberi optimisme bagi perseroan untuk menciptakan pertumbuhan kinerja ke depan.
Baca Juga
Sebab saat ini tidak ada alternatif solusi yang dapat ditawarkan, baik oleh swasta maupun pemerintah di Sumatera Selatan dalam mengatasi masalah logistik yang terintegrasi tersebut.
Advertisement
"Dengan keberadaan terminal terintegrasi itu, perseroan menargetkan bahwa pelabuhan tersebut mampu mengapalkan minimal 25 juta ton per tahun dengan pertimbangan jumlah trafik di sungai per hari dan juga kapasitas yang masih dapat dibangun di pelabuhan," kata Tony dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (21/7/2022).
Adapun target lain adalah menyeimbangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas minimal 17 juta ton dan dapat ditingkatkan lagi. Perseroan juga menargetkan membangun stasiun muat khusus batu bara di hulu lokasi pertambangan batu bara untuk meningkatkan jumlah batu bara yang dapat dimuat.
"Perseroan juga ingin mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batu bara seperti hauling, kontraktor tambang atau jasa lainnya dan menargetkan untuk mengakuisisi atau bekerjasama dengan tambang-tambang potensial," imbuh Tony.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi Pengembangan Usaha
Untuk mencapai target tersebut, perseroan menjalankan sejumlah strategi pengembangan usaha. Di antaranya meliputi peningkatan kapasitas layanan. Dalam hal ini, perseroan melakukan upgrade conveyor line 2 agar dapat meningkatkan kapasitas pengapalan batu bara di pelabuhan sampai dengan 25 juta ton per tahun.
"Upgrade tersebut juga akan meningkatkan pengapalan hingga 150 persen dan efisiensi dalam penumpukan batu bara ke dalam stockpiles,” ujar Tony.
Selain itu, perseroan memaksimalkan potensi aset. Di antaranya meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan kegiatan usaha terintegrasi, meningkatkan kualitas, tata kelola, membangun profil produk jangka panjang yang berkelanjutan.
Adapun sejumlah kegiatan usaha perseroan tahun ini yang telah mulai beroperasi di antaranya adalah tambang batu bara dari anak perusahaan yaitu PT Truba Bara Banyu Enim, yang mulai beroperasi dan melakukan penjualan pada Februari 2022.
Pada 2022, stasiun muat kereta api khusus batu bara yang dimiliki anak usaha yaitu PT Royaltama Mulia Kencana juga mulai melakukan pemuatan pada Februari 2022. Teranyar, Container Yard (CY) 3B, yang telah meningkatkan kapasitas bongkar batu bara juga telah beroperasi pada Juni 2022.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kinerja Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE), perusahaan jasa logistik batubara terintegrasi mencetak pertumbuhan positif baik pendapatan dan laba bersih pada kuartal I 2022.
PT RMK Energy Tbk meraih pendapatan Rp 413,54 miliar pada kuartal I 2022. Realisasi pendapatan perseroan naik 151 persen dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 164,95 miliar. Pendapatan tersebut mendorong kenaikan laba bersih. PT RMK Energy Tbk mencatat laba bersih tumbuh 64 persen menjadi Rp 38,64 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,61 miliar.
Dengan demikian, laba bersih per saham dasar naik menjadi Rp 8,71 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,75.
Total ekuitas naik menjadi Rp 841,34 miliar pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 802,70 miliar. Dari sisi liabilitas, perseroan mencatat kenaikan liabilitas jangka pendek menjadi Rp 467,72 miliar pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 380,91 miliar.
Sedangkan liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp 201,98 miliar pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 216,76 miliar.
Aset perseroan naik menjadi Rp 1,51 triliun pada Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 1,40 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,8 miliar pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 66,80 miliar.
Dari sisi lini bisnis, perseroan mencatat penjualan batu bara terealisasi Rp 309,85 miliar atau naik 282 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya Rp 81,20 miliar. Sedangkan pendapatan usaha jasa logistik batu bara Rp 103,69 miliar, meningkat 24 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya Rp 83,75 miliar.
“Harga batu bara yang sangat baik sepanjang kuartal I 2022 berkontribusi terhadap kinerja kami, walaupun pemerintah sempat melarang ekspor batu bara pada Januari lalu,” ujar Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, Tony Saputra dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 3 Juni 2022.
Kontribusi Bisnis
PT RMK Energy Tbk menyediakan jasa angkutan batubara terintegrasi melalui jalur kereta dari kabupaten penghasil batubara di Lahat dan Muara Enim, Sumatra Selatan bersinergi dengan PT KAI (Persero).
Selain itu, RMK Energy juga menjalankan bisnis trading batubara melalui salah satu anak usahanya, PT Royaltama Multi Komoditi Nusantara (RMKN).
Mulai awal tahun ini, tambang batu bara milik PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE), salah satu anak usaha Perseroan, telah mulai beroperasi, yang juga dibarengi dengan mulai beroperasinya Train Loading System (TLS), fasilitas muat batu bara yang berlokasi di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim. TLS ini berlokasi di dalam konsesi IUP PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE).
Hingga kuartal I 2022, TBBE mencatatkan produksi batubara sebesar 178,516 ton yang akan diangkut menggunakan kereta melalui TLS menuju ke stasiun bongkar Simpang di Palembang. TBBE memproduksi batubara dengan kualitas batubara 3.200 kcal/kg (GAR) untuk penjualan dalam negeri dan ekspor.
"Dengan dimulainya operasi produksi TBBE sejak awal tahun ini diharapkan dapat semakin meningkatkan potensi pertumbuhan Perseroan ke depan,” kata Tony Saputra.
Advertisement