Mayora Indah Kantongi Laba Rp 1,08 Triliun hingga September 2022

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan pertumbuhan penjualan dan laba hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Okt 2022, 14:16 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 14:16 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun.

Laba tersebut naik 10,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 977,93 miliar. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (29/10/2022), raihan laba itu sejalan dengan kinerja penjualan yang tumbuh 11,78 persen menjadi Rp 22,23 triliun pada September 2022 dari Rp 19,89 triliun pada September 2021.

Bersamaan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan ikut naik menjadi Rp 17,48 triliun dari Rp 14,0 triliun pada September 2021. Sehingga perseroan mengantongi laba kotor sebesar Rp 4,75 triliun, turun 6,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,09 triliun.

Hingga kuartal III 2022, perseroan mencatatkan beban usaha senilai Rp 3,24 triliun, turun 9,97 persen dibandingkan September 202 sebesar Rp 3,64 triliun. Sehingga laba usaha per September 2022 tercatat tumbuh 1,66 persen menjadi Rp 1,47 triliun dari Rp 1,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pada periode ini, Mayora Indahmencatatkan beban lain-lain sebesar Rp 63,73 miliar, turun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 139,73 miliar. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,11 triliun, naik 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,01 triliun.

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 22,5 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 19,92 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 15,34 triliun dan aset tidak lancar Rp 7,16 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 10,56 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 8,56 triliun.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 6,82 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 3,74 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik tipis menjadi Rp 11,94 triliun dibanding posisikahir tahun lalu sebesar Rp 11,36 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Oktober 2022, saham MYOR melemah 0,41 persen ke posisi Rp 2.430 per saham. Saham MYOR dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.450 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 2.460 dan terendah Rp 2.370 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.797 kali dengan volume perdagangan 61.704 saham. Nilai transaksi harian Rp 14,8 miliar.

Belanja Modal 2022

Paparan publik PT Mayora Indah Tbk (MYOR), Selasa (28/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Mayora Indah Tbk (MYOR), Selasa (28/6/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun pada 2022.

Direktur Keuangan PT Mayora Indah Tbk, Hendrik Polisar mengatakan, belanja modal akan dialokasikan untuk peluasan pabrik biskuit dan wafer.

“Untuk capex 2022 kami perkirakan sekitar Rp 2 triliun. Spending sampai dengan April itu sekitar Rp 310 miliar,” ungkap Hendrik dalam paparan publik perseroan, Selasa (28/6/2022).

Adapun perluasan pabrik diperkirakan menelan belanja modal sekitar Rp 3,6 triliun yang terbagi untuk tahun ini dan tahun depan. Hendrik menambahkan, pembiayaan belanja modal sebagian besar berasal dari bank.

“Untuk pembiayaan kita usahakan dari beberapa bank, kurang lebih dua per tiga dari kebutuhan. Jadi kalau untuk 2022, kurang lebih Rp 1,3 triliun,” ujar dia.

Proyeksi Kinerja

Di tengah tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, perseroan memproyeksikan penjualan sampai dengan akhir tahun naik 10 persen dibandingkan 2021, atau mencapai Rp 30,7 triliun. Dari proyeksi penjualan tersbeut, laba bersih sampai dengan akhir tahun diproyeksikan mencapai Rp 1,3 triliun, tumbuh 8,3 persen dibanding posisi akhir 2021 sebesar Rp 1,2 triliun.

Hingga April 2022, perseroan mencatatkan penjualan Rp 10,7 triliun, tumbuh 6,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari raihan itu, perseroan mengukuhkan laba bersih Rp 450 miliar, turun 44,2 persen dibanding periode yang sama pada 2021.

 

Kinerja Semester I 2022

Presiden Jokowi Lepas Kontainer Ekspor Mayora ke-250 Ribu
Petugas mengatur kontainer Ekspor Mayora ke-250.000 ke Filipina di pabrik Mayora di Cikupa Tangerang, Senin (18/2). Mayora Indah yang berdiri sejak 1977 bergerak di bidang consumer goods yang merambah pasar global. (Liputan6.com/HO/Bal)

Sebelumnya, PT Mayora Indah Tbk (MYOR), emiten produsen permen kopiko ini mencatat kinerja beragam sepanjang semester I 2022. PT Mayora Indah Tbk membukukan kenaikan penjualan, tetapi laba turun hingga Juni 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (31/7/2022), PT Mayora Indah Tbk membukukan penjualan Rp 14,37 triliun pada semester I 2022. Penjualan perseroan naik 9,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,15 triliun. Beban pokok penjualan tercatat naik 19,15 persen menjadi Rp 11,39 triliun jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 9,56 triliun.

Dengan demikian, laba kotor perseroan merosot 16,97 persen menjadi Rp 2,98 triliun pada enam bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,59 triliun.

Perseroan mencatat beban usaha susut 9,71 persen dari Rp 2,34 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 2,11 triliun pada semester I 2022. PT Mayora Indah Tbk meraih laba usaha Rp 864 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,24 triliun. Laba usaha perseroan turun 30,64 persen.

 

 

Aset Perseroan

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Dengan melihat kondisi itu, perseroan meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 653,22 miliar pada semester I 2022. Laba perseroan turun 29,80 persen dari semester I 2021 sebesar Rp 930,56 miliar.

Dengan demikian, laba per saham juga turun menjadi Rp 29 pada semester I 2022 dari semester I 2021 sebesar Rp 42.

Perseroan mencatat total ekuitas naik menjadi Rp 11,98 triliun pada semester I 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 11,36 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 10,11 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 8,55 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 22,10 triliun hingga Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 19,91 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,68 triliun pada Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 3 triliun.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Juli 2022, saham MYOR naik 1,44 persen menjadi Rp 1.760 per saham. Saham MYOR dibuka stagnan Rp 1.735 per saham. Saham MYOR berada di level tertinggi Rp 1.760 dan terendah Rp 1.700 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.612 kali dengan volume perdagangan 294.470 saham. Nilai transaksi Rp 50,9 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya