Undang Remaja yang Dirundung saat Sebut Charles & Keith Merek Mewah, Ini Sosok Pendirinya

Charles and Keith menuai perhatian ketika seorang remaja Zoe Gabriel menggungah video unboxing sebuah tas yang diberikan oleh sang ayah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Jan 2023, 07:11 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2023, 07:11 WIB
Charles and Keith
Koleksi limited edition Charles and Keith X Oamul Lu. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - - Viral kisah remaja asal Singapura, Zoe Gabriel yang sebut Charles&Keith sebagai merek mewah. Mulanya, Zoe berbagi aktivitas saat membeli produk Charles & Keith melalui video yang diunggah pada kanal TikTok miliknya.

Dalam video itu, Zoe Gabriel menyebut tas Charles & Keith adalah tas luxury (mewah) pertama yang dimilikinya. Beberapa warganet menghujani video itu dengan banyak komentar negatif. Tak sedikit yang memberikan komentar Charles & Keith bukanlah brand yang masuk kategori luxury.

Padahal, jika ditelusuri, sebelumnya terdapat nama besar di belakang merek ini, yaitu Louis Vuitton. Melansir Forbes, Jumat, 13 Januari 2023, pada 2011 Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH) membeli 20 persen  saham perusahaan.

Pada saat itu, LVMH menyatakan ingin Charles & Keith membuka 40 sampai 50 gerai baru di India. Melalui L Capital Asia membeli saham tersebut sekitar 30 juta dolar Singapura. Mengutip Forbes, pendirinya Wong Brothers membeli kembali saham tersebut. Namun, tidak disebutkan kapan Wong Brothers kembali membeli saham tersebut.

Sejarah

Pada 1990, Charles Wong dan adiknya, Keith Wong bekerja di toko sepatu milik orangtuanya di Ang Mo Kio untuk mempelajari cara mengelola toko sepatu, sebelum kemudian membuka gerai pertamanya pada 1996 di Amara Shopping Centre.

Pada 1998 Charles & Keith mulai mengembangkan bisnisnya ke luar negeri dengan membuka gerai pertamanya di Indonesia. Perusahaan melanjutkan ekspansinya dengan membuka gerai  pertamanya di Filipina pada 2001, di Dubai pada 2004, dan di Arab Saudi pada 2005.

Hingga 2011, merek ini telah memiliki lebih dari 230 gerai di seluruh dunia, yang mayoritas berada di Timur Tengah dan Asia. Pada 2013, Charles & Keith telah memiliki lebih dari 300 gerai di seluruh dunia, termasuk di Afrika, dan di Jepang, di mana mereka membuka gerai unggulannya di Harajuku, Tokyo dan juga gerai lain di Yokohama dan Osaka.

Semua gerai tersebut dimiliki oleh perusahaan, kecuali tidak diperbolehkan oleh peraturan setempat, sehingga harus dijalankan melalui joint venture. Pada 2015, merek ini membuka gerai pertamanya di Kamboja, Panama, dan Republik Dominika.

Pendirinya, Wong Brothers bahkan tercatat dalam daftar 50 orang terkaya di Singapura dengan kekayaan mencapai USD 1,04 miliar atau sekitar Rp 15,77 triliun (kurs Rp 15.164,90 per USD).

 

Sosok Bernard Arnault, Bos Louis Vuitton yang Geser Elon Musk untuk Jadi Orang Terkaya di Dunia

Bernard Arnault
Chairman, sekaligus Chief Executive LVMH Bernard Arnault berpose setelah presentasi program "Kehidupan" lingkungan grup (LVMH Initiatives For the Environment) pada 25 September 2019 di kantor pusat LVMH di Paris. Prancis. (ERIC PIERMONT/AFP)

Sebelumnya, adalah Bernard Arnault, bos raksasa barang mewah Prancis LVMH (LVMHF), yang baru saja jadi orang Eropa pertama yang menduduki puncak daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Ia melampaui Elon Musk yang tahun ini berasa di posisi kedua.

Melansir CNN, Jumat (16/12/2022), dengan catatan kekayaan 171 miliar dolar AS (sekitar Rp2,7 kuadriliun), Arnault melampaui kekayaan 164 miliar dolar AS (sekitar Rp2,6 kuadriliun) CEO Tesla pada Selasa, 13 Desember 2022, menurut Bloomberg Billionaires Index. Arnault menggulingkan Musk dari posisi teratas dalam daftar "Real Tine Miliarder" Forbes minggu lalu.

Lahir di Roubaix di utara Prancis pada 1949, Arnault lulus dari École Polytechnique yang bergengsi, sebuah sekolah teknik di Paris. Ia memulai kariernya di perusahaan konstruksi milik keluarga, Ferret-Savinel, jadi bos pada 1978 setelah promosi berturut-turut.

Enam tahun kemudian, ia mendapat kabar bahwa pemerintah Prancis sedang mencari investor baru untuk mengambil alih Boussac Saint-Freres. Grup tekstil yang bangkrut memiliki aset utama, yakni Christian Dior, rumah mode Prancis yang terkenal.

Arnault membeli kendali grup, mengembalikannya ke profitabilitas dan memulai strategi mengembangkan perusahaan barang mewah terkemuka dunia. "Dalam prosesnya, ia menghidupkan kembali Christian Dior sebagai landasan organisasi baru," menurut biografi di situs web LVMH.

Arnault membeli saham pengendali di LVMH pada 1989, dua tahun setelah grup tersebut dibentuk oleh penggabungan Louis Vuitton dan Moët Hennessy. Ia telah jadi ketua dan CEO perusahaan sejak itu. Meski namanya sendiri mungkin tidak langsung dikenali banyak orang, merek-merek yang telah dikembangkan oleh Arnault, dari Louis Vuitton, Christian Dior hingga Dom Pérignon, telah jadi perusahaan global ternama.

 

LVMH Jadi Pusat Kekuatan Barang Mewah

Pengunjung Antri di Mall
Pengunjung antri masuk toko Louis Vuitton di mal. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)

Selama tiga dekade terakhir, Arnault telah mengubah LVMH jadi pusat kekuatan barang mewah dengan 75 label yang menjual anggur, minuman keras, fesyen, barang kulit, parfum, kosmetik, jam tangan, perhiasan, perjalanan mewah, dan hotel. Ia membuka toko Louis Vuitton pertama di China di Beijing pada 1992.

Pada Januari 2021, grup ini menyelesaikan pengambilalihan perhiasan ikonis AS Tiffany & Co senilai 15,8 miliar dolar AS, akuisisi terbesar industri mewah yang pernah ada.

Upaya filantropi Arnault dilakukan terutama melalui LVMH, yang memfokuskan perlindungannya pada seni dan budaya. Pada 2019, grup tersebut menyumbangkan 200 juta euro (sekitar Rp3,3 triliun) untuk membantu membangun kembali Notre Dame setelah kebakaran besar melanda katedral Paris.

Arnault telah lama memegang gelar orang terkaya di Eropa, tapi pria berusia 73 tahun itu memiliki profil yang jauh lebih rendah daripada Musk. Ia pun tidak aktif secara pribadi di media sosial utama mana pun, berbeda dengan Musk yang acap kali bikin riuh di jagat maya.

 

Catatan Kekayaan Bersih

Bernard Arnault
Bernard Arnault (apital-life.be)

Pada Oktober 2022, ia mengatakan pada Radio Classique milik LVMH bahwa ia menjual jet pribadinya setelah dipermalukan di Twitter karena sering menggunakan pesawat itu. Arnault menikah dan memiliki lima anak, semuanya saat ini bekerja di LVMH atau salah satu mereknya, menurut Bloomberg.

Di catatan terbaru, kekayaan bersih Musk telah anjlok sebesar 107 miliar dolar AS (sekitar Rp1,8 kuadriliun) tahun ini, menurut Bloomberg Billionaires Index. Sementara kekayaan bos Louis Vuitton, yang berasal dari saham pengendalinya di LVMH, telah mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar tujuh miliar dolar AS.

Divergensi sebagian disebabkan kinerja saham perusahaan tempat keduanya memiliki saham. Pembelian Twitter (TWTR) oleh Musk juga tidak membantu. Namun, ia tidak dalam bahaya jatuh lebih jauh dari daftar, dengan kekayaannya tetap lebih besar daripada industrialis India Gautam Adani (125 miliar dolar AS) dan pendiri Amazon (AMZN) Jeff Bezos (116 miliar dolar AS), yang menempati peringkat ketiga dan keempat pada daftar Bloomberg.

Pasar Barang Mewah

Saat Label-Label Mewah Dipaksa Beradaptasi dengan Hukum Anti-Limbah Prancis
Ilustrasi toko Louis Vuitton. (dok. Pexels.com/Christian Wiediger)

Sementara harga saham Tesla (TSLA) anjlok 54 persen tahun ini, saham LVMH tetap stabil, didukung penjualan yang kuat di Amerika Serikat dan Eropa. Pasar barang mewah relatif stabil tahun ini, bahkan ketika inflasi yang melonjak telah menyebabkan pembeli yang kurang mampu mengubah kebiasaan belanja mereka.

LVMH memiliki nilai pasar 362,4 miliar euro (sekitar Rp6 kuadriliun). Di sisi lain, tas mewah pria tengah naik daun di pasar barang bekas online tahun ini.

Ada suatu masa ketika tas tangan dipandang sebagai aksesori khusus wanita. Namun karena industri mode dan konsumennya mulai menganut pendekatan desain genderless, rok, sepatu hak, dan tas jadi lebih merupakan barang uniseks.

Di Rebag, situs penjualan kembali tas desainer populer, melansir Vogue, pria saat ini mencapai sepertiga hingga setengah dari basis pelanggan. "Bermacam-macam tas mewah kami yang diperluas dengan label, seperti Christian Dior, Louis Vuitton, Hermes, Prada, dan Chanel, terutama tas selempang, tas kurir, gaya selempang, dan ransel, populer di kalangan konsumen pria," kata Charles Gorra, CEO dan pendiri Rebag.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya