Bos Emiten Pengelola Gerai Pizza Hut Lepas Saham PZZA, Ada Apa?

Direktur PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) Jeo Susanto menjual saham PZZA dengan harga pelaksanaan Rp 535 per saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Jan 2023, 13:23 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 13:23 WIB
Logo Pizza Hut
Logo Pizza Hut (AFP PHOTO / BAY ISMOYO)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) Jeo Susanto melepas saham PZZA pada 18 Januari 2023.

Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/1/2023), Leo Susanto menjual 96.500 saham PZZA dengan harga pelaksanaan Rp 535 per saham pada 18 Januari 2023. Dengan demikian, nilai transaksi penjualan saham tersebut mencapai Rp 51,62 juta.

"Tujuan dari transaksi divestasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Manajemen Perseroan dikutip Jumat (20/1/2023).

Dengan transaksi penjualan saham itu, Jeo Susanto memiliki 750.000 saham atau setara 0,024 persen. Sebelumnya, ia memiliki 846.500 saham atau 0,028 persen saham PZZA.

Merujuk laporan keuangannya, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,64 triliun. Raihan itu naik 5,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun.

PT Sarimelati Kencana Tbk berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi RP 853 ,52 miliar dari Rp 861,52 miliar pada September 2021. Sehingga perseroan memperoleh laba kotor Rp 1,78 triliun, naik 8,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,64 triliun.

Pada periode ini, perseroan menciptakan beban penjualan sebesar Rp 1,63 triliun, beban umum dan administrasi Rp 170,09 miliar, pendapatan operasi lainnya Rp 17,51 miliar dan beban operasi lainnya Rp 11,6 miliar.

 

Dari rincian itu, perseroan mencatatkan rugi operasi sebesar Rp 11,35 miliar, berbalik dari posisi September 2021 di mana perseroan masih mencatatkan laba operasi sebesar Rp 44,41 miliar.

 

Aset Perseroan

Outlet Pizza Hut Gatot Subroto
Outlet Pizza Hut Gatot Subroto (dok. Pizza Hut)

Perseroan juga mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 507,23 juta, pajak final atas pendapatan bunga Rp 101,45 jua, serta beban bunga dan keuangan sebesar Rp 29,2 miliar.

Setelah ditambah manfaat pajak penghasilan, perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 35,5 miliar, berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu dengan laba tahun berjalan sebesar Rp 13,3 miliar.

Sehingga rugi per saham dasar menjadi Rp 11,8 per saham dari sebelumnya laba Rp 4,4. Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 2,41 triliun, naik dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 2,22 triliun.

Terdiri dari aset lancar Rp 242,09 miliar dan aset tidak lancar R 1,99 triliun. Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,34 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 1,05 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 646,4 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 694,47 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,07 triliun. Turun dari Rp 1,17 triliun pada Desember 2021.

 

Menakar Dampak Kenaikan Harga BBM hingga Inflasi terhadap Emiten Pengelola Pizza HUT

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal September 2022. Kenaikan BBM ini turut menuai pro dan kontra, lantaran bertepatan dengan ancaman inflasi dan kenaikan suku bunga bank sentral.

Kondisi tersebut dinilai berdampak terhadap pelaku usaha yang berpotensi kehilangan daya beli masyarakat, termasuk emiten pengelola gerai makanan.Padahal, baru saja ekonomi masyarakat mulai merangkak seiring pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

“Unruk dampak BBM tentunya secara umum berpengaruh pada berbagai sektor. Tapi untuk saat ini dampaknya belum terlihat karena kebijakannya baru berjalan kurang dari sebulan,” kata termasuk emiten pengelola gerai makanan. Sekertaris perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA),  Sekretaris Perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Kurniadi Sulistyomo. kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (28/9/2022).

Menurut dia, setidaknya diperlukan waktu tiga bulan untuk bisa menakar dampak dari kenaikan BBM. Hingga saat ini PT Sarimelati Kencana Tbk belum melakukan langkah antisipasi atau penyesuaian yang signifikan. Lebih lanjut, perseroan fokus pada target ekspansi untuk membuka 73 gerai baru pada 2022.

"Kami akan mencoba mencapai target ekspansi pengebangan usaha kami. Kami targetkan 73 outlet tahun ini. Alhamdulillah sampai saat ini sudah tercapai sampai 62 outlet, jadi ada 11 outlet lagi untuk dicapai. Inshaallah, kita masih ada waktu sampai Desember untuk capai 73 outlet. Sisa 11 harusnya inshaallah bisa tercapai,” kata Kurniadi.

 

Belanja Modal

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Pada 2022, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 300 miliar. Kurniadi mengatakan, belanja modal saat ini sudah terserap sekitar 80 persen, utamanya untuk ekspansi gerai baru. Selain fokus ekspansi, perseroan mencoba mengoptimalkan pengelolaan cash flow melalui berbagai aspek. Di antaranya mulai dari promosi hingga efisiensi di internal.

"Kami siapkan juga promo untuk anak sekolah dalam rangka natal dan tahun baru, nanti akan kami sosialisasikan. Promonya macam-macam. Juga ada promo tematik piala dunia Qatar, biasanya nanti ada produk khusus dari kami sehubungan dengan event piala dunia Qatar ini,” imbuh dia.

Perseroan juga tak mematok target spesifik, baik untuk akhir tahun ini maupun tahun depan lantaran masih mempertimbangkan perkembangan kondisi ekonomi terkini. Di sisi lain, perseroan memang belum mengantongi kalkulasi dampak dari kenaikan BBM. Meski begitu, perseroan berharap kinerja pada akhir tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya