Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membidik pertumbuhan penjualan meningkat sekitar 10 persen di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi pada 2023.
Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) Irwan Hidayat menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan penjualan pada 2023.
Baca Juga
"Kami berusaha untuk meningkat ada sekitar 10 persen. Tapi yang penting saya tidak khawatir karena secara umum produk kami baik," kata Irwan kepada awak media saat ditemui di Pacific Place, Rabu (15/2/2023).
Advertisement
Di sisi lain, Irwan mengaku, tidaklah mudah menjual produk Sido Muncul di luar negeri. "Nah menjual jamu di negeri orang itu tidak gampang. Kalau jual komoditi minyak itu gampang," kata dia.
Selain itu, regulasinya pun terbilang tidak gampang karena produk yang dijual mayoritas obat herbal. "Yang dijual ini bukan komoditi seperti minyak dan kelapa sawit. Ini yang dijual obat herbal dan kebanyak obt herbal itu tidak gampang di jual di luar negeri, karena regulasinya kan tidak gampang," ujar dia.
Meski demikian, Irwan menjelaskan, penjualan yang baik itu butuh waktu dan juga kepercayaan.
"Kalau penjualan yang baik itu butuh waktu butuh kepercayaan, dan kepercayaan itu butuh waktu dan di luar negeri itu tetap penjualan baik," kata dia.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2022. Sepanjang periode tersebut baik pendapatan maupun laba bersih perseroan mengalami penurunan.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat, 10 Februari 2023, pendapatan tercatat sebesar Rp 3,86 triliun, turun 3,87 persen dibandingkan pendapatan 2021 sebesar Rp 4,02 triliun.
Sementara dari sisi beban pokok pendapatan tidak mengalami banyak perubahan yakni menjadi Rp 1,7 triliun pada 2022 dari Rp 1,73 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan memperoleh laba bruto Rp 2,16 triliun, turun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.
Hingga Desember 2022, perseroan menciptakan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 565,06 miliar atau naik 1,55 persen yoy, beban umum dan administrasi naik 31,43 persen yoy menjadi Rp 222,85 miliar, dan beban lain-lain turun 99,71 persen yoy menjadi hanya Rp 14 juta. Bersamaan dengan itu, pendapatan lain-lain turun 14,77 persen yoy menjadi Rp 18,38 miliar pada Desember 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Dari rincian tersebut, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 1,39 triliun, turun 11,65 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triliun.
Pada periode yang sama, penghasilan keuangan turun 26,3 persen menjadi Rp 27,57 miliar. Sementara biaya keuangan turun 9,51 persen menjadi Rp 780 juta. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,1 triliun, turun 12,39 persen dibandingkan laba tahun berjalan 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.
Dari sisi aset Sido Muncul hingga Desember 2022 naik tipis menjadi Rp 4,08 triliun dari Rp 1,07 triliun pada akhir 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,89 triliun. Liabilitas hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 575,97 miliar dari Rp 597,79 miliar pada Desember 2021.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 541,05 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 34,92 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 3,51 triliun dari Rp 3,47 triliun pada Desember 2021.