Menkeu AS Janet Yellen Tak Mau Bailout Sillicon Valley Bank yang Kolaps

Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan lagi untuk bailout Silicon Valley Bank.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Mar 2023, 00:19 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2023, 00:19 WIB
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Janet Yellen menuturkan, pemerintah federal tidak akan memberikan bailout bagi investor Silicon Valley Bank setelah bank itu tiba-tiba tutup.

Namun, regulator keuangan “khawatir” tentang dampaknya terhadap deposan dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Selama krisis keuangan, ada investor dan pemilik bank besar sistemik yang ditebus,” ujar Janet Yellen dalam wawancara dengan Face the Nation, dikutip dari CBS News, Minggu (12/3/2023).

“Dan reformasi yang telah diberlakukan berarti kami tidak akan melakukannya lagi. Tapi kami prihatin dengan deposan dan fokus untuk mencoba memenuhi kebutuhan mereka,” ia menambahkan.

Regulator California menutup Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 setelah deposan bergegas menarik uangnya pekan lalu di tengah kekhawatiran neracanya.

Federal Deposit Insurance Corporation ditunjuk sebagai penerima, dan regulator bekerja untuk menemukan pembeli untuk institusi tersebut.

Runtuhnya bank berusia 40 tahun itu yang melayani industri teknologi, adalah yang terbesar dari lembaga keuangan sejak kegagalan Washington Mutual pada 2008.

Yellen menuturkan, setelah kegagalan Silicon Valley Bank, pejabat Departemen Keuangan telah mendengar dari deposan, banyak di antaranya usaha keci. Ia bekerja sama dengan regulator bank untuk merancang kebijakan yang tepat untuk stabilkan situasi yang dapat mencakup akuisisi oleh bank asing.

“Sistem perbankan Amerika benar-benar aman dan modal baik. Ini tangguh,” tutur Yellen.

Ia menambahkan, setelah krisis keuangan 2008, kontrol baru diberlakukan, pengawasan modal dan likuiditas lebih baik dan diuji selama awal pandemi COVID-19 dan membuktikan ketahanannya. "Jadi orang Amerika dapat memiliki kepercayaan pada keamanan dan kesehatan sistem perbankan kita,” ujar dia.

 

Penutupan SVB Memicu Kegugupan Berdampak terhadap Lembaga Lainnya

Silicon Valley Bank (SVB) (Foto: Instagram @siliconvalleybank)
Silicon Valley Bank (SVB) (Foto: Instagram @siliconvalleybank)

Namun, penutupan Silicon Valley Bank telah memicu kegugupan tentang apakah hal itu dapat memicu pelarian pada bank kecil dan regional lainnya. Yellen menuturkan, regulator keuangan sedang bekerja untuk mencegah kejatuhan itu menyebar ke institusi lain.

“Kami ingin memastikan masalah yang ada di satu bank tidak menulari ke bank lain yang sehat. Tujuan selalu pengawasan dan regulasi adalah untuk memastikan penularan tidak dapat terjadi,” kata dia.

Menyusul penutupan Silicon Valley Bank, FDIC mengatakan telah menciptakan Deposit Insurance National Bank of Santa Clara, di mana simpanan yang diasuransikan dari Silicon Valley Bank segera ditransfer. Semua deposan yang diasuransikan akan memiliki akses ke simpanan yang diasuransikan pada Senin pagi, sementara deposan yang tidak diasuransikan akan menerima dividen di muka dalam minggu depan, kata FDIC. Pembayaran dividen di masa depan dapat dilakukan kepada deposan yang tidak diasuransikan karena FDIC menjual aset Silicon Valley Bank.

Pada akhir tahun 2022, Silicon Valley Bank memiliki total aset sekitar USD 209 miliar dan total simpanan sekitar USD 174,5 miliar, menurut agensi tersebut.

Namun, lebih dari 85 persen simpanan Silicon Valley Bank tidak diasuransikan, menurut perkiraan dalam pengajuan peraturan baru-baru ini.

"Kami sangat menyadari masalah yang akan dihadapi deposan," kata Yellen. "Banyak dari mereka adalah bisnis kecil yang mempekerjakan orang di seluruh negeri, dan tentu saja ini menjadi perhatian yang signifikan dan [kami] bekerja sama dengan regulator untuk mencoba mengatasi masalah ini."

 

Karyawan Terima Bonus Sebelum SVB Kolaps

Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan tutup. Investor resah. Foto dari akun Instagram SVB ketika bank ini ekspansi di Denmark.
Silicon Valley Bank (SVB) dinyatakan tutup. Investor resah. Foto dari akun Instagram SVB ketika bank ini ekspansi di Denmark. Dok: Instagram @siliconvalleybank

Sebelumnya, karyawan Silicon Valley Bank (SVB) menerima bonus tambahan pada Jumat, 10 Maret 2023, hanya beberapa jam sebelum regulator menyita bank yang gagal tersebut. Hal itu berdasarkan sumber yang mengetahui isu tersebut.

Dikutip dari CNBC, Minggu (12/3/2023), Silicon Valley Bank, yang berbasis di Santa Clara, California ini secara historis telah membayar bonus karyawan pada Jumat, 10 Maret 2023, menurut sumber. Pembayaran itu untuk pekerjaan yang dilakukan pada 2022 dan telah diproses beberapa hari sebelum bank runtuh.

Pada 2023, hari pembagian bonus kebetulan jatuh pada hari terakhir kemerdekaan Silicon Valley Bank (SVB). Lembaga tersebut, dalam pergolakan bank yang dipicu oleh investor modal ventura dan pendiri startup yang panik, dan disita oleh the Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Jumat siang, 10 Maret 2023.

Selain itu, CEO SVB Greg Becker berbicara kepada karyawan dalam video dua menit kalau tidak lagi membuat keputusan di bank yang berusia 40 tahun itu, menurut sumber.

Silicon Valley Bank, adalah salah satu bank dengan memiliki bayaran tertinggi untuk karyawan pada 2018. Karyawan mendapatkan rata-rata USD 250.683 atau sekitar Rp 3,87 miliar (asumsi kurs Rp 15.468 per dolar AS) pada saat itu, menurut Bloomberg.

Setelah penyitaan, FDIC menawarkan karyawan Silicon Valley Bank 45 hari kerja. Bank memiliki 8.528 karyawan per Desember 2022. Adapun seorang juru bicara FDIC menolak komentar mengenai bonus itu.

 

Infografis miliarder dunia
Jumlah miliarder dunia di setiap benua (liputan6,com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya