Sucor Sekuritas Bidik 10 Perusahaan Melantai di Bursa pada 2023, 2 IPO Jumbo

PT Sucor Sekuritas akan membawa dua perusahaan untuk gelar IPO jumbo. Perseroan targetkan 10 perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Mar 2023, 07:31 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 07:31 WIB
Sucor Sekuritas Bakal Bawa Dua IPO
PT Sucor Sekuritas akan membawa dua perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sucor Sekuritas bakal membawa dua perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan nilai emisi jumbo. 

Investment Banking Manager Ahmad Murtadlo Muthohari menuturkan, pihaknya akan membawa 10 perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023. "Hingga saat ini sudah ada tiga perusahaan yang ada di pipeline," kata Murtadlo saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2023.

Murtadlo menyebutkan, dua perusahaan yang akan IPO dengan emisi di atas Rp 1 triliun berasal dari sektor perbankan dan entertainment.  "Ada dua perusahaan yang akan IPO big size dari sektor perbankan dan entertainment," kata dia.

Meski demikian, Murtadlo belum bisa menjabarkan terkait IPO tersebut dengan lebih rinci. Sementara itu, untuk perusahaan lainnya yang akan melantai di pasar modal berasal di antaranya berasal dari sektor teknologi maupun keuangan.

"Ada beberapa teknologi yang lagi kita jalan, di bagian keuangan ada, multifinance ada cuma ini lebih kecil dari dua perusahaan tadi. Ini kecil Rp 100-200 miliar IPO size-nya," kata dia.

 

 

Tahun Kelinci Air, Sucor Sekuritas Ramal IHSG Sentuh 8.300

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Sucor Sekuritas memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh 8.300 pada 2023. Sejumlah faktor terutama sentimen global akan pengaruhi IHSG pada tahun kelinci air.

Head of Research Sucor Sekuritas, Edward Lowis prediksi IHSG dapat menyentuh 8.300 didukung faktor makro ekonomi. Dari global, Edward menuturkan, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve berpotensi turunkan suku bunga.

Sedangkan dari dalam negeri, Edward mengatakan, instrument baru Bank Indonesia (BI) yang menarik likuditas besar berpotensi turunkan yield atau imbal hasil surat utang negara (SUN). Dengan yield SUN rendah dapat menguntungkan instrumen investasi saham sehingga berpotendi dorong aliran dana masuk ke saham.

“8.300 kemungkinan besar masih bisa tercapai. Dalam short term negatif karena reopening China, short impact ada flow keluar dari Indonesia. Dana ekspor bisa masuk improve likuiditas dari bond ke saham,” ujar dia dalam diskusi virtual Indonesia Investment Education, dikutip Senin (16/1/2023).

 

 

Potensi The Fed Pangkas Suku Bunga

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia menambahkan, potensi bank sentral AS atau the Federal Reserve yang akan pangkas suku bunga pada semester II 2023 akan diikuti Bank Indonesia (BI). Dengan demikian, menurut dia itu dapat mendukung saham. “8.300 masih bisa tercapai, earning growth dua tahun terakhir sudah cukup tinggi 55 persen, 40 persen 2021 dan 2022. Tahun ini ada upside walau tidak banyak growth 6 persen dari dua tahun terakhir 40 persen-50 persen itu sudah sangat bagus,” kata dia.

Ia mengatakan, reopening China memang berdampak terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini seiring aliran dana investor asing yang keluar dari pasar saham Rp 5 triliun. Di sisi lain, valuasi IHSG menurut Edward juga masih menarik dengan price earning (PE) 13 kali.

“IHSG sekarang masih lumayan fair dibandingkan Hong Kong dan Chine, PE kelihatan lebih tinggi. Ada flow dari Indonesia ke China,” ujar dia.

Adapun sektor saham yang dapat dicermati, Edward menuturkan, sektor saham perbankan, semen, dan logam. “Earning growth outperform bank tumbuh 13 persen, semen, lalu metal mining yang proxi gold dan nikel,” tutur dia.

Pembukaan Kembali China hingga Pemilu Bayangi IHSG pada 2023

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, sejumlah faktor global akan mempengaruhi pasar saham pada 2023. Sentimen tersebut antara lain pembukaan kembali China, risiko geopolitik, pemilihan umum (pemilu) dan penguatan dolar Amerika Serikat.

Sentimen tersebut juga sudah berdampak terhadap pasar saham Indonesia pada awal Januari 2023. Indeks Harga Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 2,42 persen pada 2-6 Januari 2023. Koreksi IHSG tersebut terjadi seiring China berencana impor batu bara dari Australia sehingga menekan harga batu bara. Selain itu, investor global yang mulai mengalihkan dana seiring pembukaan kembali China dan valuasi saham menarik dan laba solid menekan pasar saham Indonesia.

Di sisi lain, pasar juga berharap kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve melambat pada 2023. Hal ini juga yang terlihat dapam pertemuan FOMC. Diprediksi tingkat suku bunga yang tadinya 5,1 persen menjadi 4 persen pada 2024. “Niat bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga lebih rendah sambil pertahankan bunga tinggi menyiratkan pemerintah AS bersandar ke arah soft landing,” demikian mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Sabtu (!4/1/2023).

Sementara itu, saat dolar AS mencapai puncaknya, tekanan pada utang negara berkembang akan terus menurun. Dari sentimen pembukaan kembali China juga diharapkan berdampak positif untuk Indonesia.

Hal ini seiring kontribusi ekspor Indonesia mencapai 22,3 persen ke China hingga Oktober 2023 dan aliran investasi asing mengalir mencapai 15,5 persen hingga September 2022. Angka ini relatif tinggi dibandingkan ekspor ke Amerika Serikat 10,4 persen dan aliran dana investasi asing mencapai 1 persen hingga September 2022.

“Oleh karena itu kami mengharapkan pembukaan kembali China membawa manfaat bagi Indonesia dan pembukaan kembali ekonomi secara penuh kuartal II 2023 dan bertahap,”

 

Risiko Geopolitik

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih kurang bergairah memasuki pekan kedua Januari 2023.  IHSG yang masih tertekan itu dibayangi aliran dana investor asing yang keluar dari bursa saham Indonesia dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/1/2023), IHSG merosot 0,64 persen ke posisi 6.641,83. Pada pekan lalu, IHSG merosot 2,4 persen ke posisi 6.684,55. Kapitalisasi pasar bursa pun terpangkas pada 9-13 Januari 2023. Kapitalisasi pasar saham susut 0,82 persen menjadi Rp 9.182,35 triliun dari pekan sebelumnya Rp 9.258,26 triliun. Meski demikian, pekan ini, rata-rata nilai transaksi harian melompat tajam.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 24,04 persen menjadi Rp 11,53 triliun dari Rp 9,30 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 4,77 persen menjadi 17,23 miliar saham dari 16,45 miliar saham pada pekan lalu. Kenaikan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa 0,48 persen menjadi 1.109.809 transaksi selama sepekan dari 1.104.455 transaksi pada pekan sebelumnya.

 Investor asing melakukan aksi jual Rp 551,59 miliar pada Jumat, 13 Januari 2023. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 2,97 triliun. Sepanjang 2023, investor asing sudah menjual saham Rp 5,16 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,  IHSG masih melemah 0,64 persen dipengaruhi beberapa sentimen yang sama pada pekan lalu. Koreksi IHSG terjadi dipengaruhi shifting aset dari aset berisiko yang ke aset yang minim risiko karena ada kebijakan hawkish the Federal Reserve (the Fed) yang masih akan diterapkan untuk menekan laju inflasi.

“Kemudian ada re-opening China yang diperkirakan terjadinya outflow ke negara tersebut.,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, ia memperkirakan IHSG masih bergerak menguat untuk menguji 6.677-6.728.  Untuk sektor saham yang dapat dicermati yaitu sektor teknologi dan industri.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya