Trimegah Bangun Persada Patok Harga IPO Rp 1.250 per Saham, Bidik Dana Segar Rp 9,9 triliun

PT Trimegah Bangun Persada Tbk menetapkan harga IPO Rp 1.250 per saham dalam rangka IPO. Dengan demikian, dana yang akan diraup Rp 9,99 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Apr 2023, 18:14 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2023, 18:14 WIB
IPO, Trimegah Bangun Persada Bakal Lepas 7,99 Miliar Saham
PT Trimegah Bangun Persada Tbk akan melepas 7,99 miliar saham dalam rangka IPO. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk, bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak-banyaknya 7.997.600.000 atau 7,99 miliar saham.

Mengutip prospektus, Selasa (4/4/2023), nominal masing-masing saham tersebut sebesar Rp100 setiap saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 12,67 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Adapun, harga penawaran dipatok Rp1.250 per saham. Dengan demikian, Trimegah Bangun Persada bakal meraup dana Rp 9,99 triliun.

Selain itu, calon emiten dengan kode NCKL akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,44 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan (Employee Stock Allocation/ESA) sebanyak-banyaknya sebesar 35 juta saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.

Trimegah Bangun Persada menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT OCBC Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.

Usai IPO, struktur pemegang saham perusahaan menjadi PT Harita Jayaraya sebesar 86,45 persen, PT Citra Duta Jaya Makmur sebesar 0,87 persen, masyarakat sebesar 12,62 persen, dan ESA 0,06 persen.

 

 

 

Dana IPO

Smelter Harita Nickel. Grup Harita yang menjalankan usaha tambang nikel dikabarkan akan gelar IPO. (Foto: laman Harita Nickel)
Smelter Harita Nickel. Grup Harita yang menjalankan usaha tambang nikel dikabarkan akan gelar IPO. (Foto: laman Harita Nickel)

Sementara itu, dana yang diperoleh dari penawaran umum perdana saham ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan sekitar 8,4 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Harita Jayaraya. Sekitar 9,4 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada PT Dwimuria Investama Andalan.

Selain itu, sekitar 23,6 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang kepada Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP). Lalu, sekitar 1,4 persen akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran seluruh utang outstanding Fasilitas Term Loan 1 dan Fasilitas Term Loan 3 kepada OCBC NISP.

Kemudian, sekitar 3,3 persen akan digunakan oleh perseroan untuk belanja modal (capital expenditure). Sekitar 50,4 persen untuk keperluan entitas anak dan entitas asosiasi yang akan disalurkan melalui setoran modal dan pinjaman. Sisanya sekitar 3,5 persen akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja (working capital).

Jadwal

  • Tanggal Efektif: 3 April 2023
  • Masa Penawaran Umum Perdana Saham: 5 April-10 April 2023
  • Tanggal Penjatahan: 10 April 2023
  • Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 11 April 2023
  • Tanggal Pencatatan Efek di Bursa Efek Indonesia: 12 April 2023

Usai IPO, Trimegah Bangun Persada Kejar Pendapatan Tambah 100 Persen

IPO
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) tengah dalam proses pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tesebut, perseroan mengincar dana segar USD 650 juta atau skeiar Rp 9,7 juta.

Sebelumnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menargetkan pendapatan tumbuh 100 persen pada tahun ini. Setelah perseroan menggelar Initial Public Offering (IPO) pada April 2023.

Perusahaan merupakan Entitas konglomerasi usaha Harita Group di bidang pertambangan dan hilirisasi nikel. “Kalau kami menggambarkan dengan angka, minimal peningkatan pendapatan itu dua kali lipat sudah pasti dibandingkan tahun 2022, tapi semua itu tergantung dengan harga nikel di market, karena harga sangat volatile,” ujar Direktur Keuangan NCKL Suparsin Darmo Liwan melansir Antara di Jakarta.

Selain itu, Trimegah Bangun Persada  menargetkan volume produksi feronikel meningkat empat kali lipat pada tahun 2023 ini usai perseroan menggelar IPO.

Pihaknya menjelaskan perseroan menawarkan saham perdana kepada berbagai investor asing di Asia, diantaranya Singapura, Hong Kong, hingga China, kemudian juga investor dari Eropa yang meliputi Inggris dan negara lainnya.

“Serta kami melakukan roadshow secara virtual kepada investor di Amerika Serikat (AS),” ujar Suparsin.

Pihaknya menyampaikan sebanyak 40 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal yang meliputi pembangunan pabrik pengolahan nikel.

Serta untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman, serta tambahan modal kerja perseroan.

Selain itu, perseroan akan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 0,5 persen atau 60,5 juta saham dari jumlah saham IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan (Employee Stock Allocation, ESA), di mana harga pelaksanaan ESA sama dengan harga penawaran

 

Target IPO

PT Trimegah Bangun Persada Tbk mematok sejumlah target kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Trimegah Bangun Persada Tbk mematok sejumlah target kinerja usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam IPO, NCKL menargetkan meraih dana sebesar Rp9,7 triliun, dengan penawaran awal atau book building saham NCKL dimulai pada 15 Maret hingga 24 Maret 2023 dan secara resmi mencatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023

PT Trimegah Bangun Persada Tbk merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir dalam industri nikel selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Entitas dari konglomerasi usaha milik keluarga Lim ini mencatatkan laba periode berjalan yang melesat 207,95 persen yoy dari Rp1,39 triliun per November 2021 menjadi Rp4,30 triliun per 30 November 2022, yang mana laba per saham ikut naik dari Rp23,16 per lembar saham menjadi Rp78,63.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya