Liputan6.com, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) menyiapkan belanja modal sekitar USD 42 juta atau Rp 625,8 miliar (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS) pada 2023.
Direktur Mitrabara Adiperdana Syadaruddin mengatakan, pendanaan belanja modal tersebut sebagian besar dari kas perseroan.
Baca Juga
"Capex 2023 kita anggarkan USD 42 juta, pendanaannya sebagian besar dari kas perseroan," kata Syadaruddin dalam paparan publik, Rabu (24/5/2023).
Advertisement
Syadaruddin menyebutkan, alokasi belanja modal tersebut 90 persen lebih untuk yang berkaitan dengan rencana pengembangan anak perusahaan.
"Sebagai kami jelaskan bagian strategi perseroan 2023 dan ke depan adalah fokus anak perusahaan," kata dia.
Dalam menjalankan bisnisnya, Mitrabara Adiperdana pun tengah menyiapkan sejumlah strategi, sebagai berikut. Pertama, mempertahankan eksistensi perseroan di industri batu bara, serta fokus pada pengembangan bisnis baru.
Kedua, melakukan optimasi melalui upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan di setiap proses bisnis, dalam kaitannya dengan efisiensi. Ketiga, memastikan seluruh kewajiban pertambangan dapat terpenuhi.
Terakhir, mempersiapkan proses transformasi dan pengembangan organisasi yang unggul sesuai dengan perkembangan bisnis perseroan.
Tebar Dividen Rp 1,18 Triliun
Sebelumnya, emiten pertambangan batu bara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan melakukan pembagian dividen tunai sekitar Rp 1,18 triliun kepada seluruh pemegang saham perseroan.
"RUPST menyetujui atas penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, termasuk memberikan ratifikasi atas pembagian dividen interim yang telah dilaksanakan pada 15 Oktober 2022, termasuk persetujuan atas rencana pembagian dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022, dimana perseroan selanjutnya akan melakukan pembagian dividen tunai sekitar Rp 1,18 triliun kepada seluruh pemegang saham perseroan," kata Direktur Utama Syadaruddin, Rabu (24/5/2023).
Sementara itu, pada tahun lalu merupakan tahun yang sangat tidak terduga bagi industri pertambangan batubara di Indonesia, dikarenakan kenaikan harga batu bara acuan yang mengalami peningkatan dengan harga tertinggi sebesar USD 330,97 per ton pada Oktober 2022 dan ditutup pada harga USD 281,48 per ton pada Desember 2022.
"Sebagai akibat peningkatan harga batu bara tersebut, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD 449,53 juta pada 2022, meningkat 45,09 persen apabila dibandingkan 2021 sebesar USD 309,84 juta," imbuhnya.
Laba tahun berjalan perseroan pada 2022 mencapai USD 179,39 juta atau mengalami kenaikan sebesar 78,39 persen dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar USD 100,56 juta. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga penjualan batu bara 2022 yang signifikan dibandingkan 2021.
Pada sisi kinerja keuangan, beberapa indikator mengalami peningkatan, diantaranya adalah beban pokok penjualan yang naik 29,36 persen dari USD 142,05 juta pada 2021, menjadi USD 183,76 juta pada 2022.
Untuk ke depan, perseroan berkomitmen untuk melakukan diversifikasi kegiatan usaha melalui anak perusahaannya, untuk melakukan pengembangan usaha pada sektor sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainable) termasuk energi baru terbarukan (Biomass & Solar Energy) sebagai growth driven Perseroan.
Advertisement
Mitrabara Adiperdana Tebar Dividen Interim 2022 Rp 1.030 per Saham
Sebelumnya, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan membagikan dividen interim tunai Rp 1,26 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (14/9/2022), PT Mitrabara Adiperdana Tbk akan membagikan dividen setara Rp 1.030 per saham. Pembagian dividen tersebut telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 12 September 2022.
Pembagian dividen interim 2022 tersebut mempertimbangkan data keuangan per 30 Juni 2022 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 111,68 juta dan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 238,72 juta. Total ekuitas USD 267,18 juta.
Jadwal pembagian dividen interim tahun buku 2022 antara lain:
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 September 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 September 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 23 September 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 26 September 2022
-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 23 September 2022 waktu 16.00
-Tanggal pembayaran dividen pada 3 Oktober 2022
Genjot EBT, Mitrabara Gandeng Raksasa Energi Terbarukan UEA
Sebelumnya, perusahaan energi, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) mengikat kerja sama dengan Masdar, perusahaan energi, anak perusahaan dari Perusahaan Pengembangan Mubadala dan didirikan oleh pemerintah Uni Emirate Arab (UEA).
Hal tersebut disampaikan manajemen Mitrabara melalui siaran persnya yang disampaikan ke regulator, PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) baru-baru ini, ditulis Selasa (25/1/2022), Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka dunia, untuk pengembangan dan penyediaan energi terbarukan sektor komersial, mengumumkan pembentukan joint venture (JV) dengan konglomerasi Indonesia yang fokus di sektor energi.
Kerja sama pengembangan dan penyediaan energi terbarukan tersebut akan menyasar segmen komersial & industri (C&I) dari pasar energi terbarukan di Indonesia yang tumbuh sangat pesat.
Kerja sama itu diumumkan di Abu Dhabi dan dihadiri oleh Direktur Baramulti Group Angela Soedjana, dan General Manager Hidefumi Kodama, Coal and Energy Solution Department, Idemitsu Kosan Co., Ltd., yang kedua – duanya merupakan pemegang saham mayoritas Mitrabara Khoirudin, Direktur Utama Mitrabara, dan untuk Masdar diwakili oleh Fawaz Al Muharrami, Actinv Executive Director, Clean Energy.
PT Masdar Mitra Solar Radiance, perusahaan JV tersebut, akan beroperasi dengan mempergunakan brand Solar Radiance. Chief Executive Officer (CEO) Mitrabara Choirudin mengatakan, dengan meningkatnya kebutuhan industri dan perusahaan untuk mengurangi jejak karbon mereka, ketersediaan energi terbarukan di suatu negara akan menjadi salah satu pendorong utama keputusan investasi banyak perusahaan.
Sayangnya, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga sekitar, Indonesia masih harus banyak mengatasi ketinggalan untuk pengembangan sektor ini.
"Kami yakin Solar Radiance akan mampu mempercepat implementasi energi surya sebagai salah satu solusi energi terbarukan di Indonesia, apalagi sumber daya energi matahari di Indonesia sesungguhnya sangat melimpah, dan masih banyak aspek yang dapat dikembangkan," kata Choirudin.
Pihaknya meyakini, dengan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang Masdar dan Mitrabara bawa ke dalam Perusahaan JV tersebut akan menghadirkan keunikan di pasar energi terbarukan dan akan memastikan solusi terbaik bagi pelanggan perusahaan.
Advertisement