Liputan6.com, Jakarta PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mendeteksi adanya serangan siber yang dialaminya pada Minggu, 21 Mei 2023.
Corporate Communication Head BFI Finance Indonesia Dian Ariffahmi menuturkan, serangan siber pada platform BFI disebabkan oleh Malware.
Baca Juga
Walau begitu, BFI menilai bahwa sampai saat ini belum ada indikasi pencurian data akibat serangan siber tersebut. "Saat ini kami mengisolasi sementara beberapa sistem utama dalam rangka mengurangi potensi terjadinya kebocoran data dan kerusakan sistem lainnya," jelas dia, Jumat (26/5/2023).
Advertisement
Manajemen BFI memahami betul kerisauan yang dirasakan oleh para nasabah. Lantas, saat ini BFI telah menjalani tahap pengembalian sistem operasional untuk normalisasi pelayanan dan kegiatan operasional sehari-hari.
"Kami sekarang ini masih berfokus pada pemulihan dan memaksimalkan pelayanan terhadap segala kebutuhan konsumen akibat terganggunya layanan operasional," imbuhnya.
BFI pun menginformasikan kepada konsumen bahwa akan ada kebijakan khusus selama rentang waktu temporary switch off ini.
Selain itu, saat ini pembayaran sudah bisa dilakukan lewat virtual account beberapa bank, seperti BCA dan Bank Mandiri.
Dalam upaya mengatasi serangan siber, sekarang ini perseroan mengisolasi sementara beberapa sistem utama dalam rangka mengurangi potensi terjadinya kebocoran data dan kerusakan sistem lainnya.
"Kami juga menggunakan cyber security consultant untuk membantu kami menangani situasi ini. Selanjutnya, perusahaan akan melakukan review menyeluruh untuk peningkatan dan pertahanan sistem kami. Kami juga telah berkoordinasi dengan BSSN untuk pengamanan lebih lanjut," tutup dia.
Â
Terjadi 21 Mei
Sebelumnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) angkat bicara mengenai serangan siber yang dialaminya pada Minggu, 21 Mei 2023.
Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk, Sudjono menuturkan, perseroan mengantisipasi dengan melakukan temporary switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional.
"Kami informasikan pada 21 Mei 2023, perseroan telah mengalami serangan siber. Sampai saat ini, belum ada indikasi terjadinya kebocoran data konsumen," tulis Sudjono.
Adapun perseroan telah melakukan berbagai langkah penanganan sesuai protokol penanganan dan dilanjutkan dengan upaya pemulihan layanan kepada konsumen dan kegiatan operasional perseroan secara bertahap.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 24 Mei 2023, saham BFIN naik 3,67 persen ke posisi Rp 1.270 per saham. Saham BFIN dibuka stagnan di posisi Rp 1.225 per saham.
Saham BFIN berada di level tertinggi Rp 1.270 dan terendah Rp 1.225 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.640 kali dengan volume perdagangan 329.043 lot saham. Nilai transaksi Rp 41,1 miliar.
Â
Advertisement