Wall Street Bervariasi, Saham Raksasa Bank AS Topang Indeks Dow Jones

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Kamis, 29 Juni 2023. Indeks Dow Jones cetak kenaikan terbesar setelah uji stres bank.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jun 2023, 06:53 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 06:53 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Kamis, 29 Juni 2023.. (Foto:Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Kamis, 29 Juni 2023. Indeks Dow Jones melesat seiring saham bank besar melejit setelah melewati uji stress tahunan the Federal Reserve (the Fed).

Selain itu, angka produk domestik bruto (PDB) direvisi naik sehingga meredakan beberapa kekhawatiran termasuk resesi di wall street. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 269,76 poin atau 0,8 persen ke posisi 34.122,42. Indeks Dow Jones melesat terdorong saham bank besar.

Indeks S&P 500 mendaki 0,45 persen ke posisi 4.396,44. Indeks Nasdaq mendatar di posisi 13.591,33. Demikian dikutip dari laman CNBC, Jumat (30/6/2023).

Adapun saham JPMorgan Chase dan Goldman Sachs masing-masing naik lebih dari 3 persen. Sedangkan saham Wells Fargo bertambah 4,5 persen. Penguatan saham raksasa bank AS tersebut terjadi sehari setelah bank sentral mengatakan semua 23 institusi yang termasuk dalam stress test tahunan memiliki modal baik untuk hadapi scenario resesi yang parah.

Saham keuangan lain yang terpukul selama krisis perbankan pada 2023 juga menguat termasuk saham Charles Schwab, Western Alliance, dan Zions Bancorporation.

Serangkaian data ekonomi yang positif mengisyaratkan ketahanan ekonomi meskipun ada ketakutan resesi, itu termasuk revisi kenaikan besar dalam PDB kuartal pertama dan penurunan klaim penggangguran mingguan ke level terendah sejak Mei.

“Sektor-sektor yang berhasil dengan baik ketika ekonomi berkinerja baik bertahan, tetapi yang pasti stress test kemarin adalah pertanda baik lainnya meskipun ekonomi melemah, bank jauh lebih tangguh dari pada yang kita lihat pada periode 2008,” ujar Senior Investment Strategist, Mona Mahajan, Edward Jones.

Kinerja Wall Street

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sementara itu, pada perdagangan Jumat 30 Juni 2023 menandai hari perdagangan terakhirnya. Indeks S&P 500 naik 14,5 persen pada 2023 dan dengan kecepatan kinerja bulanan terbaik sejak Januari.

Indeks Nasdaq telah naik hampir 30 persen, dan menuju kinerja terbaik semester I sejak 1983 karena meningkatnya optimisme seputar kecerdasan buatan mendorong saham teknologi. Sedangkan indeks Dow Jones hanya naik 2,9 persen.

Meski awal yang solid hingga 2023, pelaku pasar di wall street bersiap untuk semester II 2023 yang berpotensi bergejolak.

“Pasar tidak naik untuk selamanya, jadi kami tidak akan terkejut melihat beberapa periode konsolidasi,” tutur Mahajan.

Investor harus mempertimbangkan untuk memakai volatilitas untuk memposisikan pemulihan.

Sementara itu, Chris Senyek dari Wolfe Research menuturkan, komentar terbaru dari ketua the Fed Jerome Powell tidak banyak mengubah pandangan pasar tentang prospek ekonomi dari sini.

“Dalam pandangan kami, ketua the Fed Powell kemungkinan akan terus mencoba untuk menghubungkan antara menurunkan inflasi dan menghindari resesi, yang bullish jangka pendek,” tutur dia.

Ia menambahkan, harapan perusahaan itu terhadap suku bunga akan lebih tinggi untuk waktu lebih lama tetapi tidak berubah.

“Sementara kami masih memperkirakan resesi AS akan mulai terjadi pada paruh kedua, prospek pasar negara maju lainnya kemungkinan akan memburuk lebih cepat, mengingat mereka bahkan lebih berada di belakang kurva inflasi,” tutur dia.

Wall Street Beragam, Investor Cermati Komentar Ketua The Fed Jerome Powell

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Rabu, 28 Juni 2023. Indeks S&P 500 sedikit berubah seiring investor mempelajari komentar terbaru tentang laju kebijakan moneter terkait suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed)

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 74,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 33.852,66. Indeks S&P 500 melemah 0,04 persen ke posisi 4.376,86. Indeks Nasdaq naik 0,27 persen ke posisi 13.591,75.

Pada Rabu, 28 Juni 2023, ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, kebijakan moneter yang lebih ketat masih akan datang karena the Fed terus melawan inflasi, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya.

Powell berbicara di depan panel dengan Gubernur Bank of England Andrew Bailey, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Guberur Bank of Japan Kazuo Ueda di Forum ECB tentang bank sentral di Sintra, Portugal.

 

 

 

Penantian Investor

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

“Kami semua mencerna komentar dari empat bankir besar bank sentral. Dan rasanya pasar benar-benar ingin naik lebih tinggi, tetapi secara keseluruhan, pesan kita suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama berfungsi sebagai batasan hari ini,” ujar dia.

Saham produsen Chip turun setelah the Wall Street Journal melaporkan AS sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor baru ke China. Penerima manfaat kecerdasan buatan Nvidia turun lebih dari 1 persen dan iShares Semiconductor ETF juga susut.

Namun, indeks Nasdaq melawan tren dan ditutup menguat pada hari kedua. Indeks Google, Alphabet naik lebih dari 1 persen. Sedangkan saham Tesla melonjak lebih dari 2 persen. Saham Netflix naik lebih dari 3 persen.

Investor sedang bersiap untuk menutup semester pertama terbaik untuk Nasdaq dalam 40 tahun. Hal ini seiring investor memanfaatkan gelombang optimisme seputar kecerdasan buatan yang secara signifikan mendukung segelintir saham teknologi kapitalisasi besar. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 14 persen dan hampir 30 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya