Pertamina Geothermal Energy Bidik Tambahan Kapasitas Terpasang Kelola Panas Bumi hingga 1 GW

Pertamina Geothermal Energy berkomitmen (PGEO) mengembangkan potensi panas bumi. Perseroan bidik kapasitas terpasang yang ditambah 340 MW dalam dua tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jul 2023, 21:45 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 21:45 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten berkode PGEO siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)
Mengelola potensi panas bumi menjadi prioritas utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dalam dua tahun ke depan. (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Liputan6.com, Jakarta - Ekspansi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk  (PGEO) atau disebut PGE dalam mengelola potensi panas bumi menjadi prioritas utama dalam dua tahun ke depan.

Dengan kekuatan yang disokong dari 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan satu Wilayah Kerja Penugasan, dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

PGE menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola secara langsung menjadi 1 gigawatt (GW). Dari 672 MW kapasitas terpasang, Pertamina Geothermal Energy  akan menambah 340 MW dalam dua tahun mendatang.

Penambahan 340 MW akan didapatkan dari proyek-proyek yang sudah siap dieksekusi seperti Hulu Lais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW, Lumut Balai (Unit 2) sebesar 55 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing seperti Hululais, Lumut Balai, Ulubelu dan Lahendong.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi juga menuturkan, untuk mencapai target 1 GW, PGE mengimplementasikan strategi quick wins melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi binary (co-generation) serta pemanfaatan electrical submersible pump (ESP).

"Pulau Sumatra dan Jawa sendiri memiliki potensi sumber daya panas bumi sebesar ~17,4 GW. Sebagai pulau yang paling banyak memiliki industri di Indonesia, panas bumi memiliki potensi untuk menjadi sumber daya utama baseload hijau untuk sektor industri. Melihat potensi yang besar, PGE berkomitmen untuk memaksimalkan potensi tersebut serta akan mengeksplorasi wilayah lainnya," kata dia, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (13/7/2023).

Julfi menuturkan, dalam pengembangan potensi geothermal di Indonesia ini PGE memiliki dua tantangan, yaitu secara komersial dan teknologi. Namun tantangan pengembangan panas bumi tersebut, kata dia, sudah berhasil dihadapi dengan baik oleh PGE melalui maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

 

Strategi PGE

Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

Untuk mengoptimalkan peluang komersial tersebut, PGE mengembangkan produksi green hydrogen, serta produksi green methanol.

Selanjutnya lagi adalah optimalisasi pemanfaatan sumber geothermal selain dari listrik, misalnya dari steam dan brine untuk pemanas, geotourism, pengering untuk keperluan agrikultur, ekstraksi silika, meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan secondary product di Pulau Sumatera.

"Semua rencana yang sudah disiapkan PGE ini merupakan bentuk dukungan terhadap roadmap pemerintah dalam meningkatkan peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional, yaitu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemimpin kapasitas panas bumi di dunia dengan kontribusi sebesar 28% dalam rangka mencapai Net Zero Emission," kata Julfi.


Sementara itu sepanjang gelaran Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023, PGE menyiapkan sejumlah kerjasama strategis dengan beberapa pihak untuk dapat mendukung peningkatan produksi, ekspansi bisnis, serta tentunya pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. 

"Ke depan, kami juga mengupayakan untuk bermitra dengan mitra-mita strategis internasional yang memiliki visi yang sejalan dengan PGE untuk mengembangkan potensi panas bumi guna memberikan akses ke energi bersih yang andal dan terjangkau untuk terus memajukan Perseroan serta industri EBT Tanah Air" tutur Julfi.

 

PGE Bakal Tanda Tangani Kerja Sama Strategis demi Genjot Bisnis Panas Bumi di Indonesia

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan menandatangani kerja sama strategis untuk capai target pengembangan bisnis panas bumi di Indonesia. (Foto: Istimewa)
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan menandatangani kerja sama strategis untuk capai target pengembangan bisnis panas bumi di Indonesia. (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE bakal menandatangani sejumlah kerja sama strategis untuk mencapai target pengembangan bisnis panas bumi di Indonesia.

Hal itu akan direalisasikan dalam gelaran The 11th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (ConEx) 2023, yang dimulai 12 Juli -14 Juli 2023.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan, gelaran tersebut menjadi ajang mempromosikan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia, kegiatan ini merupakan momentum Pertamina Geothermal Energy untuk berlari lebih kencang dalam mengembangkan bisnisnya pada masa mendatang.

Untuk pengembangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Seulawah (Provinsi Aceh), Julfi mengatakan, PGE akan menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Selain itu, PGE juga melakukan kerja sama dengan Chevron New Energy International untuk South Sumatera Grid Resources Confirmation sebesar 900 MW.

Selain melakukan pengembangan WKP, ia menyebut, PGE juga akan bekerjasama dengan PT Kaishan Orka Indonesia dan PT Schlumberger Geophysics Nusantara. Kerjasama ini dilakukan sebagai langkah strategis optimalisasi teknologi menggunakan binary technology dan steam recovery method.

Selain itu, untuk terus mendorong komersialisasi karbon pada produksi listrik bisnis geothermal, PGE juga akan mengumumkan kerja samanya dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga. 

"Semua kerja sama yang dilakukan di PGE di ajang EBTKE ConEx akan semakin mengukuhkan peran kami sebagai world class green. Hal ini merupakan upaya nyata kami dalam mencapai target kapasitas terpasang yang dikelola oleh PGE (installed capacity, own operations) sebesar 1 Gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan,” kata dia dalam keterangan resminya, Rabu (12/7/2023).

 

EBTKE ConEx 2023

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)
Langkah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dinilai sangat positif bagi perusahaan.

Pada acara EBTKE ConEx 2023 ini, sejumlah pejabat tinggi negara akan hadir. Kegiatan ini diresmikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jendral EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan (METI) Wiluyo Kusdwiharto, dan Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023 Eka Satria.

Indonesia EBTKE ConEx ini merupakan gelaran kegiatan yang mengangkat isu terkait energi baru terbarukan dan konservasi energi. Ajang ini menjadi wadah mempromosikan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.

Menurut Julfi, PGE memandang strategis gelaran EBTKE ConEx karena ajang ini menyediakan forum bagi para pelaku industri EBT untuk berbagi ilmu serta memamerkan penerapan dan inovasi teknologi energi hijau, memfasilitasi konektivitas bisnis. Pada ajang ini, Julfi juga akan menjadi salah satu pembicara pada forum EBTKE ConEx. 

“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi, PGE akan membicarakan peran panas bumi di masa depan, pendorong utama, dan hambatan pertumbuhan industri panas bumi di Indonesia,” imbuhnya.

 

Poster Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah)
Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya