Liputan6.com, Jakarta PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 7.400-7.600 pada akhir 2023 dengan catatan dari sisi EPS growth bisa mencapai 10-14 persen.
Adapun yang dimaksud dengan EPS growth adalah tingkat pertumbuhan laba per saham dari satu periode ke periode berikutnya.
“Mereka lihat ini (IHSG) mau nembus 7.000 aja susah banget, pernah turun Maret ke 6.500, tertinggi pernah tembus di atas 7.000 September, karena gonjang ganjing oil prices dan sebagainya koreksi di 6.900,” kata CEO Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi dalam konferensi pers, Rabu (4/10/2023).
Advertisement
Menurut ia, IHSG bisa menyentuh 7.400-7.600 jika perusahaan dengan kapitalisasi pasarnya besar mencapai EPS growth sebesar 10-14 persen.
Sedangkan, untuk 2024, jika EPS growth dari perusahaan Top 100 di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 9-13 persen, maka IHSG bisa berada di kisaran 8.000-8.300.
Sementara itu, Lilis menyebutkan, di tengah kondisi Amerika Serikat, China, perang, volatilitas global akan semakin tinggi. Sehingga, kondisi tersebut sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap pasar modal Indonesia.
“Makanya kita lihat indeks flat-flat aja walaupun asing juga keluar enggak jor-jor an outflow sekitar Rp 3 triliun. Sedangkan (arus dana masuk asing terhadap pasar) obligasi Rp 67 triliun sepanjang tahun ini,” kata dia.
Meski demikian, dari sisi domestik masih relatif stabil. Misalnya, PDB solid, inflasi juga dan mata uang pun relatif stabil.
Namun, di tengah volatilitas yang tinggi pada saat ini, Batavia Prosperindo Aset Manajemen merekomendasikan saham perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar alias bigcap.
Untuk sektor saham pilihannya, Lilis memilih tiga sektor yang dinilai masih prospektif, yaitu bank kakap (bigbanks), infrastruktur (telekomunikasi, menara telekomunikasi), dan juga consumer staples.