Sektor Saham Konsumer Menadah Berkah saat Tahun Pemilu

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia menuturkan, saham konsumer pada 2023 diuntungkan oleh kondisi ekonomi domestik yang mulai membaik.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Des 2023, 11:03 WIB
Diterbitkan 08 Des 2023, 11:03 WIB
Sektor Saham Konsumer Menadah Berkah saat Tahun Pemilu
Sektor saham konsumer bakal menadah berkah hingga akhir tahun ini. Sebab, kondisi ekonomi domestik mulai membaik dan inflasi masih terkendali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor saham konsumer bakal menadah berkah hingga akhir tahun ini. Sebab, kondisi ekonomi domestik mulai membaik dan inflasi masih terkendali. 

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia menuturkan, saham konsumer pada 2023 diuntungkan oleh kondisi ekonomi domestik yang mulai membaik. 

Terlebih, inflasi di Indonesia masih dalam kondisi yang terjaga, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38% (mtm) dan secara tahunan menjadi 2,86% (yoy), kemudian juga ada Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober secara tahunan tumbuh 1,8% (yoy). 

"Prospek saham konsumer sendiri juga memiliki sentimen positif di tengah biasanya ada bonus akhir tahun, yang artinya ada kesempatan bagi konsumen untuk belanja lebih banyak dan emiten berharap hal itu akan mendorong kinerja di kuartal IV,” kata Cindy kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (8/12/2023).

Ia melanjutkan, dampak kampanye sudah dimulai terhadap sektor saham konsumer, karena pemilu pun sudah tinggal kurang lebih dua bulan lagi. 

Bagi investor, Cindy merekomendasikan saham ICBP dan MYOR untuk dapat dipertimbangkan pada 2023. 

Ia merekomendasikan beli saham ICBP dengaan target harga Rp13.600 per saham (P/E 16,3x) dengan potensi kenaikan sebesar 29,5%. Adapun, risiko utama dari rekomendasi NH Korindo adalah depresiasi mata uang Rupiah, kenaikan harga bahan baku, dan penurunan permintaan produk.

Selain itu, ia juga merekomendasikan beli saham MYOR dengan target harga Rp 3.200 per saham (P/E 23,6x) dan memiliki potensi kenaikan sebesar 31,7%. Adapun, risiko utama rekomendasi ini antara lain kenaikan harga bahan baku, daya beli konsumen, dan penurunan permintaan produk.

 

 

 

 

Katalis Positif

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, secara historikal, emiten-emiten konsumer mendapatkan katalis positif dengan adanya pemilu atau tahun politik. Hal itu didorong oleh daya beli untuk beberapa agenda politik, salah satunya kampanye. 

"Secara historikal, menjelang Pemilu (tahun politik) emiten konsumer mendapatkan katalis positif, di mana emiten-emiten tersebut terdorong dari sisi daya beli untuk beberapa agenda politik, seperti kampanye dan sebagainya,” kata dia. 

Bagi para investor, Herditya merekomendasikan saham AMRT, HMSP, dan ULTJ menjelang pemilihan umum (pemilu).

Meneropong Kondisi Pasar Modal pada Tahun Politik

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) mencermati kondisi pasar modal pada tahun politik bisa tetap solid. Ini mengingat, ada potensi penurunan suku bunga pada 2024.

Direktur Ashmore AM, Steven Satya Yudha mengatakan, pihaknya memiliki optimisme yang sifatnya balance. Hal pertama yang kritikal untuk pasar modal adalah siklus suku bunga. 

"Kami melihat di mana suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat telah mendekati puncak, dan ini menjadi kunci penting pergerakan pasar modal di negara-negara berkembang untuk tahun 2024," kata Steven dalam paparan publik, Kamis (16/11/2023). 

Dia bilang, pada saat siklus suku bunga sudah mencapai puncak dan mengalami penurunan, pihaknya percaya investasi akan mulai kembali masuk di negara-negara berkembang. 

Menurut ia, faktor fundamental domestik tetap berada dalam arah yang stabil di mana pertumbuhan ekonomi masih bisa dipertahankan di kisaran 4,8 sampai 5 persen. Selain itu, inflasi juga relatif terkendali. 

Dengan demikian, ia mencermati pasar modal Indonesia bisa mencetak kinerja yang lebih baik. Artinya, kinerja pasar modal Tanah Air berpotensi memiliki prospek yang cerah pada tahun politik. 

"Terkait dengan politik sendiri kami percaya bahwa kalau kita melihat secara historis pemilu-pemilu yang terjadi tahun 2019-2014 tersebut akan berdampak positif pada pergerakan pasar modal dan gairah investor untuk berinvestasi," kata dia.

Alhasil, Ashmore Asset Management Indonesia pun optimistis menghadapi tahun politik terutama di ranah pasar modal. 

 

BEI Optimistis Pasar Modal Bergairah Selama Tahun Politik

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kondisi pasar modal Indonesia bakal bergairah selama tahun politik. Ini mengingat secara historis kondisi pasar modal solid jelang pemilihan umum (pemilu). 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan, berdasarkan hasil analisis pemilu sebelumnya, pasar modal itu bergairah pada saat beberapa bulan sebelum pemilu dan selama tahun pemilu. Dengan demikian, BEI berharap gairah itu akan terus berlangsung.

"Dengan mengaca kepada pemilu-pemilu sebelumnya kita selalu bagus, pasar baik, kondisi stabil untuk perekonomian dan politik. Sehingga, pasar modal sendiri tetap bergairah kami harapkan di tahun ini dan tahun depan bergairah. Kami optimis perkembangan akan positif,” ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023). 

Di sisi lain, ia mengatakan, terdapat sejumlah sektor yang akan mendapat angin segar dari pemilu 2024, yakni sektor infrastruktur hingga konsumer. 

"Cuma pasti yang banyak berhubungan dengan pemilu mungkin dari sektor infrastruktur, konsumer,” kata dia. 

Sebelumnya diberitakan, pada musim pemilu ada dua macam sudut pandang yang sering ditunjukkan oleh investor. Sebagian investor berpendapat musim pemilu dikaitkan dengan meningkatnya risiko pasar karena ada kemungkinan risiko perubahan kebijakan atau kemungkinan resiko ketidakstabilan politik.

Namun, ada juga investor yang melihat musim pemilu sebagai “pesta demokrasi”yang akan membuat roda perekonomian berjalan lebih baik ditopang oleh peningkatan angka konsumsi domestik.

Syailendra Capital menyebut dua macam sudut pandang di setiap kasus memang lumrah terjadi karena terbaginya opini antara investor yang memiliki profil risiko konservatif dan agresif. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya