Liputan6.com, Jakarta - Emiten properti PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan kinerja negatif sepanjang 2023. PPRO mencetak rugi di tahun 2023 padahal pada tahun sebelumnya mampu mencetak laba.
Dikutip dari laporan keuangan yang PP Properti yang disampaikan kepada otoritas bursa, Jumat (12/4/2024), perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 1,28 triliun pada 2023. Angka ini berkebalikan dengan periode setahun sebelumnya atau pada 2022 yang mampu mencetak laba Rp 24 miliar.
Padahal hasil penjualan PPRO sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1,981 triliun. Angka ini tumbuh 16,2 persen dibanding periode 2022 yang sebesar Rp 1,704 triliun. Penopang kenaikan penjualan ini adalah penjualan tanah terbang 22.200 persen secara tahunan menjadi Rp 1,78 triliun pada 2023.
Advertisement
Sedangkan pendapatan properti tumbuh 3,09 persen secara tahunan menjadi Rp 200,73 miliar. Sayangnya, penjualan rumah susun anjlok 85,4 persen secara tahunan menjadi Rp 219,2 miliar.
Sayangnya, beban pokok penjualan melonjak 32,05 persen secara tahunan menjadi Rp 1,928 triliun pada 2023. Dampaknya, laba kotor terpangkas 78,1 persen secara tahunan menjadi Rp 53,091 miliar.
Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2023, PPRO mencatatkan beban keuangan sebesar Rp 983 miliar. Angka tersebut melonjak tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 121 miliar.
sebagai salah satu anak perusahaan BUMN terkemuka PT PP (Persero) Tbk mengembangkan tiga lini bisnis yaitu Residensial, Mall dan Edutainment, Hotel yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain fokus pengembangan bisnis, PT PP Properti Tbk juga konsisten dalam mencapai pertumbuhan maksimal dengan komitmen mewujudkan Good Corporate Governance.
Melihat Prospek Bisnis PP Properti pada Tahun Politik
Sebelumnya, emiten pengembang properti, PT PP Properti Tbk (PPRO) meyakini bisnis properti bakal memiliki prospek yang cerah pada tahun pemilihan umum (pemilu) 2024.
Direktur Utama PP Properti Daniel Rinsani menuturkan, tahun politik diperkirakan memberikan dampak pada sejumlah sektor dan segmen pasar tertentu. Persiapan pemilu 2024 diprediksi akan memberikan dorongan juga terutama pada sektor hotel yang kemudian diikuti oleh sejumlah MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
"Seperti yang kita ketahui, salah satu portfolio di PP Properti juga ada recurring, mal, dan hotel dan ini menjadi peluang sebenarnya bagaimana kita bisa menarik dan okupansi dari hotel kita," kata Daniel dalam paparan publik secara virtual, Kamis (28/12/2023).
Ia melanjutkan, Perseroan pun dengan penuh antusias menyambut 2024 sebagai periode yang penuh optimisme. Perseroan akan mengoptimalkan portfolio aset yang dimiliki seperti hotel, komersial, apartemen, dan perumahan.
"Kami juga akan terus memantau secara cermat pasar properti selama tahun 2024 dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan properti yang sesuai dengan permintaan pasar," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PP Properti Deni Budiman mengaku optimistis penjualan PPRO akan meningkat di kisaran 30-40%. Kenaikan penjualan tersebut diharapkan bisa terjadi pada 2024 seiring dengan rencana serah terima dari proyek PPRO.
Advertisement
4 Proyek Serah Terima
Ia melanjutkan, ada sekitar empat proyek yang akan dilakukan serah terima pada 2024 dan ia juga berharap tahun politik tidak terlalu berpengaruh terhadap bisnis PPRO.
"Kemudian, target penjualan kurang lebih ada kenaikan sekitar 30-40% untuk tahun 2024," kata Deni.
Dalam rangka menjalankan bisnisnya, PP Properti telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi 2024. Mulai dari menargetkan peningkatan kas operasi, fokus pada penjualan lahan dan divestasi saham, fokus pada peningkatan pemasaran residensial, serta fokus pada peningkatan pendapatan hospitality.
Selain itu, PPRO juga bakal fokus meningkatkan jumlah tenant komersial dan selektif dengan pengembangan proyek baru.