Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart menyiapkan capital expenditure (Capex) sepanjang 2024 di angka Rp 4,5 triliun. Emiten dengan kode saham AMRT ini optimistis dengan dana tersebut bisa membuka 1.000 gerai baru.
“Kami fokus membuka 1.000 gerai, dengan persentase paling besar berada di luar Pulau Jawa. Dengan capex berkisar Rp 4,5 triliun,”ungkap Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Widian, ditulis Jumat (17/5/2024).
Baca Juga
Untuk realisasinya, Tomin mengungkapkan, pada kuartal I 2024 dari capex sebanyak Rp 4,5 triliun, sudah digunakan berkisar Rp 1 triliun. Dana tersebut diperuntukan untuk pembukaan gerai baru Alfamart serta memperpanjang sewa gerai lama.
Advertisement
Di samping itu juga, capex akan digunakan untuk membuka dua gudang baru di daerah Gorontalo. Sehingga, diharapkan mampu mengangkat kembali kinerja perusahaan di 2024.
Gerai Tumbuh 9% di 2023
Sementara, Tomin juga menjelaskan, gerai Alfamart dan entitas anak sepanjang 2023 tumbuh sekitar 9% atau sebanyak 1.872 gerai. Sehingga, bila ditotal, gerai di bawah Sumber Alfaria Trijaya mencapai 22.670 gerai.
“Terdiri dari 19.087 gerai milik perseroan dan 3.583 gerai milik entitas anak, ini sudah termasuk dengan gerai stock point untuk pelayanan Alfa Gift,”tutur Tomin.
Dilain pihak, Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya Anggara Hans Prawira mengatakan, pihaknya secara konsisten mengutamakan penerapan prinsip tata Kelola perusahaan latau Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan bisnisnya.
“Laporan keuangan, kebijakan dan prosedur Perseroan dipublikasikan secara terbuka dan dapat diakses oleh public,”katanya.
Siapa Pemegang Saham Terbesar dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk?
Sebelumnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) bergerak dalam bidang distribusi eceran produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket dengan nama Alfamart.
Sumber Alfaria Trijayadidirikan pada Desember 1989 oleh oleh Djoko Susanto dan keluarga, yang kemudian menjual mayoritas kepemilikannya kepada PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) pada Desember 1989. Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), pemegang saham terbesar PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk saat ini adalah PT Sigmantara Alfindo dengan porsi 53,19 persen.
PT Sigmantara Alfindo atau lebih dikenal dengan nama AlfaCorp merupakan perusahaan investasi terkemuka yang bergerak bidang ritel, makanan dan minuman, properti dan lain-lain. Selain Alfamart, perusahaan yang juga digagas oleh Djoko Susanto itu menaungi Alfamidi , DAN+DAN, Lawson, Alfaland, Omega Hotel Management dan Universitas Bunda Mulia.
Pemegang saham lain dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yakni Feny Djoko Susanto dan Budiyanto Djoko Susanto selaku Komisaris perseroan dengan porsi masing-masing 0,64 persen dan 0,33 persen. Lalu ada Direktur perseroan, Harryanto Susanto yang mengempit 0,46 persen saham AMRT.
Sisanya sebesar 45.38 persen merupakan kepemilikan masyarakat non warkat. Pada awal berdirinya, bisnis PT Alfaria Trijaya Tbk bukan minimarket seperti sekarang ini, melainkan distribusi produk-produk rokok Sampoerna. Dalam perkembangannya, perusahaan ini juga memiliki anak usaha seperti PT Alfa Retailindo yang mengelola bisnis swalayan bernama Alfa Supermarket.
Sebagai bagian pengembangan usaha ritel Alfa Retailindo, pada 27 Juli 1999, didirikan PT Alfa Mitramart Utama yang 51 persen kepemilikannya dipegang perusahaan tersebut. Alfa Mitramart Utama bergerak di bisnis minimarket dengan merek "Alfa Minimart", yang gerai pertamanya berlokasi di Karawaci, Tangerang dan dibuka pada 18 Oktober 1999.
Advertisement
Jejak Penting Alfamart
Pada 27 Juni 2002, PT Sumber Alfaria Trijaya menjual mayoritas kepemilikannya di Alfa Retailindo kepada perusahaan milik Djoko, PT Sigmantara Alfindo. Saham Sumber Alfaria yang tersisa di Alfa Retailindo kemudian dialihkan ke induknya, HM Sampoerna. Lalu pada 1 Agustus 2002, Alfa Minimart (PT Alfa Mitramart Utama) dilepaskan dari Alfa Retailindo dan menjadi anak usaha langsung PT Sumber Alfaria Trijaya.
Saat itu, Alfa Minimarket sudah memiliki 141 gerai, dan belakangan PT Sumber Alfaria Trijaya mengganti usaha utamanya dari perdagangan dan distribusi berbagai macam produk menjadi pengendali baru gerai-gerai Alfa Minimart. Di tanggal 1 Januari 2003, toko-toko Alfa Minimart berganti nama menjadi Alfamart.
Alfamart mencatatkan jejak penting lainnya dengan menawarkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2009. Perseroan mencatatkan saham perdana pada 15 Januari 2009 di BEI. Saat itu, perseroan melepas harga saham perdana Rp 395 per saham.