Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp 10 triliun, di mana dana yang telah direalisasikan mencapai Rp 7,7 triliun.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/6/2024), Direktur Keuangan Harita Nickel, Suparsin Darmo Liwan menjelaskan sebesar Rp 825 miliar dana IPO digunakan untuk membayar seluruh utang ke PT Harita Jayaraya.
Baca Juga
Kemudian, Rp 893,28 miliar digunakan untuk membayar seluruh utang ke PT Dwimuria Investama Andalan. Adapu Rp 2,21 triliun digunakan untuk membayar seluruh utang ke OCBC dan OCBC NISP.
Advertisement
Selanjutnya, Rp 130,74 miliar digunakan NCKL untuk membayar seluruh outstanding fasilitas term loan 1 dan fasilitas term loan 3 kepada OCBC NISP. Lalu, sebanyak Rp 123,94 miliar digunakan untuk alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex).
Sebanyak Rp 3,07 triliun digunakan sebagai setoran modal dan pinjaman ke entitas asosiasi dan entitas anak. Terakhir, sebanyak Rp 393,42 miliar digunakan untuk modal kerja.
Terakhir, perseroan menyisakan dana IPO sebanyak Rp 2,04 triliun. Dana sisa hasil IPO ini ditempatkan NCKL dalam bentuk instrumen giro pada 3 bank berbeda.
Dividen
Sebelumnya PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), menyetujui untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29 Tahun 2023, Perseroan akan mengalokasikan maksimal sebesar Rp 1 triliun untuk rencana pembelian kembali saham ini, dengan jangka waktu pelaksanaan dalam 12 (dua belas) bulan setelah diperolehnya persetujuan.
Soal Right Issue
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy mengatakan aksi pembelian saham kembali ini karena harga saham perseroan saat ini tidak mencerminkan kondisi perseroan saat ini.
“Karena ini, manajemen merencanakan buy back sampai sebesar-besarnya Rp 1 triliun dengan waktu 1 tahuN ke depan sejak disetujui,” kata Roy dalam Public Expose, Kamis (27/6/2024).
Terkait rencana Right Issue, Roy menjelaskan ada 3 investor strategis yang sudah menyelesaikan proses due diligence dengan perseroan.
“Selanjutnya kami dalam tahap diskusi kondisi-kondisi permintaan untuk masuk jadi pemegang saham di NCKL,” jelasnya.
Advertisement
Kinerja Harita Nickel
Harita Nickel juga memaparkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan, serta berbagai proyek pengembangan yang sedang berjalan.
Pada kuartal pertama tahun 2024, produksi tambang mencapai 5,88 juta wet metric ton (wmt), meningkat 38% dari periode yang sama di tahun sebelumya.
Produksi tambang berasal dari 2 tambang yang telah beroperasi (PT. TBP dan PT. GPS) dimana tiga tambang lainnya (PT. JMP, PT. OAM dan PT. GTS) masih dalam tahap eksplorasi.