Liputan6.com, Jakarta - PT RMK Energy Tbk (RMKE) akuisisi 3 tambang di Jambi melalui pembelian saham yang dilakukan PT Nusantara Bara Tambang (NBT), anak usaha yang dimiliki secara tidak langsung dengan kepemilikan saham sebesar 55%.
Transaksi akuisisi dilakukan pada 16 Juli 2024 dengan menandatangani perjanjian jual beli saham oleh Nusantara Energy Limited (NEL) dan Nusantara (Luxembourg) SARL (NS) selaku penjual bersama dengan NBT selaku pembeli.
NBT akan akuisisi seluruh saham NEL dan NS pada PT Artha Nusantara Mining (ANM) dan PT Artha Nusantara Resources (ANR) dengan nilai transaksi sebesar USD 80 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. ANM dan ANR memiliki 3 anak usaha tambang PT Sinar Anugerah Sukses (SAS), PT Anugerah Jambi Coalindo (AJC) dan PT Bakti Sarolangun Sejahtera (BSS).
Advertisement
Ketiga tambang ini berlokasi di Jambi dan memiliki resources 537,7 juta ton batu bara dengan proven reserves sekitar 180 juta ton batu bara pada stripping ratio 3:1. Ketiga tambang tersebut secara total telah memproduksi batu bara sebesar 700 ribu MT batu bara pada 2023.
Bersama dengan grup usahanya, RMKE akan membangun beberapa fasilitas logistik yang terintegrasi seperti di area operasional Perseroan di Sumatera Selatan. Ketiga tambang tersebut akan terintegrasi dengan hauling road sepanjang 109 km, stockpiles, loading conveyor, hingga pelabuhan (jetty).
Direktur Utama RMK Energy, Vincent Saputra mengatakan transaksi akuisisi 3 tambang ini merupakan salah satu bentuk implementasi strategi RMKE untuk mendiversifikasi area geografis operasionalnya dengan melihat peluang di luar Sumatera Selatan.
Peluang Optimalkan Produksi Batu Bara
Dia melihat Jambi memiliki peluang besar untuk dioptimalkan produksi batu bara dengan pembangunan infrastruktur yang lebih terintegrasi. Sama halnya dengan kendala di Sumatera Selatan, RMKE hadir sebagai solusi logistik batu bara dengan fasilitas yang lebih terintegrasi untuk mengoptimalkan volume produksi.
"Berbekal pengalaman yang telah kami lakukan di area Sumatera Selatan, kami yakin dapat mengoptimalkan potensi batu bara di Jambi dan berkontribusi pada kinerja operasional dan keuangan RMKE ke depannya,” kata Vincent dalam keterangan resmi, Jumat (19/7/2024).
Direktur Operasional RMK Energy, William Saputra juga menjelaskan dengan kondisi cuaca yang semakin ramah pada semester kedua tahun ini, volume segmen jasa dan penjualan batu bara pada bulan Juni 2024 terus meningkat signifikan. Volume muatan batu bara ke tongkang pada Juni mencapai volume tertinggi selama RMKE beroperasi.
"Dengan operasional di Sumatera Selatan yang telah membaik signifikan dan potensi revenue generator baru yang berasal dari ekspansi usaha RMKE di Jambi, kami sangat optimistis menjaga pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan, tidak hanya RMKE saja namun juga RMK Grup Indonesia," ujar William.
Dengan transaksi akuisisi 3 tambang ini, akan mendukung RMKE untuk meningkatkan produksi batu bara in-house hingga 2,2 juta MT atau meningkat sebesar 1,2 juta MT dari produksi in-house tahun lalu. "Dengan produksi batu bara in-house yang meningkat, Perseroan optimistis dapat menjual batu bara sebesar 3,3 juta MT pada tahun ini,” tambah William.
Advertisement
Rekor, RMK Energy Angkut 916,8 Ribu MT Batu Bara pada Juni 2024
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) berhasil memuat 115 kapal dengan kapasitas volume sebesar 916,8 ribu MT batu bara pada Juni 2024, meningkat 53% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Volume ini merupakan yang tertinggi sepanjang RMKE beroperasi.
Hingga Juni 2024, Perseroan telah memuat 3,9 juta batu bara ke 495 kapal tongkang dan membongkar 1.627 rangkaian kereta dengan total kapasitas 4,04 juta MT batu bara. Volume muatan kapal tongkang dan bongkaran kereta ini telah mencapai target tahun 2024 masing-masing sebesar 42% dan 40%.
Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batu bara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang dikelola dengan rata-rata waktu 3 jam per kereta hingga periode Juni 2024.
Sejalan dengan upaya manajemen waktu, penggunaan bahan bakar menurun sebesar 14,0% yoy sampai akhir Juni 2024. Sehingga rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara lebih efisien dari 0,88 liter per MT pada tahun lalu menjadi 0,84 liter per MT atau lebih efisien sebesar 5,0% yoy.
Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, Vincent Saputra mengatakan bahwa pada kuartal kedua tahun ini cuaca semakin ramah. Bersamaan dengan itu, volume segmen jasa dan penjualan batu bara pada bulan Juni 2024 berlanjut meningkat signifikan.
“Kinerja operasional bulan Juni sangat positif, bahkan volume muat batu bara ke tongkang bulan ini mencapai volume tertinggi selama RMKE beroperasi. Semoga kondisi cuaca semakin membaik di bulan-bulan berikutnya, sehingga kami dapat mencapai target tahun ini pada semester kedua tahun 2024,” kata Vincent, dikutip Rabu (9/7/2024).
Penjualan Batu Bara
Dari segmen penjualan batu bara, perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 1,2 juta MT batu bara hingga Juni 2024 dengan pertumbuhan 6,5% yoy. Pertumbuhan volume penjualan batu bara ini ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 92,4 ribu MT batu bara pada bulan Juni 2024 atau meningkat sebesar 31,8% MoM atau telah mencapai target tahun ini sebesar 30,7%.
Peningkatan volume produksi batu bara pada bulan Juni ini didukung oleh kondisi cuaca yang mulai membaik pada kuartal kedua 2024. Tidak hanya TBBE saja, produksi tambang-tambang di area Sumatera Selatan juga membaik sehingga volume muatan loading tongkang RMKE juga mengalami peningkatan. Hingga Juni 2024, RMKE telah mencapai target penjualan batu bara tahun 2024 sebesar 34,1%.
Dengan kinerja operasional yang membaik, Vincent menilai kondisi tersebut akan berdampak positif bagi kinerja keuangan pada kuartal II tahun ini. RMKE juga akan mengembangkan usaha logistik batu bara di luar area Sumatera Selatan pada tahun ini dengan kolaborasi bersama tambang-tambang baru.
"Dengan peluang ekspansi di luar Sumatera Selatan dan kolaborasi yang lebih banyak, kami semakin optimistis untuk dapat menjaga pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan,” pungkas Vincent.
Advertisement
RMK Energy Siapkan Belanja Modal Rp 300 Miliar pada 2024
Sebelumnya, PT RMK Energy Tbk (RMKE) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 155,7 miliar atau setara dengan 45,5 persen dari total belanja modal 2023. Selain itu, RMKE menargetkan belanja modal Rp 300 miliar pada 2024.
Direktur Keuangan RMK Energy, Vincent Saputra menuturkan, belanja modal tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara.
Kemudian, RMKE menargetkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 300 miliar untuk pembangunan infrastruktur berjalan dan fasilitas jasa logistik batu bara.
"Kalau kami di tahun depan tetap fokus pengembangan infrastruktur karena memang kita melihat infrastruktur ini menjadi kunci apalagi harga batu bara sudah ternormalisasi," kata Vincent dalam konferensi pers, Kamis (2/11/2023).
Tak hanya itu, RMKE juga meyakini pembuatan infrastruktur yang lebih efisien pihaknya dapat mengurangi biaya untuk para penambang yang ingin menggunakan jasa. Sehingga dapat meningkatkan produksi batu bara secara total.
Di sisi lain, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen YoY.
Hal ini disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batu bara.